- Back to Home »
- Gangguan Pengelihatan »
- Perspektif Pendidikan Tunanetra Bag. 1 (Pengertian)
Posted by : Lisfatul Fatinah
24 February 2012
Perspektif pendidikan tunanetra merupakan matakuliah yang mengantarkan mahasiswa untuk mengetahui,mengenal, dan memahami apa yang dimaksud dengan tunanetra, siapa individu yang dikatakan tunanetra, bagaimana karakteristik, penyebab, dan dampak ketunanetraan, dan seperti apa pendidikan yang seharusnya diberikan kepada individu dengan ketunanetraan.
Pengertian Tunanetra
Untuk memahami individu tunanetra, kita dapat mempelajarinya dari dua sisi pengertian tunanetra. Yakni dari pengertian secara legalitas atau perundang-undangan negara, serta dari pengertian dalam dunia pendidikan.
Pengertian Tunanetra Legalitas Legalitas
Individu tunanetra adalah individu yang mempunyai gangguan ketajaman pengelihatan sentral 20/200 atau lebih lebih kecil (lebih buruk) setelah melalui suatu perbaikan (misalnya dengan menggunakan kacamata), atau mereka yang luas pandangnya demikian sempit, sehingga tidak lebih dari 20o. (The American Medical Association, 1934; dan American Foundation of The Blind)
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa individu tunanetra memiliki tiga kriteria khusus dibandingkan dengan individu dengan pengelihatan normal;
- Visual 20/200. Artinya, jika individu dengan pengelihatan normal mampu melihat jelas dari jarak 200 feets (+ 60 meter), individu tunanetra hanya mampu melihat jelas dari jarak 20 feets (+ 6 meter).
- Perbaikan pengelihatan dengan alat bantu. Individu yang matanya kurang awas tidak dikatakan tunanetra jika pengelihatannya menjadi normal saat diberikan alat bantu berupa kacamata.
- Lapang pandang tidak lebih dari 20o. Artinya, jika individu dengan pengelihatan normal memiliki lapang pandang 180o (dengan lapang pandang kanan 45o, kiri 45o, atas 25o, dan bawah 65o), individu tunanetra hanya memiliki total lapang pandang sebesar 20o dengan pembagian lapang pandang kanan, kiri, atas, dan bawah yang bervariasi.
Individu pastially blind (low vision) adalah individu yang ketajaman pengelihatannya di antara 20/70 dan 20/200. Artinya, seorang dapat dikatakan low vision jika dia hanya dapat melihat jelas pada 20 feets (+ 6 meter), sedangkan individu dengan pengelihatan normal mampu melihat jelas pada jarak 70-200 feets (+ 20-60 meter).
Pengertian Tunanetra Dalam Pendidikan
Individu tunanetra adalah individu yang mempunyai gangguan pengelihatn yang parah, hingga harus membaca dengan Braille atau metode-metode oral (audio tape dan recorder).
Individu pastially blind (low vision) adalah individu yang masih bisa membaca huruf cetak, meskipun masih memerlukan modifikasi alat bantu berupa kacamata, kaca pembesar, teleskop, dan lain-lain.
Perbedaan Pengertian Secara Legalitas dan Pendidikan
Perbedaan pengertian tunanetra dalam legalitas dan pendidikan terletak pada kebutuhan tunanetra itu sendiri. Pengertian tunanetra dalam legalitas mengacu pada sistem medis yang nantinya akan memberikan kelegalan akan ketunanetraan seseorang. Kelegalan ini dibuat sebagai bentuk kepedulian pemerintah (luar negeri, bukan Indonesia) akan kebutuhan khusus tunanetra. Melalui kelegalan ini, individu tunanetra akan mendapatkan pelayanan khusus dalam setiap fasilitas yang disediakan pemerintah, seperti pada rumah sakit pemerintah, pusat perbelajaan pemerintah, dan fasilitas lainnya yang dimiliki pemerintah.
Berbeda dengan pengertian tunanetra dalam legalitas pemerintah, pengertian tunanetra dalam pendidikan mengacu pada kepentingan pendidikan individu tunanetra. Pengertian tunanetra dalam pendidikan ini sendiri tidak memusatkan pada sisi medis individu, tapi mengutamakan apa yang harus dilakukan seorang pendidik kepada individu yang memiliki gangguan pengelihatan atau tunanetra.