Posted by : Fatinah Munir 17 August 2018



Zero Waste Life Journey
Diet Sampah Ala Lisfah

Setelah tahu kemana perginya sampah kita, terus bagaimana dong?

Ya sudah sih, itukah udah bukan tugas kita. Itu udah bagiannya pemerintah.

Sudah ada petugas khusus yang akan mengelola sampah. Kamu kan pendidik, sampah itu urusannya ahli pengelolaan limbah dan aktivis lingkungan.

Ngapain sok mikirin sampah? Sudah, urusin aja diri sendiri dan belajar perbaiki diri sendiri aja dulu sebelum memperbaiki sampah-sampah.

Nah, biasanya yang seperti ini nih tanggapan yang akan didapat. Memang saya pendidik, dari  keluarga pedagang, pastinya tidak punya kapabilitas untuk bicara soal lingkungan. Betul juga, kita tidak perlu terlalu mengurus hal yang bukan bidang kita dan lebih baik memperbaiki diri sendiri.

Tapi justru melalui sampah ini saya jadi tersadar untuk memperbaiki diri sendiri. Lebih tepatnya belajar untuk lebih memikirkan apakah selama ini saya secara tidak sadar juga turut berkontribusi dalam kerusakan alam. Dari sinilah saya mulai untuk belajar diet sampah. Kalau saya baca dan menonton video dari berbagai referensi, begitu banyak PR yang harus dilakukan untuk memulai memperbaiki diri menuju the real zero waste life. Terlebih lagi keluarga saya pedagang makanan dan pasti banyak sampah rumah tangga yang kami hasilkan. Oleh sebab itu, sebagai langkah awalnya saya mencoba diet sampah dari diri saya sendiri.

Diet sampah ala saya sebenarnya tidak terlalu banyak. Saya hanya memulai dengan hal-hal sederhana yang sekiranya membuat saya menghasilkan banyak sampah. Beberapa hal di bawah ini adalah cara saya diet sampah sebagai newbie dalam zero waste life.

NO kantung plastik, YES tas belanja sendiri. Saya akan mencoba tidak menggunakan kantung plastik untuk belanja dan menggunakan tas belanja sendiri. Untuk kantung-kantung plastik yang tidak bisa dihindari, saya dan keluarga memang terbiasa menyimpan kantung-kantung plastik tersebut untuk dipakai berulang kali hingga kantung plastik tersebut benar-benar tidak bisa dipakai, seperti rusak atau robek.

NO minuman kemasan, YES botol minum sendiri. Memulai zero waste life dnegan tidak membeli minuman kemasan adalah hal yang paling perlu dilakukan diri saya sendiri. Sebagai gantinya, saya akan membawa botol minum setiap kali keluar rumah, sehingga akan mengurangi frekuensi saya membeli air minum kemasan.

NO makanan kemasan plastik, YES wadah makan sendiri atau membeli jumlah kiloan. Sejak bertekad hidup dengan nol sampah, saya juga mulai merencanakan untuk tidak membeli makanan atau camilan dalam kemasan plastik. Saya mencoba menggunakan wadah makan sendiri setiap ingin membeli makanan dan membawa tempat makan kosong saat berpergian. Membawa makan siang dan camelin dari rumah juga menjadi salah satu usaha untuk menghalangi saya membeli makanan kemasan plastik di luar rumah.

NO tisu, YES saputangan. Mengganti tissue dengan saputangan menjadi salh satu langkah utama untuk menerapkan zero waste life. Saya pikir bagian ini yang paling mudah, karena saya baru mengenal menggunakan tissue saat bekerja beberapa tahun ini.

NO pembalut sekali pakai, YES pembalut cuci pakai. Hal yang satu ini agak berat buat saya, karena ini masih perencanaan dan saya belum pernah melakukannya. Rencananya, insya Allah di bulan ini saya akan memulai menggunakan pembalut cuci pakai sebagai pengganti pembalut sekali pakai. Saat ini, saya sedang mencoba mengobservasi produk-produk pembalut cuci pakai yang sekiranya cocok dengan saya.

NO gampang membuang barang, YES reuse dan recycling barang yang tidak terpakai. Untuk langkah yang satu ini, sebenarnya sudah menjadi kebiasaan saya. Berbagai hal yang saya punya biasanya akan saya pikirkan berulang kali sebelum saya buang. Biasanya beberapa barang bahkan saya alihkan fungsinya atau saya daur ulang menjadi barang-barang yang bisa saya pakai sendiri.

Terakhir dan paling penting adalah NO hidup nol sampah sendirian, YES ajak teman-teman untuk ikut hidup nol sampah. Yang ini saya pikir tidak kalah menantangnya dibandingkan langkah-langkah awal di atas. Butuh semangat yang besar untuk mengajak orang lain ikut hidup nol sampah dan butuh ekspektasi yang tidak besar juga saat menyampaikannya agar tidak mudah putus asa saat orang yang diajak justru cuek atau tidak peduli.

Begitulah cara saya diet sampah sebagai langkah awal untuk memulai hidup nol sampah. Tidak mudah, tapi tetap harus dilakukan bertahap dan perlahan. Harus dinikmati agar setiap prosesnya dilewati dengan hati yang bahagia. Akan banyak barang bawaan saat berpergian pastinya, tapi dapat dipastikan juga tidak ada jejak-jejak sampah yang akan saya tinggalkan. Inilah awal mula refleksi diri saya untuk ikut kontribusi menjaga lingkungan, demi kehidupan anak cucu saya di masa depan yang terjaga.

Kita memang tidak bisa mengubah dunia, tapi kita bisa mengubah diri kita untuk mengubah dunia. Cukup lihat diri kita. Refleksikan kesalahan yang selama ini kita lakukan kepada diri dan sekitar. Lalu lakukan perubahan kepada kita hingga diri kita tidak hanya menjadi baik untuk diri sendiri, tetapi juga untuk dunia.

@fatinahmunir | 17 Agustus 2018

Leave a Reply

Terima kasih atas komentarnya :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -