- Back to Home »
- Pare Kampung Inggris , Ulasan Lainnya »
- Info: Makanan di Pare, Kampung Inggris, Kediri
Posted by : Fatinah Munir
08 December 2016
A
Heaven for The Food Fighters \( ^_^)/
Are
you a heavy eater?
Apakah teman-teman termasuk orang yang banyak makan dan suka wisata kuliner?
Jika iya, maka Pare adalah tempat yang tepat untuk kalian tinggal.
Meskipun
Pare adalah kota kecil, tapi orang-orang terus mengambil keuntungan dari apa
yang terjadi di dalamnya. Maka jangan heran jika di Pare akan ada banyak tempat
makan dengan beraneka ragam konsep. Mulai dari warteg, prasmanan, lesehan,
nuansa alam, sampai tempat makan ala kafe modern lengkap dengan pertunjukkan
musiknya.
Bagaimana
dengan harganya? Harga makanan di Pare
amat sangat murah, kecuali untuk kafe-kafe ala Jakarta. Untuk makan di warung
prasmanan, teman-teman cukup membayar 4.000 IDR untuk mendapatkan menu nasi +
sayuran + gorengan dua buah. Jika ingin menambah menu dengan telur, harganya
cukup 5.000 IDR per porsi. Jika ingin makan dengan nasi + sayuran + gorengan +
ayam atau ikan, teman-teman cukup membayar sekitar 7.000-8.000 IDR. Untuk
minumnya sendiri free alias tidak dipungut biaya, karena kebanyakan warung
makan menyediakan gallon air mineral
untuk pelanggan. Jika ingin minum es teh manis, harganya hanya berkisar
1.000-2.000 IDR. Minum jus buah di Pare pun bisa dengan puas, karena harga jus
buah hanya 5.000-6.000 IDR. It’s the real life for you who always stay in a
big city. So the food fighters, let’s come in! :D
Sebenarnya
saya ingin memasukkan beberapa list tempat makan favorite saya di sini, tapi
saya khawatir tempat yang saya masukkan ke dalam list bisa hilang kapan saja.
Hal ini karena Pare adalah kota kecil yang hidup dengan perubahan yang sangat
cepat.
Mungkin
saya akan memasukkan beberapa tempat makan yang recommended enough dan
kemungkinan besar akan tetap ada meski sudah beberapa tahun –sehingga tulisan
ini bisa tetap relevan bagi pembaca dua hingga lima tahun lagi.
Dapur Jawa (Lesehan ala Melayu)
Saya tidak butuh banyak waktu untuk berpikir memasukkan Dapur Jawa di list pertama saya. Selain karena lokasinya yang dekat dengan asrama saya, Dapur Jawa adalah tempat unik di mana saya menemukan makanan khas Indonesia yang dibuat ala Malaysia atau Thailand. Hal ini dikarenakan ibu pemilik warung pernah bekerja lama di Malaysia. Saya rekomendasikan untuk mencoba semua menu yang ada di Dapur Jawa, seperti Kare Ayam, Ayam Masak Merah, Pecel Lele, Gurame Goreng, Kepiting Masak Merah, Daging Masak Kuning (mengandung banyak sayur), Tom Yam, dan banyak lagi. Jangan khawatir, harga makanan di sini hanya 10.000-12.000 IDR per porsinya dengan jumlah ayam dua potong untuk menu Kare ayam dan Ayam Masak Merah. Sedangkan khusus menu Gurame dan Kepiting, harganya berdasarkan ukurannya dan bisa berbeda-beda setiap kali teman-teman membelinya.
Minuman favorite saya di Dapur Jawa adalah es jeruk nipis dengan
potongan jeruk nipis di dalamnya yang menambah estetika sekaligus merangsang
untuk langsung menghabiskannya. Selain itu, ada Teh Tarik (Thai Tea) yang
dibuat persis seperti di Thailand dan ada Es Milo yang rasanya jauh lebih
nyaman dibandingkan kita membuatnya sendiri. Hal ini dikarenakan bahan Teh
Tarik dan Es Milo dikirim langsung dari Malaysia. Tidak usah risau untuk hal
harga, karena teman-teman cukup merogoh kocek 2.000 IDR untuk Es Jeruk Nipis
dan 3.000 IDR untuk Teh Tarik dan Es Milo.
Sribu Asri; Lesehan Pemancingan
Selain Dapur Jawa, Sribu Asri adalah tempat paling favourite saya bersama teman-teman belajar seperjuangan ataupun students. Sayangnya, lokasi Sribu Asri cukup jauh terletak di desa berbeda dan harus menempuh waku kurang lebih setengah jam bersepeda. Jadi, biasanya saya pergi ke Sribu Asri satu atau dua bulan sekali dalam rangka perpisahan kelas dengan students.
Meksipun Sribu Asri cukup jauh dari Desa Tulungrejo (tempat Kampung
Inggris), tapi perjalanannya akan menyenangkan karena teman-teman akan
bersepeda melewati lading-ladang jagung, hutan kecil, dan perumahan desa warga.
Sribu Asri menjadi tempat favorite saya karena suasananya yang
menenangkan dan menu utama tempat makan ini adalah ikan dan sayur-sayuran segar.
I do like fish because of my Mom but honestly I am a heavy eater though! Saya
suka ikan sejak kecil karena sering dicekoki ikan oleh Emak dan kenyataannya
saya orang yang pemakan apa saja selama itu halal dan baik :D
Hampir semua menu yang ada di restoran seefood pada umumnya juga bisa
kita temui di Sribu Asri ini. Di Sribu Asri, selain makanannya yang enak dan
murah, suasananya juga sangat mendukung, Teman-teman bisa memancing ikan
sendiri untuk diolah dan dimakan di tempat. Jika kurang tertarik memancing,
teman-teman bisa berkeliling lihat beraneka hewan seperti iguana, musang,
burung kakak tua, ular, dan beberapa hewan lain yang kurang saya ingat.
Sejujurnya, saya kurang ingat harga per porsi dari menu yang ada di
Sribu Asri, karena biasanya saya dan teman-teman men-share bill kami untuk
makan di sini. Tapi walaupun kami memesan banyak menu seefood untuk kelompok,
biasanya biaya yang kami keluarkan hanya sekita 20.000-25.000 IDR belum
termasuk harga minuman yang cukup sekitar 3.000-6.000 IDR. Murah kan?
![]() |
Sedikit view di Sribu Asri |
Tansu (Ketan Susu)
Jika teman-teman mencari tempat makan murah meriah dengan menu ala warung kopi, maka Tansu adalah pilihan yang tepat. Di Tansu, tidak ada menu makanan istimewa seperti Dapur Jawa ataupun Sribu Asri, karena Tansu berkonsep warung kopi yang hanya menyediakan aneka gorengan seharga 500 IDR, mie instan plus telur, kopi, minuman hangat atau dingin lainnya, dan ketan susu seharga 3000-4000 IDR per piringnya sebagai menu primadona yang menjadikan warung ini terkenal dengan sebutan Tansu, singkatan dari Ketan Susu.
Warung ini terletak di dekat lembaga Daffodils. Kurang lebih 100 m dari Daffodils dengan view pematang sawah dan sepoi angin yang membuat pengunjungnya betah berlama-lama di Tansu. Meskipun Tansu kecil dan tidak cukup menggambarkan ketenarannya di Pare, tapi Tansu menyediakan banyak tempat duduk dan lesehan di sekitaran sawah. Maka tidak heran jika meskipun warung ini kecil, warung ini menjadi tempat yang most wanted alias paling di cari oleh pendatang di Pare.
Saya biasa mengunjungi Tansu bersama dengan teman-teman kelas saya atau dengan murid-murid saya sambil belajar speaking di sini. Suasana yang tenang dan sajian cemilan yang murah meriah menjadikan proses belajar mengajar di Tansu sangat fun learning dan tidak terasa. Oleh sebab itu, bagi teman-teman yang ingin merasakan sebenar-benarnya berkunjung ke Pare, datanglah ke Tansu, pesan sepiring ketan susu original dengan minuman kesukaan kalian sambil mengulang matere bahasa Inggris teman-teman di sini bersama teman sekamar ataupun seasrama :)
Kurang lebih itulah tiga tempat favorite yang bisa menjadi tempat makan dan berkumpul selama belajar di Pare. Untuk tempat makan lainnya, sifatnya standart seperti di kota-kota lain dengan kisaran harga yang telah saya paparkan di awal tulisan.
Dan sekali lagi, ulasan ini adalah berdasarkan pengalaman saya tinggal di Pare selama tahun 2015 dan 2016. Jika teman-teman pembaca menemukan hal baru yang layak dibagikan, silakan sampaikan di kolom komentar. Thanks a bunch! :)
Jika teman-teman mencari tempat makan murah meriah dengan menu ala warung kopi, maka Tansu adalah pilihan yang tepat. Di Tansu, tidak ada menu makanan istimewa seperti Dapur Jawa ataupun Sribu Asri, karena Tansu berkonsep warung kopi yang hanya menyediakan aneka gorengan seharga 500 IDR, mie instan plus telur, kopi, minuman hangat atau dingin lainnya, dan ketan susu seharga 3000-4000 IDR per piringnya sebagai menu primadona yang menjadikan warung ini terkenal dengan sebutan Tansu, singkatan dari Ketan Susu.
Warung ini terletak di dekat lembaga Daffodils. Kurang lebih 100 m dari Daffodils dengan view pematang sawah dan sepoi angin yang membuat pengunjungnya betah berlama-lama di Tansu. Meskipun Tansu kecil dan tidak cukup menggambarkan ketenarannya di Pare, tapi Tansu menyediakan banyak tempat duduk dan lesehan di sekitaran sawah. Maka tidak heran jika meskipun warung ini kecil, warung ini menjadi tempat yang most wanted alias paling di cari oleh pendatang di Pare.
Saya biasa mengunjungi Tansu bersama dengan teman-teman kelas saya atau dengan murid-murid saya sambil belajar speaking di sini. Suasana yang tenang dan sajian cemilan yang murah meriah menjadikan proses belajar mengajar di Tansu sangat fun learning dan tidak terasa. Oleh sebab itu, bagi teman-teman yang ingin merasakan sebenar-benarnya berkunjung ke Pare, datanglah ke Tansu, pesan sepiring ketan susu original dengan minuman kesukaan kalian sambil mengulang matere bahasa Inggris teman-teman di sini bersama teman sekamar ataupun seasrama :)
Kurang lebih itulah tiga tempat favorite yang bisa menjadi tempat makan dan berkumpul selama belajar di Pare. Untuk tempat makan lainnya, sifatnya standart seperti di kota-kota lain dengan kisaran harga yang telah saya paparkan di awal tulisan.
Dan sekali lagi, ulasan ini adalah berdasarkan pengalaman saya tinggal di Pare selama tahun 2015 dan 2016. Jika teman-teman pembaca menemukan hal baru yang layak dibagikan, silakan sampaikan di kolom komentar. Thanks a bunch! :)
Have a nice study! Let's get the fist, then! :D
PS: Mohon maaf tidak ada dokumentasi di Dapur Jawa dan Tansu, karena saya kurang narsis jadi hanya sedikit foto selama di Pare :D
Belum pernah ke sana hihi. Warung2 kecil dulu mah :D
ReplyDeleteIya Faaa... itu Dapur Jawa kayanya baru. Tapi yang lainnya sudah lama dan melegenda di Pare kayaknya. Hehehe.
DeleteDududududu itu PP-nya. Bikin salah fokus. hehehe :D
Owalah pantes baru denger. Pare cepat banget berubah. Selalu kaget tiap datang ke sana. Ada aja yang beda. Wkwkwk. Maklum manten baru neng :D
Delete