Posted by : Fatinah Munir 29 July 2019

Sejak lahir, manusia secara alamiah akan membentuk lingkaran-lingkaran hubungan dengan sekitarnya. Mulai dari hubungan yang terikat kekeluargaan, hubungan pertemanan, hingga hubungan yang terbentuk karena kepentingan kedua pihak. Berbagai jenis lingkaran hubungan ini, tanpa kita sadari, walaupun terjadi secara natural tetapi membutuhkan kemampuan untuk membentuknya. Beberapa kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan kognitif, sosial skills, dan life skills.


Pada individu berkebutuhan khusus, kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk membentuk lingkaran-lingkaran hubungan kerap kali menjadi hambatan bagi mereka. Atau pada teman-teman yang tidak memiliki kendala di kemampuan kognitifnya seperti teman-teman dengan hambatan fisik, self-esteem atau kepercayaan diri menjadi hambatan lainnya.  Karena berbagai hambatan tersebut, lingkaran hubungan yang umumnya untuk saling mendukung, memenuhi kebutuhan dasar sebagai manusia, dan salah satu sarana mengaktualisasikan diri menjadi lingkup yang sangat sulit dicapai oleh teman-teman bekebutuhan khusus. Dampaknya adalah teman-teman berkebutuhan khusus semakin sulit mendapatkan hak-haknya sebagai bagian dari komunitas di mana mereka berada.

Photo by Jon Tyson on Uns[lash.com

Judith Snow dan Circle Support


Pada tahun 1980-an (beberapa sumber menyebut di akhir 1970-an), seorang wanita berkebutuhan khusus menyadari hal ini. Judith Snow namanya. Judith adalah wanita asal Toronto, Kanada. Saat mencanangkan idenya, Judith sedang bekerja sebagai Direktur divisi Centre for Handicapped Students (Pusat Layanan Mahasiswa Berkebutuhan Khusus) di York University, Toronto. Sebagai wanita pengguna kursiroda, Judith mengkhawatirkan dukungan yang diberikan oleh lingkungannya kepada teman-teman berkebutuhan khusus seperti dirinya. Judith dibantu temannya yang bernama Marsha Forest dan Jack Pearpoint akhirnya mencetuskan idenya yang bernama “Circle Support”, yakni sebuah konsep lingkarang hubungan yang dimiliki individu berkebutuhan khusus.

Circle Support dibentuk untuk memetakan ruang lingkup hubungan intrapersonal individu berkebutuhan khusus. Melalui Circle Support ini Judith berharap ke depannya berbagai bantuan yang dibutuhkan individu berkebutuhan khusus dapat terpetakan dengan baik dan orang-orang awam akan mudah memahami bagaimana cara membantu mereka. Dengan kata lain, Circle Support adalah kelompok-kelompok yang dibentuk untuk membantu individu berkebutuhan khusus ketika dibutuhkan dan lebih jauhnya adalah untuk membantu individu berkebutuhan khusus mencapai tujuan hidup mereka. Judith menbagi Circle Support menjadi empat bagian, yaitu Circle of Intimacy, Circle of Friendship, Circle of Participation, dan Circle of Exchance.

Circle of Intimacy

Pada intinya, lingkaran ini hanya bisa dibentuk oleh hal-hal yang kita cintai. Di sinilah lingkup hubungan individu berkebutuhan khusus dengan hal-hal yang membuat mereka merasa tidak ragu berbagi hal-hal rahasia, nyaman, dan aman secara emosional. Yang ada pada Circle of Intimacy biasanya adalah orang atau benda yang kehadirannya dianggap penting secara emosional oleh individu berkebutuhan khusus. Anggota keluarga bisa menjadi salah satu bagian dari Circle of Intimacy, tapi tidak selalu. Hal ini dikarenakan pada individu yang memiliki gangguan neurodevelopment kerap kali menjadikan benda tertentu menjadi hal yang lebih berharga daripada orang.

