Posted by : Fatinah Munir 02 July 2017

"Ya Rasulullah, sesungguhnya Kabilah Daus telah membangkang dan menolak ajaran Islam," pernah Thufail ibn 'Amr Addausi berkata kepada Rasulullah, "Doakanlah kehancuran pada mereka!"

Kala itu, Thufail datang bersama kabilahnya yang telah terlebih dahulu mengikrarkan syahadat. Thufail baru saja kembali dari menyuarakan dakwah kepada Kabilahnya sendiri. Kekecewaan atas sedikit hati dari Kabilahnya yang memilih beriman adalah alasan keluhan dan pintanya pada Rasulullah.

Para sahabat yang mendengar keluhan Thufail mengamini, "Jika Rasulullah mendoakan kehancuran mereka, pasti Kabilah Daus akan hancur!"

Tetapi dengan segenap cinta yang Allah tanamkan pada Rasulullah, beliau justru menengadahkan kedua tangannya seraya berdoa dengan penuh pinta, "Ya Allah, berilah hidayah pada Kabilah Daus dan datangkanlah mereka kepadaku dengan beragama Islam."

Seliris doa yang terhantur dari hati yang dipenuhi kasih dan sayang itu tetiba menjadi titik cahaya bagi Thufail dan kawan-kawannya. Hingga bersama dengan kelembutan hatinya, Rasulullah meminta Thufail kembali kepada Kabilah Daus, kembali mengajak pada keberislaman.

Tak dinyana tak disangka, dengan segala ridho Allah SWT, seruan dakwah Thufail dan kawan-kawannya yang kedua kalinya disambut ikrar syahadat para Kabilah Daud yang sebelumnya enggan mengiyakannya.

Pada kisah lainnya yang dituturkan oleh Ibn Qayyim al-Jauziyah tentang gurunya yang tak lain adalah Ibn Taimiyah.

Dikisahkanlah wafatnya seorang 'alim yang pernah memfitnah dan membuat gurunya ditempatkan di penjerujian. Dengan keluguannya sebagai murid yang mencintai guru, Ibn Qayyim berkata, "Berbahagialah wahai guru, telah binasa musuhmu itu!"

Tetiba Sang Guru bangkit dari duduknya seraya mengajak muridnya pergi beranjak.

"Kemana?" Ibn Qoyyim terheran.

"Kemana lagi? Tentu saja ke rumahnya. Kita akan mengurus jenazahnya," sahut Ibn Taimiyah.

Dengan penuh kehidmatan, Ibn Taimiyah memandikan, mengafankan, menyolatkan, dan menguburkan jenazahnya. Selepas dari makam, Ibn Taimiyah membelokkan langkahnya menuju rumah keluarga duka.

Ibn Qayyim masih terheran, belum mengerti apa yang akan dilakukan guru terkasih. Setibanya di rumah duka, Ibn Taimiyah berkumpul dengan keluarga yang berduka, menghibur, dan menyemangati mereka dengan segenap ilmu kecintaanya. "Mulai sekarang, jika kalian memiliki hajat dan keperluan sampaikanlah kepadaku. Aku akan berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi semuanya," tutur Ibn Taimiyah sebelum meninggalkan keluarga yang berduka.

Begitulah cara mereka yang terdahulu berlaku pada tingkah yang tak diharap. Begitulah cara mereka terdahulu menyuarakan kebaikan dalam menanggapi keburukan.

Ketika kebaikan disambut makian kemudian membiarkan makian itu gugur di telinga dan bersahut doa, itulah seruan cinta yang diajarkan Rasulillah. Ketika keburukan terus berdatangan kemudian membiarkannya berlalu dan menjemputnya dengan adab dan ilmu, itulah seruan cinta yang diajarkan Rasulillah.

Seruan cinta para pendahulu kita adalah kebaikan yang tak pernah mengenal waktu dan tempat. Tak peduli dicaci atau dinistakan, kebaikan haruslah tetap menjadi kebaikan. 
Sebab tiada kebaikan yang tak disambut dengan keburukan, maka Islam tetaplah tentang Dia yang Mengajarkan untuk tetap Menyerukan Kecintaan dalam tingkah dan tutur kata.

Yaa Rabbana, di manakah kedudukan kami dibandingkan kebajikan yang mereka tebar dalam ilmu dan amal? Di manakah kedudukan kami dibandingkan akhlak dan kerendahhatian dalam laku dan ucap?

Jadikanlah kami pengikut-Mu terdahulu yang taat, yang jika kami mendengar maka kami perbuat. Jadikanlah kami pengikut-Mu terdahulu yang tak pernah berlaku dan bertutur melainkan dengan kecintaan dan ilmu. Aamiin.

Leave a Reply

Terima kasih atas komentarnya :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -