Posted by : Lisfatul Fatinah 09 March 2012

Pendekatan Dalam Pembelajaran Anak Tunarungu

Dalam proses pembelajaran anak tunarungu, dapat dilakukan dua bentuk pendekatan. Yakni, pendekatan komunikasi dan pendekatan pembelajaran bahasa.

Pendekatan Komunikasi
Pembelajaran  dengan pendekatan komunikasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan cara verbal, nonverbal, dan gabungan dari verbal-nonverbal.

Verbal.  Yakni pembelajaran dengan menggunakan oral atau lisan, tulisan, dan membaca ujaran. Pendekatan ini lebih mengarah kepada mengajak anak berkomunikasi dengan bahasa seperti kesepakatan yang dimiliki oleh anak dengar. Pada pendekatan komunikasi verbal, guru dituntut untuk dapat menggunakan gerak bibir dengan baik agar komunikasi dengan anak tunarungu berjalan dengan baik.

Nonverbal. Yakni pendekatan dengan menggunakan gesture (gerak tubuh), mimik (ekspresi wajah), dan isyarat. Pendekatan komunikasi cara ini lebih mengutamakan bagaimana anak mengerti atau dapat memahami bahasa melalui gerakan atau tindakan ril. Pada pendekatan komunikasi nonverbal isyarat dibagi dua bagian, yaitu isyarat baku; berkomunikasi menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI), dan isyarat alamiah (Bahasa Isyarat).

Campuran. Pendekatan komunikasi cara ini adalah pendekatan yang menggabungkan cara verbal dan nonverbal. Sehingga, apabila pembelajaran menggunakan cara ini, guru dapat mengucapkan atau melisankan bahasa sambil melakukan gerak tubuh atau melakukan isyarat (baik baku maupun alamiah).

Pendekatan Pembelajaran Bahasa
Pendekatan pembelajaran dengan bahasa biasa disebut Language Across the Curricullum (Kurikulum Anak Tunarungu Berbasis Bahasa). Pendekatan dengan cara ini menguatamakan proses pembelajaran ilmu umum kepada anak tunarungu sambil mempelajari bahasa dan kosa kata baru.

Melalui pendekatan bahasa anak tunarungu dapat memelajari ipa, ips, sejarah, dan pelajaran lainnya secara bersamaan dari suatu percakapan. Misalnya, dalam sebuah kelas guru mengajak anak tunarungu untuk mambicarakan sebuah kecelakaan. Dari pembicaraan atau “obrolan” guru dengan anak tunarungu inilah guru dapat menyampaikan nilai-nilai ilmu ipa, ips, sejarah, dan ilmu lainnya yang dikamuflase agar tampak seperti percakapan biasa dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan pembelajaran bahasa dibagi dalam tiga metode, yakni metode formal (dengan konstruksional/sturuktural), metode okasional (dengan meniru ucapan/imitatif), dan metode maternal reflektif (berdasarkan bagaimana cara ibu mengenalkan bahasa pada anak tunarungu atau lebih dikenal dengan metode bahasa ibu). Metode maternal reflektif sebenarnya merupakan bentuk dari pendekatan komunikasi campuran verbal dan nonverbal.

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. halo kak, boleh Tanya Tanya soal tunarungu? kebetulan saya sedang mendapat tugas untuk membuat buku, ada alamat email yg bias saya minta? trims :D saya mahasiswa dkv jogja salam kenal

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya :)

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -