- Back to Home »
- Hari Disabilitas Internasional , Inklusif »
- Siapa yang Memperingati Hari Disabilitas?
Posted by : Fatinah Munir
03 December 2018
Bagi sebagian masyarakat umum, Hari Disabilitas Internasional mungkin diartikan sebagai hari euphoria bagi individu dengan disabilitas. Atau dianggap sebagai euphoria orang-orang yang terlibat dengan disabilitas, misalnya keluarga dan orang terdekat mereka, atau tim yang menangani mereka seperti guru, terapis, dan psikolog.
Kalau boleh sedikit bercerita, sebenarnya sebelum ada
Hari Disabilitas Internasional atau dalam versi aslinya disebut International
Day of Persons with Disabilities, pada 1981 PBB terlebih dahulu mencetuskan Tahun Disabilitas
Internasional (International Year of Disabled Persons). Tema yang diangkat saat
itu adalah Full Participation and Equality (Partisipasi Penuh dan Kesetaraan).
Sejak ada IYDP, berbagai organisasi dan pemerintahan
berbagai negara mulai melibatkan disabilitas dalam banyak lini kehidupan.
Setelah itu untuk lebih meningkatkan tujuan ini, barulah pada 1992 PBB
mencanangkan tanggal 3 Desember sebagai Hari Disabilitas Internasional.
Berubahnya IYDP menjadi IDPD sejak 26 tahun lalu ini
karena PBB merasa bahwa waktu hampir 10 tahun yang digunakan sejak ada IYDP dapat digerakan menjadi lebih besar lagi di bawah program dunia yang
dikendalikan PBB. Selain itu, PBB punya harapan agar setiap orang bisa ikut
andil dalam membantu individu dengan disabilitas untuk dapat terlibat dalam
segala lini kehidupan dan mendapatkan kesempatan yang sama dengan yang lainnya.
Nah. Kalau kita tengok lagi, itu artinya tidak ada banyak
euphoria atau perayaan yang sesungguhnya dalam Hari Disabilitas Internasional
ini sebab hari ini lahir dengan napas perjuangan untuk memberikan dan mendapatkan apa
yang seharuskan dimiliki setiap individu dengan disabilitas. Dalam keriuhan
peringatan Hari Disabilitas Internasional ini setiap orang tanpa terkecuali
diharapkan dapat ikut menyebarluaskan tentang dunia kedisabilitasan, menerima
individu dengan disabilitas sebagaimana mereka menjadi bagian dari lingkungan sosial,
dan memberikan mereka kesempatan yang sama sebagaimana masyarakat umum
memilikinya.
Membicarakan hal ini, saya jadi teringat beberapa hari
lalu menjelang Hari Disabilitas Internasional 2018 (International Day of
Persons with Disabilities 2018). Saat itu saya berbincang santai dengan salah
seorang teman sekaligus rekan mengajar. Topik perbincangan kami bermula dari
satu pertanyaan simpel dan yang mungkin sudah kami simpan selama bertahun-tahun
di kepala masing-masing.
Mengapa setiap agenda Hari Disabilitas Internasional kedisabilitasan
peserta yang hadir didominasi oleh individu dengan disabilitas itu sendiri, keluarga
yang mempunyai anggota keluarga dengan disabilitas, atau para calon pengajar
dan pengajar individu dengan disabilitas?
Ya, kurang lebih mungkin tulisan ini menjadi jawabannya.
Yaitu karena masih banyak masyarakat yang menganggap Hari Disabilitas
Internasional hanya milik setiap individu dengan disabilitas dan orang-orang
yang terlibat langsung dengan mereka. Padahal setiap kita secara tidak langsung
adalah yang terlibat dengan mereka. Karena setiap hal yang kita lakukan dan peluang
yang dimiliki ada milik mereka.
Jadi, siapa yang memperingati Hari Disabilitas?
Jawabannya adalah kita semua. Dengan cara ikut mengenal
mereka dengan baik, melibatkan mereka dengan cara yang baik, dan memberikan mereka ruang untuk meraih kesempatan yang
sama dengan kita semua.
Selamat Hari Disabilitas Internasional!
Mari kita rayakan bersama!
Mari kita rayakan bersama!
@fatinahmunir | 3 Desember 2018