- Back to Home »
- Sepotong Inspirasi »
- My Hijab Story: Hijab Pertamaku
Posted by : Fatinah Munir
14 February 2019
Saat ditanya kapan mulai memakai hijab, apa alasan pertama kali berhijab, terus kapan memilih menggunakan hijab panjang, dan kenapa memilih menggunakan hijab panjang, mungkin saya akan cuma cengar-cengir. Lebih tepatnya sih karena bingung mau mulai jawab dari mana dan apakah harus menjelaskan alasannya. Karena alasan dari hijab yang saya kenakan sekarang sebenarnya agak kurang mengenakan dan membuat saya merasa kurang nyaman.
Saya agak kurang ingat kapan pertama kali saya mengenal
atau dikenalkan hijab oleh keluarga saya. Seingat saya, orang pertama yang
berhijab di rumah adalah kakak, karena kakak saya belajar di sekolah agama dan hampir
semua sepupu-sepupu saya mendapatkan pendidikan di sekolah agama (pesantren) sejak kecil. Jadilah
mereka sosok-sosok teladan pertama buat saya menutup aurat. Bagaimana dengan
ibu saya? Saya lupa banget kapan ibu saya istiqomah berjibab, tapi seingat saya itu
dilakukan saat saya sudah remaja.
Sejak kecil, saya sudah dikenalkan untuk berhijab oleh kedua
orang tua saya. Minimal sekali dalam sehari, saat pergi mengaji di malam hari.
Hehehe. Kalau saya coba ingat-ingat, sejak kecil alias sebelum kenal bangku
sekolah, saya sudah sering mengobrak-abrik lemari pakaian ibu atau kakak. Karena
dulu belum banyak produk jilbab untuk anak-anak apalagi jilbab instan seperti
sekarang, jadinya saya menggunakan jilbab-jilbab ibu dan kakak untuk belajar
mengaji.
Seingat saya sih dulu saya suka banget pakai jilbab
dengan berbagai model. Mulai dari jilbab ala ibu-ibu arisan yang dipilin
seperti rantai lalu dilintangkan di atas kepala seperti bando sampai meniru jilbab
ala santri-santri pesantren seperti jilbab sepupu-sepupu saya saat mereka
liburan ke Jakarta. Hahahaha.
Kebiasaan ini masih saya lakukan sampai saya kelas 4 SD, kalau
tidak salah. Dan Alhamdulillah ada peningkatan dari kebiasaan cuma satu kali
sehari pakai jilbabnya jadi dua kali sehari. Wkwkwk. Hal ini karena saya masuk
sekolah agama setelah sekolah reguler. Jadi, pagi hari saya sekolah seperti
anak umumnya tanpa jilbab dan malah bergaya cukup tomboy, pulang sekolah saya istirahat
sebentar kemudian masuk sekolah agama dan malam harinya belajar mengaji ke
salah satu ustaz di perkampungan rumah saya. Jadi bisa dibilang pertama kali
saya berjilbab karena tuntutan belajar di sekolah agama dan mengaji.
Hingga suatu hari ada sebuah kejadian yang tidak pernah saya duga menjadi salah satu pemicu saya pelan-pelan menutup aurat.
Insiden ini terjadi ketika saya di kelas 5 SD. Saat itu saya hamper mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh murid pindahan yang postur tubuh dan usianya jauh di atas murid kelas 5 SD pada umumnya. Saat itu saya langsung mengadu kepada kedua orang tua saya dan membuat kondisi sekolah cukup gempar, apalagi hubungan antar orang tua murid yang sempat memanas terutam antara orang tua saya dan orang tua murid yang mencoba melecehkan saya.
Perlakukan kedua orang tua saya pun berubah drastis. Ibu
dan bapak saya yang sebelumnya tidak terlalu memberikan banyak aturan mendadak
memberikan banyak aturan kepada saya, terutama dalam hal pakaian. Sejak saat
itu saya dilarang menggunakan jeans, hanya boleh menggunakan celana-celana agak
gombrong. Bapak juga mengharuskan saya menggunakan celana pendek atau celana
ketat jika saya menggunakan rok. Sejak saat itu bapak yang paling rajin
membelikan saya celana ketat. Bapak juga melarang saya menggunakan
celana-celana pendek yang biasa saya pakai, meskipun celana-celana pendek saya
dulu sebenarnya celana model laki-laki. Sejak kejadian inilah saya perlahan menggunakan
rok, selalu mengenakan celana panjang di balik rok, dan memutuskan menggunakan
jilbab setiap kali berpergian jauh.
Setidak menyenangkan inilah alasan pertama kali saya
sedikit demi sedikit menutup aurat. Malu dan sedih sendiri sebenarnya. Jika ada
cara lain yang bisa saya pilih, saya akan meminta diberikan cara lain oleh
Allah SWT. Tapi Allah SWT Menghendaki demikian dan selalu saya ingat sampai
sekarang.
Setelah lulus SD, Alhamdulillah saya masuk tsanawiyah
atau sekolah agama setingkat SMP yang mengharuskan saya menggunakan jilbab
setiap hari. Di sinilah saya mulai menggunakan jilbab dengan intensitas yang
lebih tinggi walaupun masih sering tidak menggunakan jilbab kalua pergi ke
warung atau keluar sekitar rumah. Di tsanawiyah ini walaupun masih tomboy dan
mengikuti aktivitas maskulin yang berhubungan dengan alam, Alhamdulillah saya
dipertemukan dengan teman-teman dan pembina rohis yang menuntun saya mengenal
Islam dengan cara yang menyenangkan. Di sini pula saya mulai mengenal mentoring
dan kajian-kajian keislaman.
Di masa-masa ini juga saya mengenal bagaimana berhijab
yang benar, menutup aurat dengan benar termasuk menutup kaki dan pergelangan
tangan. Bersama teman-teman rohis, saya juga belajar lagi kalau berjilbab dan berhijab
bukanlah untuk semata menghindari respon tidak menyenangkan dari lawan jenis.
Berhijab, menutup aurat sesuai ajaran Allah SWT adalah kewajiban bagi saya
sebagai muslimah dan sebagai bentuk kecintaan kepada-Nya. Perkara terhindar
dari respon negative lawan jenis dan lainnya, itu adalah satu dari banyak hikmah
berhijab itu sendiri. Bismillah. Di kelas 2 SMP, Alhamdulillah saya
memutuskan menggunakan jilbab sekolah yang panjang dan tidak menerawang.
Walaupun begitu, masih banyak tantangan yang saya temui.
Salah satunya adalah kendala iman dan kekuatan diri saya sendiri. Saya mencoba
konsisten pakai jilbab syar’i di sekolah walaupun jika bepergian masih
setengah-setengah. Kalau jilbab saya tebal, biasanya kendalanya adalah
jilbabnya kecil dan tidak bisa dibuat panjang. Terus kalau jilbabnya cukup
lebar, pasti bahannya tipis. Lagi-lagi,
dulu tidak banyak yang menjual hijab berbahan tebal, tidak menerawang, apalagi
ukurannya lebar. Syukurnya sekarang sudah banyak yang menjual jilbab syar’i dan
ini semakin memudahkan siapa saja yang mau menggunakan jilbab syar’i.
Alhamdulillah.
Meskipun sudah mengenakan hijab syar’i cukup lama, itu
bukan berarti saya sudah kebal dengan berbagai godaan fashion hijab dan sebagainya
loh. Hehehe. Tantangan masih tetap ada sampai sekarang kok. Hehehe. Saya harus
tetap melakukan usaha terbaik agar bisa berpenampilan sesyar’i mungkin di mana
pun dan kapan pun. Komentar-komentar negatif dan cenderung jastifikasi tentang
penampilan saya juga masih saya terima dari keluarga saya. Pandangan-pandangan
kurang mengenakkan juga masih saya dapatkan dari lingkungan saya beraktivitas
atau saat saya bepergian.
Seperti yang saya tuliskan di atas, saya masih harus
melakukan usaha terbaik saya untuk tetap istiqomah dengan hijab syar’i dan
terus memperbaharui ilmu yang saya punya. Semua ini bukan hanya untuk
mempertahankan apa yang sudah saya mulai, tetapi juga untuk menjaga hidayah dan
inayah yang sudah Allah SWT Hadiahkan kepada saya. Meski ada kejadian yang
tidak menyenangkan di baliknya, insya Allah ini adalah jalan terbaik yang Allah
SWT Berikan kepada saya.
Semoga
saya dan juga teman-teman yang membaca tulisan ini tetap istiqomah menutup
aurat. Semoga kita bisa tetap menjaga hidayah yang Allah SWT Berikan dengan
usaha terbaik yang kita punya agar semakin banyak hadiah-hadiah yang Allah SWT
Berikan kepada kita. Dan semoga satu ketaatan menutup aurat ini dinilai-Nya
sebagai salah satu cara berbakti kepada kedua orang tua kita, sehingga menjadi
salah satu penyebab keduanya dimudahkan menginjakkan kaki di surge terbaik-Nya.
Allamumma
aamiin.
Lisfatul Fatinah Munir | 14 Februari 2019
Tulisan ini untuk
memperingati Hari Gerakan Menutup Aurat 2019
Ditulis pada Kamis,
di hari terakhir saya mencium tangan Bapak sebelum beraktivitas
Ditulis pada tanggal
14, di tanggal Bapak berpulang kepada-Nya
MasyaALLAH ka Lisfaah, barokalloh aku bisa satu tim spj sama kaka..
ReplyDeleteYuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny
terimaksih
ReplyDeleteArtikelnya sangat bermanfaat. Salam dari MHU Umroh Haji Jakarta Pusat https://www.linkedin.com/posts/mhu-umroh-haji-jakarta-pusat-9608b1326_pt-manasik-haji-umrah-activity-7236640741240844289-tL6z?utm_source=share&utm_medium=member_desktop
ReplyDelete