Circle of Friendship

Lingkaran ini biasanya dibentuk oleh orang-orang yang kita ingin menghabiskan waktu-waktu tertentu dengannya. Misalnya orang-orang yang kerap ingin kita ajak makan bersama, pergi ke bioskop, atau melakukan aktivitas hobi bersama-sama. Orang-orang yang ada di lingkaran ini biasanya teman-teman dari individu berkebutuhan khusus, tapi bukan teman-teman yang sangat dekat dengan mereka.

Circle of Participation

Lingkaran yang satu ini dibentuk oleh kenalan-kenalan individu berkebutuhan khusus dari berbagai lingkungan atau bidang di mana mereka berpartisipasi. Misalnya lingkungan perkenalan di tempat belajar (sekolah atau kampus), tempat kerja, tempat ibadah, organisasi, atau komunitas hobi yang diikuti oleh individu berkebutuhan khusus. Orang-orang yang ada di lingkaran ini mungkin saya bukan orang-orang yang cukup dekat dengan mereka, tapi tidak memungkinkan orang yang ada di Circle of Participation ini juga termasuk dalam Circle of Friendship atau Circle of Intimacy.

Circle of Exchange

Lingkaran ini terdiri dari orang-orang yang sengaja dibayar untuk ada dalam kehidupan individu berkebutuhan khusus. Beberapa contohnya adalah guru pendidikan khusus, terapis, psikolog, dokter, penata rambut, dan sebagainya. Jadi hubungan yang ada di lingkaran ini adalah murni karena adanya aktivitas transaksional atas kebutuhan masing-masing.

Photo by Tim Marshall on Unsplash.com

Yang perlu dipahami dari Circle Support di atas adalah keempatnya bukanlah lingkungan fisik yang bisa ada begitu saja. Keempat jenis Circle Support ini merupakan lingkungan nonfisik alias hubungan yang hanya bisa dibentuk oleh setiap individu itu sendiri.

Nah, permasalahannya adalah kalau kita perhatikan, umumnya individu berkebutuhan khusus hanya memiliki lingakaran hubungan yang pertama keempat, yaitu Circle of Intimacy dan Circle of Exchange. Khususnya pada Circle of Exchange, bisa dibilang setiap individu berkebutuhan khusus secara otomatis akan masuk dalam lingkaran ini. Lalu bagaimana dengan lingkarang hubungan kedua dan ketiga? Di sinilah Judith melihat kebutuhan individu berkebutuhan khusus belum sepenuhnya terpenuhi di kedua lingkaran ini.

Ada banyak faktor yang menyebabkan begitu sedikit individu berkebutuhan khusus yang mampu mencapai Circle of Frienship dan Circle of Participation. Beberapa alasannya sudah saya tuliskan di awal, yakni kemampuan kognitif yang minim pada beberapa jenis gangguan, kurangnya kesempatan bekerja, buruknya akses ke lingkungan sosial termasuk ke lingkungan keagamanaan, ataupun minimnya jaringan untuk terlibat dalam komunitas sehobi ataupun pengaktualisasian diri.

Kurangnya akses untuk memiliki Circle of Friendship dan Circle of Participation ternyata juga dapat memberikan pengaruh buruk atas kondisi Circle of Intimacy, sehingga semua kebutuhan yang ada di Circle of Friendship dan Circle of Participation dituangkan di Circle of Intimacy. Hal ini membuat orang-orang yang ada di Circle of Intimacy harus menjadi satu-satunya tempat individu berkebutuhan khusus bergantung. Dampaknya yang sering kita lihat adalah individu berkebutuhan khusus seperti hanya memiliki dua arah hubungan eksternal yakni hanya ke rumah, ke keluarga Circle of Intimacy mereka, dan ke tempat sekolah atau terapi, di mana mereka bertemu dengan orang-orang yang dibayar untuk membantu mereka dalam Circle of Exchange.

Lalu bagaimana ke depannya agar individu berkebutuhan khusus bisa memiliki keempat Circle Support secara utuh?

Pastinya dengan membuka akses atau kesempatan untuk setiap individu agar terlibat dalam lingkungan sosial kita, sehingga mereka bisa menikmati lingkaran pertemanan dan keikutsertaan dalam aktivitas sosial sebagaimana dalam Circle of Friendship dan Circle of Participation.

Lisfatul Fatinah Munir | 28 Juli 2019

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya :)

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -