Posted by : Fatinah Munir 12 April 2015



Mei 2014

Ini adalah bulan terakhir perkuliahan. Alhamdulillah selama tiga tahun aku mengambil sks hingga full di setiap semsternya. Semester enam ini adalah semester terakhir perkuliahan di kelas, karena seluruh perkuliahan yang harus dituntaskan sebelum tugas akhir sudah diselesaikan.

“Semester depan itu semester terakhir kamu kan, Lis,” tanya emak. Um, lebih tepatnya emak memastikan aku lulus di semester tujuh seperti janjiku saat masuk UNJ.

“Insya Allah kalau skripsi Lis lancar. Doain aja, Mak,” jawabku.

“Emak bantu Cuma sampai semester depan loh. Selebihnya kalau kamu main-main, emak gak tanggung jawab,” lanjut emak memastikan aku benar-benar akan memenuhi janji.

Jadi sebenarnya sejak semester empat aku memperjuangkan biaya kuliahku sendiri. Beberapa beasiswa dari luar kampus aku kantungi untuk membayar  uang kuliah. Tapi sayangnya beasiswa tersebut turun setiap enam bulan sekali dengann waktu yang tidak bersamaan dengan tenggat waktu pembayaran kuliah. Mau tidak mau sebelum beasiswa turun, aku harus menabung. Jika uang tabunganku tidak cukup untuk membayar uang kuliah, aku akan meminjam uang kepada emak bapak untuk menutupi kekurangan biaya kuliahku. Ya, meskipun kenyataannya beberapa semester emak bilang kalau uang pinjamanku tidak usah dibayar.

Emak tidak hanya memastikan kelulusanku di semester tujuh kepadaku. Ternyata emak terlanjur excited dengan mengatakan kepada tetangga dan keluarga besar kami kalau aku akan lulus di semester tujuh.

Duh! Bagaimana ini. Aku belum mempunyai strategi untuk menyelesaikan kuliah yang tinggal satu semester lagi menurut perhitungan emak. Maka pada saat pemilihan dosen pembimbing, aku langsung menembak satu dosen yang aku pastikan dapat membimbingku agar dapat menyelesaikan penelitian dalam waktu satu semester.

Ibu Suprihatin atau yang lebih akrab dipanggil Ibu Key (dibaca Key, bukan Ki). Beliau dosen pengampu Pendidikan Anak dengan Autisme sekaligus dosen yang sangat aku kagumi sejak pertama kali perkuliahan bersama beliau. Dengan ketegasan yang beliau miliki, aku yakin beliau bisa membimbingku dan aku akan nyaman dengan beliau.

Alright! Dosen pembimbing satu sudah terpilih. Giliran menunggu pengumuman dosen pembimbing kedua yang ternyata jatuh pada Pak Budi Santoso. Beliau calon doktor di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung. Beliau dosen muda yang sangat cerdas dan bisa dibilang gaul. Yaa, cukup mengimbangi Bu Key –menurutku.

Penelitian aku lakukan nyaris bersamaan dengan program PKM (Pelaksanaan Kegiatan Mengajar) selama tiga bulan di SDN Kelapa Gading Timur 04 Pagi, Jakarta Utara. Murid yang aku ajar adalah subjek dalam penelitianku.

Awalnya prosesnya mudah. Tapi sayangnya, di  tengah penelitian aku harus menghadapi permasalahan tidak penting yang sialnya malah berpengaruh besar pada kelancaran proses penelitianku. Malam menulis dan mengolah data adalah imbasnya. Dan kemalasan itu berlangsung satu bulan. Selama sebulan aku tidak menyentuh penelitianku, pun tidak menghubungi dosenku. Arhg!

Saat teman-teman yang lainnya sudah mulai seminar hasil penelitian, aku malah baru mengonsultasikan data hasil penelitianku. Dampaknya, kedua dosenku memarahi dan sempat selama dua minggu tidak mempedulikanku. Hiks.

Tapi aku terus berusaha membujuk keduanya. Melakukan perbaikan sendiri  dengan mencoba membaca ulang hasil tulisanku yang membandingkannya dengan buku panduan penelitian. Hingga akhirnya, hasil tulisan tiga kali revisi hasil bimbingan sendiri, alias tanpa dosen pembimbing, aku serahkan kepada kedua dosen pembimbingku. Bersyukurnya aku, kedua dosen pembimbingku mau menerimanya. Sejak saat itu aku di-push habis-habisan untuk mengejar ketertinggalan. Semua  dilakukan serba cepat. Hari ini bimbingan, malam revisi, besok menyerahkan hasil revisi. Begitu seterusnya hampir satu bulan.

Meksipun aku sudah mengerahkan semua tenaga dan waktu, aku berpikir bahwa aku akan tetap tertinggal dari teman-teman lainnya. Seluruh teman yang penelitian bersamaku sudah melakukan sidang, sedangkan aku belum juga maju seminar hasil penelitian. O God, what should I say to my emak? Hiks.


© Lisfatul Fatinah Munir

Orchid House, 12 April 2015

Leave a Reply

Terima kasih atas komentarnya :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -