Posted by : Fatinah Munir 25 July 2018



Ikhtiar Menjemput Rejeki

NHW #7 ini adalah sesi KONFIRMASI. Dimana kita belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini, apa yang sudah kita baca tentang diri kita dengan tools yang dibuat oleh para ahli di bidang pemetaan bakat.

Ada banyak tools yang sudah diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di www.temubakat.com, http://tesbakatindonesia.com/, www.tipskarir.com, dan masih banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari.

Kita menempatkan tools-tools tersebut sebagai alat konfirmasi akhir, sehingga kita tidak akan buru-buru menggunakannya, sebelum kita bisa menggunakan mata hati dan mata fisik kita untuk melihat dan membaca diri dengan jujur. Kita makin paham tanda-tanda yang DIA berikan untuk menjalankan peran produktif kita di muka bumi ini.

Efek yang bisa kita rasakan, saat menjadi ibu kita tidak akan menjadi ibu galau yang buru-buru mencari berbagai alat untuk bisa melihat minat dan bakat anak kita secara instan. Kita justru akan punya pola mengamati bakat minat anak, dari kegiatan aktivitas anak keseharian dg mengamati sifat-sifat dominan mereka, yang mungkin akan menjadi peran hidup produktifnya kelak.

Selain itu juga memperbanyak aktivitas panca indra sehingga kita makin paham bidang yang akan ditekuni anak-anak. Maka modalnya, buka mata, buka hati bunda. Kayakan wawasan anak, kayakan gagasan anak setelah itu buatlah mereka kaya akan aktivitas. Terlibatlah (Engage) , Amati (observe), gunakan mata hati dan mata fisik untuk mendengar dan melihat (watch and listen ) keinginan anak selama rentang 2-14 tahun, lalu perkuat pemantauan hal tersebut sampai usia 14 tahun ke atas, jadi modal pertama adalah mata hati dan kehadiran orangtuanya.

Alat hanya mempermudah kita untuk mengenali sifat diri kita yang produktif. Tetapi menggunakan alat bukan sebuah keharusan yang mutlak. Bagi anda yang sudah percaya diri dengan aktivitas anda saat ini, tidak perlu lagi menggunakan alat apapun untuk konfirmasi.

Salah satu tools yang kita coba kemarin adalah www.temubakat.com yang kebetulan kita bisa mengkonfirmasi langsung ke penciptanya yaitu Abah Rama Royani, yang sering menjadi guru tamu di komunitas Ibu Profesional.

Apabila teman-teman memiliki tools lain tentang pemetaan bakat ini yang bisa dikonfirmasi ulang ke penciptanya silakan dipakai, sehingga kita jadi lebih banyak paham tentang berbagai alat konfirmasi bakat kita. Setelah mendapatkan hasil segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 – NHW #6 semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

FOKUS pada KEKUATAN, SIASATI segala KELEMAHAN

Fokus pada kekuatan berarti bahwa ke depan, luangkan waktu untuk belajar dan berlatih hanya pada aktivitas yang merupakan potensi kekuatan. Siasati keterbatasan berarti bahwa usahakan untuk mencari cara lain dalam mengatasi keterbatasan yang ada, bisa dengan cara menghindarinya, mendelegasikannya, bersinergi dengan orang lain ataupun menggunakan peralatan atau sistem. Seperti halnya bila kita tidak mampu melihat jauh karena keterbatasan mata yang minus, maka cukup diatasi dengan menggunakan kaca mata.

Ini salah satu contoh pentingnya kita memahami kekuatan diri kita kemudian mencari partner yang cocok. Untuk itu silakan teman-teman amati sekali lagi, potensi kekuatan yang ada pada diri teman-teman, kemudian minta pasangan hidup anda atau partner usaha anda untuk melakukan proses yang sama dengan tools yang sama, agar anda dan partner anda memiliki bahasa bakat yang sama untuk diobrolkan. Setelah itu lihat apakah anda sama-sama kuat di bidang yang sama atau saling mengisi.

Hal ini penting untuk memasuki ranah produktif teman-teman. Akan berkolaborasi dengan pasangan hidup atau memang perlu partner lainnya. Apabila perlu partner lain maka teman-teman sudah paham orang-orang dengan kekuatan seperti apa yang ingin anda ajak kerjasama. Sehingga mulai sekarang sudah tidak lagi asal bilang “saya cocok dengan si A, si B, si C” cocok di bidang mana? Bisa jadi kecocokan anda dengan seseorang tidak bersifat produktif karena memang tidak saling mengisi (komplemen). Mari kita lihat beberapa contoh di bawah ini

POTENSI KEKUATAN

Banyak orang masih berpandangan bila kita berlatih atau membiasakan diri melakukan suatu aktivitas, kita akan menjadi semakin hebat. Slogannya mengatakan: “pratice makes perfect”. Namun ternyata slogan ini memiliki kebenaran sepanjang dilakukan pada potensi kekuatan Anda. Sibuk berlatih pada aktivitas yang merupakan keterbatasan hanya akan membuang waktu, energi apalagi biaya. Sayang bila kita berpayah-payah melakukan aktivitas yang merupakan keterbatasan kita.

Menurut Abah Rama Royani dalam bukunya yang beliau tulis bersama teman-teman dari Prasetya Mulya yang berjudul 4E (2010) Potensi Kekuatan adalah aktivitas yang anda SUKA melakukannya dan BISA dengan mudah melakukannya, hasilnya bagus dan produktif.

Setelah mengkonfirmasi ulang bakat kita dengan tools yang ada, kami sarankan jangan percaya 100%. Silakan konfirmasi ulang hasil tersebut sekali lagi dengan mengisi pernyataan aktivitas apa yang anda SUKA dan BISA selama ini.

Setelah memetakan apa yang SUKA dan BISA, maka mulailah menambah jam terbang di ranah anda SUKA dan BISA, mulailah melihat dengan seksama dan kerjakan dengan serius.
Mengapa ranah SUKA terlebih dahulu yang harus kami tekankan. Karena membuat kita BISA itu mudah, membuat SUKA itu baru tantangan.

Maka saran kami masuki ranah SUKA dan BISA terlebih dahulu sebagai awalan memasuki ranah produktif teman-teman, kalau anda sudah menemukan “pola”nya disana, sudah merasa “ Enjoy,Easy dan Excellent” , maka mulailah mencoba ke ranah yang lain selama aktivitas tersebut masuk kuadran BISA. Yang sebaiknya tidak dimasuki di awal ini adalah memasuki ranah yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA.

Seiring berjalannya waktu kita semua akan bisa dengan mudah memaknai kalimat ini. It is GOOD to DO what you LOVE, but the secret of life is LOVE what you DO.

Sumber Bacaan :
Materi Matrikulasi IIP Sesi #7, Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari, 2018
Hasil NHW#7, Peserta Matrikulasi IIP, 2018
Abah Rama Royani, 4 E (Enjoy, Easy, Excellent,Earn), PPM Prasetya Mulya, 2010
Referensi tentang bahasa bakat dan potensi kekuatan di www.temubakat.com

Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

***

Resume Diskusi Review NHW #7

Pertanyaan 1

Kita dianjurkan memilih ranah SUKA dan BISA terlebih dahulu, lalu bagaimana kalau ranah itu jutru bertentangan dengan harapan pasangan kita. Yang diharapkannya malah masuk kelompok TIDAK SUKA dan TIDAK BISA. Bagaimana solusinya?

Jawaban 1

Dulu saya pernah seperti ini. Yang harus dikomunikasikan terlebih  dahulu dengan suami adalah clear, tanyakan kepada suami apa alasan beliau mengharapkan hal yang kita tidak suka dan tidak  bisa (bentuk penghargaan atas pendapat suami). Jadikan bahan pertimbangan saat kita mengambil keputusan.

Kemudian saya coba jelaskan pelan pelan apa yg saya suka dan bisa. Saat itu saya hanya bilang, saya mohon izinkan saya melakukan ini. Cukup izinkan, karena ridhomu adalah ridho Allah.  Saya janji tidak akan mengabaikan tugas utama dirumah. Saya coba lakukan yang terbaik, sehingga suami saya lihat perjuangan saya dan akhirnya malah ikut membantu saya.

Semuanya tentang komunikasi produktif, Mbak, tidak boleh menduga-duga, ketika kita bisa bicara secara jelas dan dari hati ke hati, insya Allah beliau akan memahami. Pernah juga saya coba ikuti apa yangg suami mau, tapi saya tidak bisa, akhirnya emosi saya tidak terkontrol. Saya ungkapkan pelan pelan ke suami, alasannya. Dan suami paham, mencoba mendukung aktivitas saya sepenuhnya selama tidak melanggar aturan-Nya dan tidak mengabaikan tugas utama di rumah.

Pertanyaan 2

Kita dianjurkan memilih ranah SUKA dan BISA terlebih dahulu, lalu bagaimana kalau ranah BISA TAPI TIDAK SUKA susah kita jalani? Sedangkan pada ranah SUKA TAPI TIDAK BISA kita memiliki semangat untuk belajar. Mohon penjelasannya. Terima kasih.

Jawaban 2

Untuk ranah bisa-tidak suka jadikan prioritas ketiga ya, Mbak. Bagi saya sendiri, ranah ini hanya membuat ritme hidup saya datar, tidak ada semangat untuk berinovasi dan bereksplorasi karena saya memang tidak suka mengerjakan hal tersebut . Sekalipun saya bisa mengerjakannya.

Untuk ranah suka-tidak bisa, ini harus dikembangkan :) karena ketika kita sudah suka, kita akan berusaha semaksimal mungkin agar kita bisa. Maksud dari review tersebut, lakukan ranah suka dulu. Ranah suka ini ada 2, suka dan bisa, suka dan tidak bisa. Setelah itu baru lanjut ke ranah bisa dan tidak suka, hindari ranah tidak suka dan tidak bisa.

Pertanyaan 3

Saya mau bahas tentang NHW dan materi secara keseluruhan yang Bukibuk rasakan apa ya? Ingin revisi sesuai reviewkah atau sudah biarin sajakah atau bagaimana? Hihi soalnya setelah NHW direview kok saya jadi merasa apa yang saya kerjakan kurang sesuai gitu ya?

Jawaban 3

Kalau saya dulu pas mengerjakan NHW, saya satukan ke 1 folder. Dibaca secara keseluruhan. Karena setiap NHW memiliki hubungan satu sama lain, Mbak. Saya renungi, baca, evaluasi diri, Alhamdulillah perlahan mulai menemukan sebenarnya apa yang selama ini saya cari. Saya harus apa dan mulai menata kembali target-target saya.

Tanggapan 3a

Curhat sedikit nih. Ranah tidak bisa dan tidak suka saya kan dandan sedangkan suami mengharapkan saya suka dan bisa dandan, jadi saya berusaha ambil jalan tengahnya, mencoba dandan sebisanya. Itupun kalau di depan suami aja. Memang komunikasi kunci utama ya untuk mendapatkan solusi.

Tanggapan 3b

Hihi. Setuju, Mbak. Dandan depan suami aja dan ketika jalan sama suami. Saya juga nggak bisa dandan dan kurang suka, tapi semaksimal mungkin saya usahakan untuk merawat kulit. Biar kalau nggak dandan pun masih enak dilihat suami.

Iya, Mbak, hanya sebelum paham tentang komunikasi produktif, saya orangnya sensitif banget tapi nggak pernah diungkapkan. Selalu dipendam, merasa nggak enak sama suami kalau ngomong, takut suami marah, dan lain-lain. Akhirnya saya suka nangis sendiri, kadang cepat marah, emosi, dan lain-lain.

Dan, ternyata itu semua hanya perasaan saya ajaa. Ketahuannya pas udah latihan komunikasi produktif dengan suami. Semua yang saya rasakan, inginkan, saya coba utarakan pada suami. Suami bisa memahami dan bilang, nah kalau seperti ini kan saya paham maksud kamu. Jadi suami itu nggak bisa dikasih kode-kode. Awalnya agak canggung, tapi lama kelamaan menjadi kebiasaan kami. Suami pun akhirnya terbawa juga untuk terbuka sama saya. Sebenarnya komunikasi produktif ini untuk semua anggota keluarga dan orang lain.

Materi komunikasi produktif dari Bu Septi bisa baca lebih lengkap di google ya. Search aja komunikasi produktif  ibu professional”. Nanti banyak muncul komunikasi produktif dengan pasangan, komunikasi produktif kepada anak.  Beda partner yang diajak berkomunikasi, beda cara komunikasinya.

Pertanyaan 5

Akankah kita belajar komunikasi produktif di IIP ini? Rasanya saya perlu banget ini.

Jawaban 5

Ada di kelas bunda sayang, materi pertama, Mbak. Yuuk, selesaikan semua NHW-nya dengan sungguh-sungguh agar bisa belajar lebih banyak di kelas bunda sayang nanti.



@fatinahmunir | 25 Juli 2018

Leave a Reply

Terima kasih atas komentarnya :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -