- Back to Home »
- Belajar Menjadi Ibu Profesional »
- MIIP #9: Bunda Sebagai Agen Perubahan
Posted by : Fatinah Munir
14 August 2018
Bunda Sebagai Agen Perubahan
Perempuan
khususnya seorang ibu adalah instrumen utama yang sangat berperan sebagai agen
perubahan. Dari sisi individu untuk menjadi agen perubahan adalah hak semua
orang tidak berbatas gender. Karena semua memiliki potensi dasar yang sama
berupa akal, naluri, dan kebutuhan fisik. Sedangkan dalam konteks masyarakat,
keberadaan ibu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan keluarga, dimana
keduanya memiliki porsi prioritas yang sama.
Keberadaan
Ibu di masyarakat akan meningkatkan kualitas pendidikan keluarga di rumah,
demikian juga pendidikan keluarga di rumah akan memberikan imbas positif pada
peningkatan kualitas masyarakat. Maka berkali-kali di Ibu Profesional kita
selalu mengatakan betapa pentingnya mendidik seorang perempuan itu. Karena mendidik satu perempuan sama
dengan mendidik satu generasi.
Maka apabila
ada satu ibu membuat perubahan akan terbentuk perubahan satu generasi yaitu
generasi anak-anak kita. Luar biasa kan impactnya.
Darimanakah
mulainya? Kembali lagi, kita harus memulai perubahan di ranah aktivitas yang
mungkin menjadi misi spesifik hidup kita.
Kita harus paham jalan hidup kita
ada dimana. Setelah itu baru menggunakan berbagai cara menuju sukses.
Setelah
menemukan jalan hidup, segera lihat lingkaran pertama Bunda, yaitu keluarga.
Perubahan-perubahan apa saja yang bisa kita lakukan untuk membuat keluarga kita
menjadi Change Maker Family. Mulailah dengan perubahan-perubahan kecil yang
selalu konsisten dijalankan. Hal ini untuk melatih keistiqomahan kita terhadap
sebuah perubahan. Karena sejatinya amalan-amalan yang dicintai adalah
amalan yang langgeng ( terus menerus) walaupun sedikit.
Kalau di Jepang
mereka mengenal pola Kaizen (Kai = perubahan, Zen = baik). Kaizen adalah suatu
filosofi dari Jepang yang memfokuskan diri pada pengembangan dan penyempurnaan
secara terus menerus dan berkesinambungan.
Setelah
terjadi perubahan-perubahan di keluarga kita, mulailah masuk lingkaran kedua
yaitu masyarakat /komunitas sekitar kita. Lihatlah sekeliling kita, pasti ada
misi spesifik Allah menempatkan kita di RT ini, di Kecamatan ini, di kota ini,
atau di negara ini. Lihatlah kemampuan Bunda, mampu di level mana. Maka
jalankan perubahan-perubahan tersebut, dari hal kecil yang kita bisa.
Start From The Emphaty
Inilah
kuncinya. Mulailah perubahan di masyarakat dengan membesarkan skala perubahan
yang sudah kita lakukan di keluarga, sehingga aktivitas kita di masyarakat
tidak akan bertabrakan dengan kepentingan keluarga. Bahkan akan saling
mendukung dan melengkapi.
Setelah emphaty maka tambahkan passion, hal ini akan membuat kita
menemukan banyak sekali solusi di
masayarakat.
Keluarga
tetap nomor pertama, ketika bunda aktif di masyarakat dan suami protes, maka
itu warning lampu kuning untuk aktivitas kita, berarti ada yang tidak seimbang.
Apabila anak yang sudah protes, maka itu warning keras, lampu merah. Artinya bunda
harus menata ulang tujuan utama kita aktif di masyarkat.
Inilah
indikator bunda shalehah, yaitu bunda yang keberadaannya bermanfaat bagi
dirinya, keluarganya dan lingkungan sekitarnya. Sehingga sebagai makhluk
ciptaan Allah, kita bisa berkontribusi kebermanfaatan peran kita di dunia ini
dengan rasa tentram.
Salam,
Tim
Matrikulasi IIP
Sumber
Bacaan :
Masaaki Ima,
Kaizen Method, Jakarta , 2012
Ashoka
Foundation, Be a Changemaker: Start from the Emphaty, 2010
Materi-materi
hasil diskusi keluarga bersama Bapak Dodik Mariyanto, Padepokan Margosari, 2016
Video di https://youtu.be/tDKZAKpH-GI