- Back to Home »
- Belajar Menjadi Ibu Profesional »
- NHW MIIP #8: Misi Hidup dan Produktivitas
Posted by : Fatinah Munir
25 July 2018
Misi Hidup dan Produktivitas
Bunda, setelah di materi #8 kita belajar
tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas
keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara
teknis sebagai berikut:
Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang
sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)
Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan BE-DO-HAVE ini. Mental seperti apa yang
harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE) Apa yang
harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ? (DO) Apa yang
akan anda lakukan apabila anda sudah memiliki yang anda harapkan? (HAVE)
Perhatikan 3 aspek dimensi waktu berikut dan
isilah. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime
purpose). Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic
plan). Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun (new year
resolution) Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH
atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
Tim Matrikulsi IIP
***
Agak kurang semangat sebenarnya melewati pekan kedelapan di
kelas matrikulasi ini. Bukan karena materinya yang tidak menarik, tapi saya
pikir karena masalah dari dalam diri saya sendiri. Bahkan semangat ini
mengendur di hampir setiap aktivitas saya, kecuali saat sudah di kelas, di
depan murid-murid besar saya. Alhamdulillah semangatnya masih sama seperti
sebelum-sebelumnya, masih stabil. Setelah sediit saya telisik, sepertinya
semangat yang mengendur untuk ikut kelas IIP, mengerjakan tugas, dan
mengerjakan hal lainnya ini karena kesehatan saya yang beberapa hari lalu
menurun.
Alasan
lainnya karena tampaknya saya rindu aktivitas saya yang dulu, mengikuti
berbagai aktivitas di luar rumah, bertemu banyak orang. Di bandingkan dengan
sekarang, saya memilih menghabiskan banyak waktu untuk berdiam diri di dalam
rumah bersama ibu dan kakak. Tapi hasilnya saya merasa tidak melakukan apa-apa
dan ingin bertemu banyak orang, meskipun saya tidak selalu terlibat dan menjadi pusat
perhatian di sana.
Well,
bismillah! Setelah membaca review tugas sebelumnya, membaca materi baru dan
resume diskusinya, membaca tugas dan diskusinya, lalu membaca lagi tugas saya
sebelumnya di NHW #7, saya tutup dengan membuka beberapa referensi di internet
tentang tugas kali ini. Fiuh! Semuanya saya lakukan dengan separuh hati dan
badan. T_T Hiks. Maafkan saya, Uni Trisa. Saya akan coba membuat tugas
kedelapan ini!
\(T_T )/~~~
Setelah di
materi sebelumnya tentang produktivitas sekarang saatnya berlatih menemukan
misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga di NHW #8 ini. Untuk
mengerjakan tugas ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkan misi hidup
ini secara teknis sebagai berikut.
Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah ditulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)
Agak sulit memilih satu aktivitas yang saya
suka dan saya bisa. Huhuhu T_T saya suka semua yang saya suka. Apalagi semuanya
berhubungan untuk mencapai misi hidup saya. Jadi menulis dua hal di sini. Saya
harap dua hal ini bisa saya maksimalkan hingga menembus batas saya. Saya
memilih mengajar murid autisme dan menulis hal-hal berkaitan dengan autisme dan
pendidikan khusus.
Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini!
Mental
seperti apa yang harus kamu miliki untuk menjadi seperti yang kamuinginkan ?
(BE)
Seperti yang saya sebutkan dalam tulisan tugas
sebelum-sebelumnya, saya ingin menjadi seorang pendidik murid-murid autisme
yang professional, yang bisa mengembangkan metode pendidikan, pengajaran, dan
pendampingan. Saya ingin melakukan banyak penelitian terkait keautistikan dan
menulis banyak buku tentang hal ini.
Karena saya ingin menjadi seorang pendidik,
peneliti, sekaligus penulis, saya pikir saya harus memiliki kemampuan mengajar yang baik agar saya bisa menjadi
seorang pendidik yang tidak hanya mengedepankan jenjang karier. Untuk menjadi
seorang pendidik sekaligus peneliti, saya harus memiliki kemampuan mengobservasi setiap anak dengan cermat. Untuk
membersamai murid-murid autisme, kemampuan ini memang sangat dibutuhkan
berkali-kali lipat dengan kemampuan berkali-kali lipat juga dibandingkan dengan
mengajar murid-murid umum. Terlebih lagi dalam penelitian, saya pikir saya
sangat perlu memiliki kemampuan ini, mengobservasi dengan cermat dan apik.
Selanjutnya setelah mendidik dan meneliti,
saya perlu memiliki kemampuan menulis
dengan terstruktur untuk tujuan ilmiah maupun menulis dengan bahasa ringan.
Kedua kemampuan ini guna untuk menyampaikan segala temuan saya selama di kelas
dan untuk memaparkan hasil observasi. Kemampuan menulis secara terstruktur
membantu saya menuliskan penelitian dengan baik, sedangkan kemampuan menulis
dengan bahasa ringan yang saya miliki akan sangat membantu banyak orang tua dan
masyarakat awam memahami keautistikan melalui tulisan saya.
Apa
yang harus kamu lakukan untuk menjadi seperti yang kamuharapkan ? (DO)
Untuk menjadi seorang pendidik professional
dan memiliki tiga kemampuan yang saya tuliskan di bagian “Be”di atas, saya
sadar akan ada banyak hal yang harus saya lakukan. Beberapa hal ini saya sadari
juga adalah hal yang harus saya perjuangkan prosesnya. Tidak akan mudah, tapi
saya harus melewatinya. Semoga Allah SWT Melancarkan! Allahumma amiin.
Pertama
saya harus meningkatkan jam terbang saya dalam mengajar. Sudah
lama saya memutuskan hanya akan mengajar di satu tempat saya, yakni di tempat
sekarang saya mengajar. Saya sudah memutuskan untuk tidak menerima tawaran les
private atau semacamnya, karena saya ingin menyisihkan waktu untuk keluarga dan
mengembangkan diri di bidang lainnya. Oleh karena hal ini, saya harus
memaksimalkan waktu saya di kampus untuk membersamai murid-murid besar saya. Di
samping itu saya harus banyak membaca buku dan journal untuk memperbaharui
pengetahuan saya di bidang pendidikan. Saya juga harus mengikuti berbagai
diskusi pendidikan dalam bentuk seminar ataupun open discussion di offline dan
online.
Kedua,
bersamaan dengan ini saya juga harus memaksimalkan kemampuan saya untuk
mengamati setiap murid besar saya. Kendati hanya 5
hari sepekan dan membersamai keseluruhan 45 murid besar, saya harus
memaksimalkan waktu dan kemampuan saya untuk mengobservasi keunikasn setiap
keunikan mereka, menemukan minat, bakat, kesukaan, ketidaksukaan, dan kebutuhan
mereka secara beriringan. Tidak hanya untuk mendukung kemampuan saya mengajar,
kemampuan observasi ini sangat saya butuhkan untuk melakukan penelitian saya
nantinya.
Ketiga,
yang harus saya lakukan adalah menulis setiap hari.Saya
harus menulis satu tulisan per hari. Tulisan yang saya buat bisa berupa tentang
murid saya yang berdasarkan hasil observasi, berupa artikel pendidikan autisme,
ataupun terjemahan dari artikel yang say abaca. Satu tulisan per hari ini akan
saya posting di blog pribadi saya. Untuk tulisan yang belum siap
dipublikasikan, saya akan merapikannya untuk diposting esok harinya.
Keempat,
melanjutkan kuliah di luar negeri dan melakukan banyak penelitian. Bagian
ini adalah hal yang sangat saya dambakan dan nantikan pelaksanaannya. Kenapa
harus di luar negeri? Karena sedikit sekali universitas yang mengadakan sekolah
master untuk pendidikan khusus. Hanya ada dua universitas se-Indoensia. Di
samping itu, lebih banyak referensi yang dapat saya gunakan jika saya
melanjutkan kuliah di luar negeri. Seperti buku-buku dan jurnal penelitian yang
lebih banyak dan lebih mudah diakses, pusat-pusat pelayanan pendidikan khusus
yang tersedia di luar negeri, dan juga asosiasi peneliti yang sebidang dengan
ilmu saya juga sangat aktif di luar Indonesia.
Hah! Entah kenapa kalau berbicara tentang hal
ini seperti ada yang bergerak di hati saya, seperti ada yang tumbuh. Semakin
lama membicarakan hal ini, sesuatu itu akan semakin tumbuh dan membuat dada
saya penuh sesak. Agak sulit dideskripsikan seberapa besar keinginan saya untuk
melanjutkan kuliah di luar negeri. Saya hanya bisa mengatakan kalau saya yakin
suatu hari nanti saya bisa melakukan hal ini, kuliah luar negeri, di University
of Tsukuba, Jepang, ataupun di University of Birmingham, Inggris. Insya Allah!
Apa
yang akan kamu lakukan apabila sudah memiliki yang kamu harapkan? (HAVE)
Setelah menjadi pendidik professional, masih
sama seperti yang pernah saya jabarkan di tugas sebelumnya, saya ingin
mendirikan pusat pelayanan berbasis al-Qur’an untuk autisme baik yang anak-anak
ataupun dewasa. Di dalam pusat pelayanan inilah terdapat pelayanan pendidikan
dan pelatihan untuk autisme dengan pendekatan al-Qur’an. Bismillah!
Yang
ingin dicapai dalam kurun waktu kehidupan (lifetime purpose)
Dalam hidup ini ada tiga hal yang ingin saya
capai sesuai dengan Learning Design yang saya buat di NHW #5 lalu. Ketiga hal
itu adalah menjadi seorang pendidik professional untuk murid autisme, menjadi
ibu professional bersama dengan teman-teman Institute Ibu Profesional, dan
menjadi penghuni surga bersama keluarga saya tercinta.
Yang
ingin dicapai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan (strategic plan)
Untuk mencapai dan menjadi sesuai dengan
harapan saya, dalam 5-10 tahun ke depan saya ingin melakukan:
·
Melakukan research mandiri
·
Melakukan beberapa research sebagai
research student di University of Tsukuba
·
Lulus master pendidikan dari University
of Tsukuba
·
Menjadi dosen pendidikan autisme
·
Menerbitkan journal penelitian
·
Menerbitkan buku pendidikan khusus
(minimal 3 buku)
·
Menerbitkan buku terjemahan pendidikan
khusus (minimal 3 buku)
·
Mendirikan lembaga pelayanan
pendidikan autisme bersama beberapa rekan pendidik autisme
Yang
ingin dicapai dalam kurun waktu satu tahun (new year resolution)
·
Menikah, agar segera terlaksana misi
menjadi ibu professional. Hehehe ^^
·
Menulis 1 artikel per hari
·
Menerbitkan 1 buku pendidikan khusus
·
Mengadakan kelas guru setiap bulan
bersama kitainklusi
·
Lolos beasiswa research student di
University of Tsukuba
Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH
***
Seperti
biasa, untuk teman-teman pembaca yang
ingin lebih mengerti tentang NHW ini, di bawah ini saya menampilkan resume dari
diskusi yang kami lakukan di kelas.
Resume Diskusi
NHW #8
Pertanyaan 1
Bagaimana jika aktivitas di kuadran suka dan
bisa sangat bertolak belakang dengan kesibukan yg selama ini kita jalani.
Misalkan saat ini kita sibuk mengurus online shop tetapi di kuadran suka bisa,
kita ingin melakukan kegiatan bakti sosial. Mana yang didahulukan atau di
pelajari lebih dulu? Bagaimana cara mengatur waktunya? Terimakasih.
Jawaban 1
Kuncinya adalah manajemen waktu, Mbak :)
Sediakan waktu untuk mengurus online shop dan
melakukan kegiatan bakti sosial, bisa juga melakukan kegiatan bakti sosial di
hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Mengajak keluarga untuk ikut berpartisipasi agar
bisa bersama sama keluarga mengisi waktu luang dengan kegiatan positif :)
Pertanyaan 2
Bun, yang lifetime
purpose itu apakah sesuatu yang sifatnya sudah fixed atau tidak
berubah-ubah lagi atau bisa berubah sewaktu-waktu. Misalnya karena faktor
tertentu? Terimakasih.
Jawaban 2
Kita hanya bisa merencanakan, Mbak :) Allah
yang menentukan. Jadi sangat ada kemungkinan berubah sewaktu waktu karena beberapa
faktor.
Pertanyaan 3
Uni, mau tanya tentang pertanyaan bagian C
nomor 1. Ini jawabannya harus konkrit atau abstrak ya? Maksud saya pasti semua
ibu-ibu di sini tujuan kehidupan di akhirnya ingin jadi ibu dan istri yang
sukses, bahagia, solehah, dan lainnya yang sebenarnya sulit terukur. Atau yang
dimaksud jawaban konkrit bahwa nanti di akhir umur saya ingin ada legacy berupa
hal yang terlihat jelas gitu semacam; sekolah untuk anak-anak kurang mampu atau
punya perusahaan konveksi atau bakery atau apa gitu sesuai poin yang dipilih
sebelumnya. Soalnya saya sering jawab hal-hal abstrak, eh, ternyata maksudnya
hal-hal konkrit hahaha. Mohon pencerahannya.
Jawaban 3
Konkrit, Mbak. Detail dan bisa dicapai.
Iya, contohnya punya atau membuat sekolah
untuk anak - anak yang kurang mampu, dan sebagainya.
Pertanyaan 4
Saya mau Tanya di poin a dan b. Apakah harus
ambil salah satu ranah yang suka dan bisa.
Bagaimana jika dua atau lebih apakah boleh?
Jawaban 4
Saat ini ambil salah satu dulu, Mbak. Kalau
kata Bu Septi one bit a time, seriusan satu hal dulu sampai selesai, baru
pindah ke ranah lainnya.
@fatinahmunir | 25 Juli 2018