- Back to Home »
- Gangguan Pengelihatan »
- Jalan-Jalan Ke Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision (Bag. 1; Profile Singkat)
Posted by : Lisfatul Fatinah
28 November 2012
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah. Tahun ini diberikan kesempatan oleh Allah untuk berkunjung ke salah satu sisi dunia yang luar biasa. Tempat luar biasa ini bernama Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision yang ada di Kota Kembang, Bandung, Jawa Barat. Pada 12 November 2012 lalu, saya dan teman sekelas berkesempatan meneguk ilmu segar di tempat ini.
Untuk lebih lengkapnya, teman-teman bisa membaca paparan singkat tentang Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision ini.
Sejarah
Berdirinya P2TLV
Berdirinya
Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision (P2TLV) diawali dengan berdirinya Yayasan
Penyantun Wyata Guna (YPWG) yang berdiri pada 1973, dengan akte notaris No. 37
pada 23 Maret 1973 silam. Awal mula dirintisnya YPWG merupakan manifestasi
pengabdian Ibu Soedarsono, pendiri YPWG, untuk kesejahteraan masyarakat
disabilitas pengelihatan di Bandung dan Jawa Barat yang mandiri dan maju. Semua
upaya yang dirintis dari YPWG ini dilakukan bersama seluruh lapisan masyarakat,
mulai dari pengandang disabilitas pengelihatan, keluarga, asyarakat, dunia
usaha, pemerintah dan lain-lain.
Sejak
berdirinya pada 1973 hingga 1995, YPWG belum memiliki layanan bagi murid low
vision. Hingga pada 1996, Ibu Sri Soedarsono sebagai pendiri dan ketua YPWG
bersama Ibu J.S. Nasution, Ketua Yayasan Pembinaan dan Asuhan Bunda (YPAB) mencoba
membuka layanan bagi murid low vision.
Pada
16 Februari 1996, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
mengeluarkan surat No. 6801/MPK/96 kepada YPAB dan YPWG di bawah naungan kedua
yayasan ini. Pada 1 April 1996, Dikdasmen Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
juga mengeluarkan surat No. 0195/C2/LL/96 atas P2TLV perihal penanggualangan
low vision untuk pelaksanaan uji coba layanan pendidikan bagi anak low vision.
Sejak
1996 inilah YPWG melakukan sosialisasi
layanan pendidikan bagi murid low vision melalui penyuluhan, seminar, dan pelatihan
guru SLB A dan guru SD di kota Bandung dan Jawa Barat. Pada 1997, YPWG
melakukan uji coba layanan pendidikan bagi murid low vision di SLB A Negeri
Wyata Guna Pajajaran. Hingga pada 1999, uji kelayakan layanan pendidikan bagi
murid low vision ini disebarkan ke 13 SLB di Jawa Barat.
Demi keprofesionalismean pelayanannya, pada 2002 lalu YPWG membentuk Pusat
Pemberdayaan Tunanetra Bandung (PPTB) atau Bandung Center for the Blind (BCB) yang
di dalamnya terdapat Unit Pelatihan dan Pelayanan Low Vision.
Agar
layanan yang ada di Unit Pelatihan dan Pelayanan Low Vision dapat menjangkau
seluruh anak low vison di Jawa Barat, maka sejak awal 2003 dirintislah usaha
kerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Sejak itu dimualailah
berbagai aktivitas pelatihan dan seminar di dalam dan luar negeri dan studi
banding pendidikan low vision ke India.
Agar
keberadaannya lebih resmi dan diakui, pada 24 Maret 2004 YPWG menandatangani
piagam kerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dan diresmikanlah
Pusat Pelayanan Terpadu Low Vision (P2TV) yang pertama di Indonesia. P2TLV
berada di Jl. Pajajaran No.52, Bandung. Untuk selanjutnya, YPWG juga akan
membuka P2TLV lainnya di beberapa kota di Jawa Barat.
Tujuan
Didirikannya P2TLV
Pada
dasarnya didirikannya P2TLV bertujuan pada tiga hal utama, yakni:
· agar
penyandang low vision dapat merencanakan atau melaksanakan tugas sehari-hari
seperti membaca, menulis, bepergian, dan keterampilan sehari-hari secara
mandiri;
· meningkatkan
fungsional pengelihatan, seperti meningkatkan ketajaman pengelihatan,
mengurangi silau, meningkatkan sensitivitas terhadap kekontrasan, dan
memperluas lantang pandang;
· membantu
penyandang low vision secara psikologis agar dapat beradaptasi dan
bersosialisasi secara wajar dalam lingkungannya, percaya diri, serta sadar dan
memahami kondisi pengelihatannya.
Fungsi
dan Peran P2TLV
Adapun
fungsi dan peran P2TLV hingga saat ni adalah mencakup dua ranah pelayanan,
yaitu (1) layanan kepada klien penyandang low vision dan (2) layanan pelatihan
tenaga ahli lapangan.
a. Layanan Kepada Klien Penyandnag Low Vision
Melalui unit layanan bergerak (mobile service unit)
dan unit layanan menetap (stationer service unit) P2TLV berperan dalam:
· Mengasesmen
(melakukan penilaian) secara klinis tentang pengelihatan klien termasuk dalam
penilaian alat bantu optik yang seperti apa yang dibutuhkan klien.
·
Memberikan
pelatihan peningkatan fungsi pengelihatan, tatacara penggunaan alat bantu low
vision (optik dan nonoptik), O & M, ADL, dan lainnya secara terpadu.
·
Memberikan
bimbingan dan konseling kepada klien dan anggota keluarganya.
·
Membantu
menempatkan kembali klien di lingkungannya, baik tu di lingkungan sekolahm
rumah, masyarakat, maupun di lingkungan kerjanya.
·
Memonitoring,
meindaklanjuti, dan merekomendasikan kepada klien dan berbagai pihak terkait.
·
Melayani
pemeriksaan dan pengadaan kaca mata.
b. Pelatihan Tenaga Ahli Lapangan
Melalui sistem magang dan atau strategi
pelatihan lainnya, P2TLV mengembangkan fungsi dan perannya dengan
menyelenggarakan pelatihan kepada tenaga tenaga prescription atau optometris
khusus low vision, tenaga instruktur untuk low vision, tenaga guru sumber dan
guru pembimbing khusus bagi low vision, tenaga pekerja sosial khusus low
vision, dan tehaga khusus low vision lainnya sesuai kebutuhan.