- Back to Home »
- Pendidikan Khusus »
- Seluk Beluk Kuliah Pendidikan Luar Biasa
Posted by : Fatinah Munir
07 December 2016
“Pendidikan adalah hak semua manusia.”
Kalimat
di atas saya pikir adalah dasar dari munculnya jurusan kuliah yang satu ini.
Sebuah jurusan kuliah yang saya ambil pada 2011 silam di Universitas Negeri
Jakarta. Saat memutuskan memilih jurusan kuliah yang satu ini, mungkin kalian
akan mendapatkan respon yang serupa dengan yang saya alami. Contohnya adalah
pertanyaan-pertanyaan lain seperti ini. Yakin mau ngajar anak-anak
begitu? Oh yang ngajar anak idiot itu ya? Kamu ngajar anak-anak yang ileran
gitu? Dan banyak lagi respon serupa dari banyak orang.
Sebelum
bercerita tentang apa itu jurusan kuliah Pendidikan Luar Biasa, saya ingin
sedikit bercerita mengapa saya bisa masuk ke jurusan kuliah ini:
Tahun 2010 saya tertulis sebagai mahasiswa Farmasi UIN Jakarta.
Saya memilih menjadi mahasiswa Farmasi UIN Jakarta atas dasar rekomendasi
guru-guru yang melihat bahwa nilai pelajaran eksakta saya selalu tinggi dan
pernah mendapat predikat siswa teladan di SMA.
Setelah dua semester saya jalani, meskipun nilai-nilai kuliah
saya tinggi bahkan di semester awal saya mendapatkan IP (Indeks Prestasi) 3,7
atau setara dengan nilai A, saya merasakan ada yang hilang dalam kehidupan
saya. Meskipun saya sudah mulai menyukai Farmasi, tapi semua tetap terasa
berjalan tidak natural. Saya seperti terkurung dalam aktivitas laboratorium,
sedangkan saya adalah orang paling tidak bisa beraktivitas dengan monoton dan
selalu ingin mencoba hal baru dan yang menantang.
Alhasil memasuki semester dua mulai mencoba mencari jurusan
kuliah yang sesuai dengan karakter saya. Lalu tanpa sengaja saya mampir di
salah satu blog yang menceritakan tentang pendidikan anak tunalaras, anak yang
secara simpel diartikan sebagai anak yang sangat nakal bahkan kenalannya bisa
mencelakakan orang lain dan kenakalannya bisa dianggap sebagai pelanggaran
hukum negara seperti mengonsumsi narkoba, mencuri, bahkan membunuh. Ingat, ini
tulisan yang saya baca adalah tentang PENDIDIKAN ANAK! Makhluk Tuhan dengan usia
6-12 tahun yang lugu dan polos tapi punya masalah yang cukup mengerikan.
Sebab hal di atas, saya menjadi semakin penasaran dengan
berbagai tipe anak termasuk bagaimana cara mendidik atau mengajar anak seperti
itu. Kurang lebih selama sebulan saya observasi dan banyak membaca di internet
tentang anak-anak seperti ini hingga saya merasa tertantang untuk bertemu dan
mengajar anak seperti ini. Oke, akhirnya saya memutuskan untuk banting setir
bangku kuliah, dari seorang laboran menjadi guru anak-anak istimewa.
Anak Luar Biasa?
Sebelum
tahu apa itu Pendidikan Luar Biasa, saya pikir teman-teman harus tahu dulu apa
itu anak luar biasa, sebagai objek utama dari jurusan kuliah ini.
Anak
Luar Biasa (ALB) atau yang sekarang disebut Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah
anak yang memiliki tiga ketentuan berikut: (1) anak memiliki penyimpangan
berarti dari anak pada umumnya (kurang atau melebihi anak pada umumnya), (2)
penyimpangan tersebut membuat anak mengalami hambatan dalam kesehariannya
termasuk dalam aspek akademik (pendidikan), dan (3) karena hambatan tersebut
seorang anak membutuhkan pelayanan khusus.
Jika
ketiga ketentuan di atas ada pada diri anak, maka anak dikategorikan sebagai
ABK. Jadi, ketika ada anak yang memiliki hambatan fisik maupun intelejensi
tetapi tidak memiliki hambatan dalam kesehariannya, otomatis anak ini tidak
membutuhkan pelayanan dan pendidikan khusus dan tidak dikategorikan sebagai
ABK.
Anak
Berkebutuhan Khusus memiliki banyak kategori, kurang kebih ada sembilan macam
ABK seperti yang tertulis di bawah ini.
1. Anak Disabilitas Intelektual (Retardasi
Mental), dulu disebut tunagrahita. Anak dalam kategori ini adalah anak yang
memiliki intelejensi kurang dari rata-rata atau dengan IQ di bawah 70.
2. Anak Disabilitas Pengelihatan, dulu disebut
tunanetra. Anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki hambatan dalam
pengelihatannya, baik itu secara keseluruhan (totally blind) maupun
sebagian (low vision).
3. Anak Disabilitas Pendengaran, dulu disebut
tunarungu. Anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki hambatan
pendengaran baik ringan maupun berat.
4. Anak Disabilitas Tubuh, dulu disebut
tunadaksa. Anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki kondisi fisik yang
menyimpang dari anak pada umumnya. Kondisi fisik ini dapat terjadi dalam
berbagai macam dan dapat menghambat aktivitas anak.
5. Anak Gangguan Emosi dan Tingkah Laku, dulu
disebut tunalaras. Anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki gangguan
emosi dan penyimpangan tingkah laku berdasarkan sosial, adat, dan hukum.
6. Anak Autis. Anak dalam kategori ini adalah
anak autis adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan otak yang kompleks
dan signifikan (akan tetap seperti itu jika tidak ditangani) yang mempengaruhi
perkembangan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku, semua gelaja autis ini
terjadi. Anak autis memiliki ciri yang berbeda dari setiap individu, sehingga
tidak ada ciri-ciri spesifik dalam anak autis.
7. Anak Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktif (GPPH) atau Attantion Deficit and Hiperactivity Disorder (ADHD).
Anak dalam kategori ini adalah anak yang memiliki gangguan pemusatan perhatian
dan memiliki tingkat keaktifan jauh melebihi anak pada umumnya.
8. Anak Kesulitan Belajar. Anak dalam kategori
ini adalah anak yang memiliki hambatan dalam belajar karena disfungsi minimum
otak.
9. Anak Berbakat. Anak dalam kategori ini adalah
anak yang memiliki kemampuan akademis atau nonakademis melebihi anak pada
umumnya, biasanya anak-anak ini memiliki IQ di atas 130.
Kesembilan
kategori ABK di atas memiliki perbedaan dalam kekhususannya. Antar ketegori ABK
memerlukan pelayanan yang berbeda-beda sesuai dengan kekhususannya
masing-masing dalam hal pendidikan. Oleh sebab itu dibutuhkan Guru Pendidikan
Khusus yang sebelumnya berkuliah di Pendidikan Luar Biasa atau Pendidikan
Khusus.
Pendidikan Luar Biasa atau Pendidikan Khusus
Dari
penjelasan panjang di atas tentang anak berkebutuhan khusus (ABK) sudah
terbayangkah apa itu Pendidikan Luar Biasa (PLB) atau Pendidikan Khusus (PKh)?
Yup.
PLB atau PKh adalah jurusan kuliah yang di dalamnya teman-teman bisa belajar
untuk mengajar kesembilan ABK di atas. di jurusan kuliah ini teman-teman akan
mengenal Sembilan macam ABK dan belajar bagaimana mengajar mereka dengan
kekhususan yang mereka punya.
Apa yang Akan Dipelajari?
Saat
kuliah, teman-teman anak belajar terlebih dahulu kriteria dari kesembilan anak
tersebut. Jadi, sebagai gambaran awal apa yang akan dipelajari di jurusan ini
setidaknya teman-teman akan mempunyai Sembilan matakuliah perspektif atau
pengantar yang masing-masing matakuliah ini akan membahas tentang macam-macam
ABK secara detail.
Selain
mempelajari kriteria ABK, teman-teman akan mendapatkan matakuliah lanjutan dari
kesembilan macam ABK berupa matakuliah pembelajaran ABK dan matakuliah
kompensatoris, tapi tidak semua macam ABK mempunyai kompensatoris. Contohnya
untuk ABK Disabilitas Pengelihatan teman-teman akan belajar Perspektif Anak
Disabilitas Pendengaran, Pembelajaran Anak Disabilitas Pendengaran, dan
matakuliah kompensatorisnya seperti matakuliah Bahasa Isyarat (Sistem
Komunikasi).
Setelah
mempelajari seluruh macam ABK ini, teman-teman harus memilih kekhususan yang
akan teman-teman geluti. Misalnya teman-teman ingin konsen dan mendalami
pendidikan untuk anak kesulitan belajar, maka di semester IV atau semester VI
(tergantung dari kampusnya) teman-teman akan memilih kekhususan ini dan konsen
memperlajari tentang anak kesulitan belajar. Di kampus saya, kekhususan ini
diambil di semester VI dan saya memilih konsen di kekhususan anak dengan
autisme dan ADHD.
Prospeknya yang Tak Usah Ditanya!
Kuliah
di PLB atau PKh tidak perlu khawatir tidak akan mendapatkan pekerjaan. Bukan
bermaksud mendahulukan kehendak Tuhan. Sama sekali bukan. Karena memang sejak
2010 dicanangkan Sekolah Inklusif, lulusan PLB/PKh sangat dibutuhkan. Entah itu
di SLB (Sekolah Luar Biasa) ataupun di sekolah umum yang menerima ABK.
Tahukah teman-teman,
jika teman-teman kuliah di jurusan PLB/PKh, sebelum teman-teman lulus kuliah
pun, teman-teman akan mendapatkan banyak tawaran kerja untuk mengajar. Mengapa
bisa begitu? Sebab dalam Sekolah Inklusif setiap ABK membutuhkan satu guru
pendamping untuk dirinya. Jadi jika dalam sebuah SD tiap kelasnya ada minimal 2
ABK, itu artinya dibutuhkan dua guru pendamping dalam satu kelas, total 12 guru
pendamping. Dan saat ini ada cukup banyak Sekolah Inklusif di Jabodetabek.
Belum lagi tawaran mengajar les untuk ABK yang tak kalah banyaknya.
Jika teman-teman sudah lulus, teman-teman bisa mengambil ‘tantangan’ yang lebih besar lagi seperti menjadi Guru Pendidikan Khusus atau Konselor Pendidikan Khusus di Sekolah Inklusif, Sekolah Alam, atau Homeschooling yang mana teman-teman akan dihadapkan tidak hanya pada satu anak, melainkan mengatasi anak yang ada di satu sekolah dan menjadi konsultan bagi guru-guru umum!
Jika teman-teman sudah lulus, teman-teman bisa mengambil ‘tantangan’ yang lebih besar lagi seperti menjadi Guru Pendidikan Khusus atau Konselor Pendidikan Khusus di Sekolah Inklusif, Sekolah Alam, atau Homeschooling yang mana teman-teman akan dihadapkan tidak hanya pada satu anak, melainkan mengatasi anak yang ada di satu sekolah dan menjadi konsultan bagi guru-guru umum!
Jadi,
sudah terbayang kan bagaimana besarnya peluang kerja untuk lulusan PLB/PKh?
Bisakah Jadi Terapis?
Apakah
lulusan PLB/PKh hanya bisa menjadi guru? Bukan ‘hanya bisa’, melainkan memang
dicetak untuk menjadi guru. Ingat, guru yang mendidik anak ini tidak hanya dari
segi akademik tetapi juga behavior atau keseharian mereka. Mengajarkan
anak-anak tentang apa saja yang ada di depannya dan yang terpenting adalah
menjadikan anak-anak ini mandiri, tidak tergantung pada orangtua atau orang
lain di sekitarnya.
Menjadi
terapis, bukanlah prospek dari lulusan PLB/PKh, karena seperti nama jurusan
kuliah ini: PENDIDIKAN. Maka di sini teman-teman akan menjadi pendidik, guru
yang lebih dari sekadar guru biasa. Di sini teman-teman akan belajar menjadi
guru yang harus memiliki kasih sayang dan sabar berlipat ganda dibandingkan
guru biasa.
Terakhir,
untuk kalian yang masih galau memilih jurusan kuliah, untuk kalian yang
memiliki keinginan menjadi guru dan menyukai tantangan, percayalah Pendidikan
Luar Biasa atau Pendidikan Khusus adalah pilihan yang tepat untuk jurusan
kuliah kalian. Karena di sini, setiap hari kalian akan memiliki cerita
petualangan menghadapi tantangan di kelas!
Karena
begitu banyak tantangan menyenangkan di kelas saat mengajar, saya menyebut
seluruh pengalaman saya mengajar sejak semester V dengan nama Teachventure
(Teach Adventure)!
Untuk teman-teman yang galau memilih jurusan kuliah, teman-teman bisa berkunjung di jurusankuliah.tumblr.com untuk membaca berbagai ulasan tentang berbagai jurusan kuliah. Happy reading! :)
@fatinahmunir | 12 Juni 2016
Assalamu'alaikum, kak.
ReplyDeleteMaaf mengganggu kak, Insya Allah tahun ini saya mengikuti ujian SBMPTN, namun saya belum tau jurusan yang saya minati.
Kebetulan akhir-akhir ini, saya tertarik dengan anak berkebutuhan khusus, khususnya tunarungu, saya tertarik belajar bahasa isyarat.
Saya Ingin bertanya, apa saja yang dipelajari di jurusan Pendidikan Luar Biasa ya kak? Apa ada pembelajaran membaca huruf braile dan bahasa isyarat?
Terima kasih ka.
Wa'alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh. Terima kasih sudah berkunjung. Iya, braile dan bahasa isyarat adalah bagian dari materi yang akan dipelajari di Pendidikan Luar Biasa :)
DeleteSaya Maba plb UM sgt terbantu oleh tulisan kakak,,, thx u so much kak..... Idolaaa hehe
ReplyDeleteHi Firda! Salam kenal. Sama-sama. Terima kasih kembali sudah membaca tulisan ini :)
DeleteAnyway, selamat datang di dunia Pendidikan Luar Biasa. Semangat menjadi guru yang luar biasa :)
Assalamualaikum, ka untuk tes masuk jurusan plb itu apa aja ya?
ReplyDeleteWa'alaikumussalam warahmatullah.
DeleteTidak ada tes khusus untuk masuk jurusan plb. Kamu cukup belajar dan mempersiapkan diri untuk ikut ujian masuk universitas lewat jalur IPS atau IPC kalau kamu dari IPA.
Tapi jika kampus yang kamu tuju mengadakan tes bakat, tentunya kamu harus mempersiapkan diri untuk tes bakat tersebut. Dan untuk mengetahui apakah universitas yang kamu tuju meminta tes bakat, kamu harus mencari tahu sendiri ke universitas tersebut. Oh iya, tes bakat itu berupa tes seperti tes musik, menari, mendongeng, dan sebagainya yang bisa kamu tunjukkan saat bertemu dengan penguji :)
Satu lagi, mohon maaf atas balasan yang lama ini. Saya khilaf.
MasyaAllah Syuka bgt sama blog nya kk,sangat menginspirasi saya sekali,oh ya kk klau saya boleh nnya apakah Jurusan ini memandang fisik ya kk,karna saya jujur punya kekurangan fisik,tapi saya ingin sekali menjadi pengajar PLB itu kk
ReplyDeletePermisi kak, saya merupakan lulusan smk, apakah bisa untuk ke jurusan PLB ini?
ReplyDelete