- Back to Home »
- Hari Disabilitas Internasional , Inklusif »
- Sehari Memperingati Hari Disabilitas untuk Selamanya Berarti
Posted by : Fatinah Munir
05 December 2018
Masih dalam suasana memperingati Hari Disabilitas
Internasional 2018, saya jadi kepikiran bagaimana peringatan yang hanya satu hari
ini bisa memberikan arti dalam jangka waktu yang lama untuk banyak orang. Tidak
untuk individu dengan disabilitas saja tetapi juga untuk semua kalangan dalam lingkungan
social kita.
Kalau mengengok lagi semangat pencanangan Hari Disabilitas
Internasional (HDI) dalam tulisan saya sebelumnya, peringatan HDI ini semestinya untuk me-refresh pemahaman masyarakat umum atas
keberadaan individu dengan disabilitas. Juga sekaligus memberikan harapan baru kepada
individu dengan disabilitas untuk semakin dapat diterima oleh masyarakat dengan
cara yang baik.
Apalagi tema HDI 2018 ini yang sangat visioner, Empowering Persons with Disabilities and
Ensuring Inclusiveness and Equality. Memberdayakan Individu dengan
Disabilitas serta Memastikan Keinklusian dan Kesetaraan. Tema ini dibuat
sebagai bentuk harapan PBB atas Agenda Pengembangan Jangka
Panjang 2030 nanti. Pada agenda ini, PBB menjanjikan leave no one behind alias tidak
meninggalkan seorang pun. Ini artinya PBB menargetkan 2030 nanti setiap
kalangan masyarakat, yang memiliki keterbatan fisik, keterbatasan ekonomi, dan
kalangan etnis minoritas, dalam berkembangan bersama sebagaimana masyarakat
pada umumnya sebagaimana nilai-nilai keinklusian itu semestinya dijalankan.
Terus bagaimana dong
supaya peringatan yang satu hari ini bisa berarti dalam jangka panjang untuk
teman-teman disabilitas ataupun nondisabilitas? Di bawah ini saya insya Allah
akan sedikit sharing pemikiran saya yang semoga bisa ditiru oleh teman-teman semua , baik teman-teman disabilitas, teman-teman nondisabilitas yang sudah mengenal baik dunia disabilitas
ataupun tidak tahu sama sekali tentang kedisabilitasan.
Pertama, kenalkan
dunia disabilitas kepada masyarakat umum dengan cara terbaik versimu. Untuk
teman-teman disabilitas dan yang sudah mengenal baik dunia kedisabilitasan, hal
ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya dengan bercerita
tentang pengalaman kalian yang berhubungan dengan dunia kedisabilitasn melalui
lisan atau tulisan. Teman-teman bisa cerita saat kumpul-kulmpul atau hang out.
Bagi yang aktif menggunakan social media, teman-teman bisa sesekali posting
tentang kedisabilitasan dalam feed atau story kalian.
Saya pribadi memilih menjadikan social media yang saya
punya termasuk blog ini sebagai media mengenalkan dunia murid-murid saya,
keautistikan, kepada teman-teman saya. Kadang saya juga memberikan tips mengajar
atau cara yang saya gunakan dalam berinteraksi dengan mereka.
Nah, dalam satu hari atau sepekan sejak peringatan HDI
2018, teman-teman bisa membuat tema feed teman-teman menjadi special mengenalkan
dunia disabilitas. Atau bisa juga teman-teman ikut membagikan berbagai info
kegiatan yang berhubungan dengan kedisabilitasan. Tapi perlu diingat, ketika
ingin posting info-info tentang kedisabilitasan dan ada foto teman disabilitas
di sana, pastikan foto itu sudah mendapat izin publikasi dari teman disabilitas
tersebut. Kalaupun tidak memungkinkan meminta izin, teman-teman bisa
menghindari posting bagian wajah atau cukup menggunakan foto ilustrasi yang
banyak tersebar bebas di google.
Kedua, biasakan
melihat kelebihan setiap individu dengan disabilitas daripada kekurangannya. Sejak
kuliah pendidikan khusus, dosen-dosen saya selalu menekankan bahwa label pada
setiap individu disabilitas tidaklah penting. Ketika kita tahu hambatan atau
masalah pada individu dengan disabilitas tersebut, kami para guru selalu
dituntut menemukan kelebihan mereka. Sekecil apapun itu kelebihan atau
potensinya. Kemudian kami akan berusaha sebisa mungkin untuk melibatkan mereka
dengan kemampuan yang mereka miliki dan mengembangkan kemampuan tersebut
menjadi lebih maksimal.
Saya pikir konsep ini semestinya tidak hanya digunakan
oleh pengajar individu dengan disabilitas seperti saya, tetapi juga harus dimiliki
oleh setiap masyarakat. Jika setiap orang memiliki persepsi seperti ini, focus kepada kelebihan orang lain, maka
sangat mungkin pandangan dengan rasa iba, takut, jijik, atau merendahkan akan
hilang dengan sendirinya. Bahkan konsep fokus pada kelebihan orang lain ini
tidak hanya akan membuka peluang bagi individu dengan disabilitas, tetapi membuka
mata dan hati kita untuk lebih menghargai setiap orang yang kita temui.
Ketiga dan
keempat, dua cara yang tidak dapat dipisahkan yaitu libatkan teman-teman dengan
disabilitas dalam aktivitas kalian dan beri akses pada aktivitas tersebut.
Setiap dari kita pasti punya aktivitas rutin atau kesukaan. Nah, mulai sekarang
coba sedikit demi sedikit untuk melibatkan teman-teman dengan disabilitas dalam
aktivitas kalian.
Misalnya buat kalian yang suka menonton film, coba
sesekali ajak teman dengan disabilitas netra (masalah penglihatan) untuk nonton
bareng di bioskop. Tapi jangan lupa memberikan akses kepada mereka dengan
membisikkan alur cerita jika tidak ada dialog dalam adegan film tersebut supaya
teman-teman dengan disabilitas netra bisa memahami alur ceritanya. Atau jika
teman-teman suka datang ke agenda seminar, talkshow, atau kajian keagamaan,
teman-teman bisa ajak teman-teman dengan disabilitas dengar (tuli) untuk
mengikuti agenda tersebut. Tapi tetap berikan akses berupa interpreter atau
penerjemah bahasa isyarat agar teman-teman tuli bisa memahami apa yang
disampaikan oleh pembicara.
Kalau teman-teman mau melibatkan teman-teman dengan
disabilitas lebih dalam lagi, teman-teman yang suka membuat projek atau sedang
manjalankan start-up bisa melibatkan teman-teman dengan disabilitas dalam
pekerjaan ini. Jangan lupa cara kedua (melihat kelebihan mereka) dan berikan
akses agar mereka bisa terlibat dan mengembangkan diri mereka dengan maksimal
ya.
Lima, ajak
teman-teman yang belum mengenal disabilitas untuk ikut serta. Kalau
teman-teman sudah mencoba tiga-empat hal di atas, jangan lupa untuk ajak
teman-teman yang masih awam dengan dunia kedisabilitasan untuk ikut bergabung
atau setidaknya ikut hang out dan berteman dengan teman-teman dengan
disabilitas. Karena keinklusian ini akan berjalan dengan baik jika semakin
banyak orang yang terlibat.
Lima setengah,
ikut sebarkan tulisan ini agar semakin banyak yang membaca dan memahami cara
memperingati Hari Disabilitas Internasional 2018 ini agar berarti untuk
selamanya. Hehehe. Ini setengah promosi blog sebenarnya, tapi semoga apa
yang saya tuliskan di sini benar-benar bermanfaat ya. ^^3
Kurang lebih begitulah beberapa cara yang menurut saya
bisa kita lakukan untuk mendukung teman-teman dengan disabilitas. Semoga dengan
lima langkah kecil ini, bisa membuka jalan merealisasikan keinklusivan dalam kehidupan
kita semua.
Lima cara di atas kok kayaknya cuma bisa dilakukan oleh teman-teman
yang nondisabilitas ya. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh teman-teman dengan
disabilitas itu sendiri?
Untuk teman-teman dengan disabilitas, dari banyak sharing
bersama teman-teman dengan disabilitas masalah dari dalam diri mereka hanya
satu yakni self-esteem atau mengakui kemampuan diri sendiri. Teman-teman dengan
disabilitas hanya butuh sedikit lebih percaya diri, membuka diri atas kemampuan
yang teman-teman miliki dan berani terlibat dengan masyarakat. Pastinya hal ini
membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi karena risiko yang diambil pasti tidak
kecil. Seperti gagal di usaha pertama, tidak diacuhkan, bahkan diragukan
kemampuannya. Tapi teman-teman dengan disabilitas harus tetap maju.
Mas Dimas (disabilitas netra) dengan kartunet.com-nya,
Senna (disabilitas netra) dengan karier kepenulisannya, Annisa Rahmania (tuli) dengan dakwah hijrahnya untuk
teman-teman tuli, Mbak Cucu Saidah dan Mas Faizal (disabilitas fisik) dengan
aktivitas advokasi keinklusiannya, dan Muhammad Ikbar Ishomi (Spektrum Autisme)
dengan prestasi anggarnya, atau Ananda Sukarlan (Asperger) dengan prestasi
permainan pianonya. Nama-nama ini mungkin bisa menjadi contoh buat teman-teman
dengan disabilitas di luar sana, bahwa fokus kepada kemampuan yang dimiliki dan menghargai
kemampuan diri sendiri adalah kunci utama sebelum teman-teman dengan
disabilitas terjun lebih jauh lagi ke masyarakat yang lebih luas lagi.
Perlu kita ingat sekali lagi, bahwa keberadaan Hari Disabilitas
Internasional ini lahir dengan semangat harapan jangka panjang akan keinklusian
masyarakat. Tujuan ini hanya bisa dicapai dengan kerjasama antar teman-teman
dengan disabilitas dan masyarakat nondisabilitas untuk saling mendukung,
menjalankan peran maisng-masing dengan maksimal, dan saling mengoreksi demi
terciptanya lingkungan yang inklusi untuk semua kalangan.
Jadi, mari kita rayakan bersama keinklusian ini mulai
dari diri sendiri, dari hal yang kecil, dari hal yang paling mudah kita
lakukan.
Selamat Hari
Disabilitas Internasional!
@fatinahmunir | 5 Desember 2018