- Back to Home »
- Autisme »
- Efek Samping Gluten dan Kasein pada Individu dengan Autisme/ADHD
Posted by : Fatinah Munir
02 October 2019
Photo by Sheri Silver on Unsplash.com |
Bulan lalu ada salah satu murid besar
saya yang merayakan ulang tahun di kampus. Seperti rutinitas biasanya ketika
ada murid besar yang merayakan ulang tahun, maka seluruh murid besar yang hadir
akan dikumpulkan dalam satu ruangan. Mereka akan memberikan ucapan selamat dan
doa kepada yang berulang tahun, lalu menerima kue dari yang berulang tahun.
Hari itu ada satu murid besar yang
heboh, terlalu senang, saat melihat kue ulang tahun yang penuh dengan lapisan
cokelat. Tapi kami, saya dan seluruh pengajar, tahu kalau sebenarnya murid
besar yang satu ini sangat menjaga pola makannya dengan diet gluten dan kasein
sebagaimana umumnya individu dengan autisme. Well, syukurnya murid besar ini
tidak tantrum ataupun marah ketika tidak diberikan kue ulang tahun yang sudah
ditunggu-tunggu. Sebagai gantinya, murid besar ini hanya mendapatkan tambahan
lauk dari nasi tumpeng yang juga menjadi salah satu menu makanan dari murid
besar yang berulang tahun.
Cerita di atas mungkin hanya satu dari
cukup banyak kasus individu dengan autisme yang menjalankan diet gluten dan
kasein secara ketat. Banyak
orang tua atau pendidik mungkin sering membaca kalau individu dengan autisme
perlu menjauhi makanan atau camilan yang mengandung gluten dan kasein. Tapi
sayangnya tidak banyak orang tua dan pendidik yang tahu secara gamblang
alasannya kenapa mereka harus menghindari gluten dan kasein. Sama
seperti pertanyaan beberapa mahasiswa magang yang tempo hari beertanya kenapa
saya tentang hal ini. Padahal kan
semua makanan dan camilan yang mengandung gluten dan kasein sangat enak. Hehehe. Berhubung beberapa bulan lalu
saya sempat menuliskan artikel ilmiah terkait hal ini, kayaknya saya perlu
juga, nih, menulis hal ini di blog
saya dengan pemaparan yang santuy
buat teman-teman pendidik dan orang tua yang penasaran.
|
Efek Samping Gluten dan Kasein
Kebanyakan dari kita yang suka snacking pasti tahu rasanya bagaimana
tangan dan mulut ini tidak bisa berhenti saat sedang menikmati camilan, entah
itu camilan yang manis dari keju atau cokelat ataupun camilan yang asin. Dan
setiap pecinta cokelat dan kopi pasti paham bagaimana nikmatnya setelah meneguk
cokelat hangat dan kopi panas yang pahit. Seperti ada rasa tenang atau senang
yang sangat lembut mengalir di seluruh darah dan membuat kita ingin terus
mengeguk cokelat hangat dan kopi itu, kan?
Contoh di atas tanpa kita sadari adalah
efek dari mengonsumsi gluten dan kasein pada orang tanpa autisme/ADHD. Gluten
dan kasein dalam beragam makanan, camilan, dan minuman pasti membuat kita ketagihan (adiktif), ingin terus menikmati
mereka, dan sering membuat kita merasa nyaman dan tenang. Efek ini kurang lebih
sama seperti efek dari penggunaan morfin yang membuat penggunanya merasa tenang
seperti ingin terbang dan jadi kecanduan.
Sekali lagi, contoh ini terjadi pada
orang tanpa autisme, ya. Bagaimana
efeknya jika individu dengan autisme/ADHD mengonsumsi gluten dan kasein? Kurang
lebih efeknya sama tapi dengan intensitas perasaan nagih, rasa senang, dan energi yang jauh lebih tinggi. Hal
ini dikarenakan pada dasarnya individu dengan autisme/ADHD yang kesulitan
mengontrol diri, kesulitan memusatkan perhatian, dan memiliki hiperaktivitas.
Gluten dan Kasein yang Berubah Jadi Morfin
Efek samping mengonsumsi gluten dan
kasein yang mirip dengan efek samping penggunaan morfin ini ada hubungannya, loh, dengan proses pemecahan gluten dan
kasein dalam tubuh manusia. Ternyata ketika makanan atau minuman yang
mengandung gluten dan kasein ini masuk ke dalam tubuh, gluten dan kasein akan
hancur menjadi zat-zat yang lebih kecil lagi. Saat proses hancurnya ini, nih, gluten dan kasein akan berubah sebentar menjadi glutemorfin
dan kasemorfin yang punya sifat mirip sekali dengan morfin. Walaupun berubahnya
sebentar, tetapi efeknya tetap bisa kita rasakan seperti rasa kecanduan dan
nyaman yang sudah saya tulis di atas.
Individu dengan autisme/ADHD yang pada
dasarnya memiliki masalah pada perilaku, kurangnya kemampuan mengontrol diri,
dan memiliki hiperaktivitas akan merespon glutemorfin dan kasemorfin ini dengan
sangat berlebihan. Oleh sebab itu kebanyakan individu dengan autisme/ADHD akan
tantrum, sulit fokus, dan semakin tampak perilaku hiperaktivitasnya setelah
mengonsumsi makanan yang mengandung gluten dan kasein.
Hal lainnya lagi, beberapa jurnal dan
artikel kesehatan yang pernah saya baca juga menyebutkan kalau sistem pencernaan kita ternyata
cukup sensitif terhadap glutemorfin dan kasemorfin. Sensitif di sini maksudnya
sistem pencernaan kita mampu merespon dengan sangat baik kedua zat tersebut.
Nah, sistem pencernaan individu
dengan autisme/ADHD terlalu sensitif dengan glutemorfin dan kasemorfin, jadinya
kedua zat ini akan direspon dengan terlalu baik juga. Hehehe, yang terlalu baik di sini justru menjadi tidak baik buat
individu dengan autisme/ADHD, ya.
Photo by Andrew Neel on Unsplash.com |
Efek Samping Lanjutan Glutemorfin dan Kasemorfin
Dianjurkannya diet gluten dan kasein
untuk individu dengan autisme/ADHD karena ada banyak sekali, nih, efek samping lanjutan dari
glutemotfin dan kasemorfin yang ada di gluten dan kasein. Ketika individu dengan
autisme/ADHD mudah teralihkan fokusnya, bertambah intensitas hiperaktivitasnya,
semakin tidak terkontrol perilaku dan emosinya, bahkan hingga tantrum, maka
akan tetap begini untuk beberapa jam bahkan satu hari ke depannya, loh. Untuk individu dengan
autisme/ADHD yang punya gangguan tidur, bahkan akan berefek pada pola tidurnya
juga.
Sebegitu berbahayanya gluten dan kasein
ini untuk individu dengan autisme/ADHD. Dan akan berefek lebih lanjut dalam
proses belajar atau di lingkungan belajarnya. Kasus yang paling sering muncul
adalah kemampuan fokus yang amat sangat menurun setelah mengonsumsi gluten dan
kasein. Belum lagi ketika individu dengan autisme/ADHD menjadi tidak terkontrol
perilakunya hingga tatrum. Biasanya jika satu murid sudah tidak terkontrol
perilakunya dan tantrum, maka murid lain akan terdistraksi dan ikut tidak
terkontrol perilakunya. Begitu terus siklusnya. Hal ini pastinya tidak kondusif untuk proses belajar
apalagi untuk diri individu dengan autisme/ADHD. Lebih jauh lebih lagi dari
program belajar dan terapi untuk individu dengan autisme/ADHD tidak akan
berjalan dengan maksimal jika mereka tetap mengonsumsi gluten dan kasein.
Sepanjang itulah ternyata efek samping
gluten dan kasein yang bisa membuat orang ketagihan dan merasa tenang tapi
berbahaya untuk individu dengan autisme/ADHD. Oleh sebab itu banyak ahli dari lintas
profesi yang menangani individu dengan autisme/ADHD menyarankan orang tua untuk
menjaga pola makan tanpa gluten dan kasein, terutama untuk individu dengan
autisme berspektrum tinggi. Diet
gluten dan kasein ini hanya untuk kebaikan individu dengan autisme/ADHD, agar
mereka memiliki progres dan pencapaian yang signifikan.
Lisfatul Fatinah Munir | 2 Oktober 2019
Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
ReplyDeleteDalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
Yang Ada :
TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
Sekedar Nonton Bola ,
Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
Website Online 24Jam/Setiap Hariny