- Back to Home »
- Gangguan Pengelihatan »
- Jalan-Jalan Ke Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision (Bag. 3 Asesmen)
Posted by : Lisfatul Fatinah
28 November 2012
Proses
Asesmen yang Dilakukan di P2TLV
Untuk mengetahui apa yang sudah dimilik anak, yang
belum dimilik anak, dan apa saja kebutuhan anak low vision, maka P2TLV
melakukan serangkaian asesemen seperti di bawah ini.
a.
Penjaringan
penyandang low vision.
- Mengembangkan system penjaringan dan pendataan
- Membentuk jaringan kerja dengan lembaga terkait.
- Menerima klien dari puskesmas, rumah sakit, dokter dan umum.
b.
Pemeriksaan
mata oleh dokter mata.
- Menetapkan status penyakit, Penyebab dan masuk golongan low
vision atau tidak.
- Menetapkan sifatnya menetap atau menurun.
- Menetapkan kebutuhan pengobatannya.
- Melakukan referal ke low vision center.
c.
Asessmen
klinis dan preskripsinya.
- Menilai sisa penglihatan.
- Menilai luas lantang pandang.
- Memberikan gambaran tentang kemampuan yang bisa dilakukan.
- Menilai dan menetapkan alat bantu yang dibutuhkan,
- Memberi saran tentang latihan yang dibutuhkan.
- Memberikan saran dan menilai modifikasi lingkungan yang
dibutuhkan.
d.
Latihan
dan konseling.
- Memberikan latihan fungsi dan stimulasi penglihatan.
- Memberikan latihan penggunaan alat Bantu penglihatan.
- Mengevaluasi hasil assessment klinis,
- Memberikan konseling pada klien dan orang tuanya.
- Latihan Orientasi dan mobilitas.
- Memberikan bimbingan pendidikan.
- Memberikan bimbingan kerja.
- Memberikan konseling tentang penyebab dari low visionnya, apa
yang bisa, yang harus dan yang tidak bisa dilakukan oleh anak, orang tua
dan lingkungannya.
Aspek-Aspek
Asesmen pada Diri Low Vision di P2TLV
Dalam
proses asesmen terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk
mengefisiensikan pengelihatan dan memfungsionalkan lingkungan low vision.
Adapun aspek-aspek yang harus diperhatikan tersebut adalah:
·
Aspek
Cahaya
Kita
harus mengetahui seberapa besar intensitas cahaya, redup, dan terangnya cahaya
yang dibutuhkan anak low vision dalam lingkungannya, terutama untuk lingkungan
belajarnya.
·
Aspek
Kontras
Kita
harus mengetahui seberapa besar kekontrasan yang dibutuhkan anak low vision
dalam lingkungannya, terutama untuk lingkungan belajarnya. Mengetahui aspek
kekontrasan yang dibutuhkan anak ini perlu agar anak low vision dapat dengan
mudah membedakan objek yang ada di lingkungannya.
·
Aspek
Jarak
Kita
harus mengetahui seberapa jauh kemampuan jarak pandang anak low vision. Hal ini
agar kita mengetahui jarak nyaman yang dibutuhkan anak low vision untuk melihat
objek dan untuk mengetahui bagaimana seharusnya konstruksi ruang belajar yang
nyaman dan efisien untuk anak low vision yang bersangkutan.
·
Aspek
Ukuran
Kita
harus mengetahui ukuran yang nyaman di pengelihatan anak low vision. Aspek
ukuran juga sangat perlu diperhatikan agar kita bisa mengetahui besar objek
yang nyaman di mata anak, termasuk besar tulisan di papan tulis yang nyaman
untuk menunjang proses belajar anak low vision.
·
Aspek
Posisi
Kita
perlu mengetahui posisi yang nyaman yang digunakan anak low vision untuk
melihat. Aspek ini sangat penting sekali diketahui untuk merekonstruksi dan
mendesain posisi tempat duduk anak low vision di dalam kelas. Sehingga, hal ini
bisa memudahkan anak low vision dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Aspek Arah
Terakhir,
kita perlu mengetahui bagaimana arah pengelihatan yang dibutuhkan anak untuk
kenyamanannya beraktivitas, terutama dalam keperluan belajar.
just share info aja , bagi yg minat membeli kursi roda cp (cereblral palsy) dapat buka di link ini: http://kursiroda.net/Kursi-roda-anak-cp-cerebral-palsy.htm
ReplyDelete