- Back to Home »
- Sepotong Inspirasi »
- KONMARI: Berbenah ala Jepang Sekaligus Mengubah Pola Hidup (Bagian 1)
Posted by : Fatinah Munir
24 September 2018
Setahun belakangan ini Konmari menjadi sangat marak
diperbincangkan di kalangan ibu-ibu, calon ibu, dan pecinta buku. Mengapa
menjadi sangat marak? Sebab ilmu unik yang ada dalam buku ini sangat dibutuhkan
banyak orang.
Sebenarnya apa sih Konmari? Mengapa bisa sangat terkenal dan
banyak orang mempelajari dari bukunya, termasuk saya pribadi.
Konmari adalah metode
berbenah ala Jepang yang mengajak orang-orang yang menerapkan metode ini untuk
mengubah pola pikir dan gaya hidup. Metode ini dikembangkan oleh perempuan
asal Jepang yang menyukai seni dekorasi ruang yang kini menjadi konsultan
bisnis di Tokyo. Di negara asalnya metode ini digunakan tidak hanya untuk
membenahi rumah tetapi juga kantor.
Mengapa Konmari? Metode berbenah ini diinisiasi oleh Marie Kondo melalui pengalamannya dan kegemarannya berbenah dan melihat ruangan yang
rapi. Menurutnya ada banyak hal yang menyebabkan kita tidak biasa menjaga
kerapian, yakni kita tidak berbenah dengan ilmu berbenah, memilih berbenah
sedikit demi sedikit setiap hari, gemar menyimpan barang apa saja, terlalu
menginginkan kerapian sempurna, tidak memiliki konsep atau tujuan berbenah, dan
kurangnya apresiasi kita kepada benda yan dimiliki. Berangkat dari hal di atas,
Konmari memiliki beberapa aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
selama proses berbenah.
Marie Kondo Source: The Pool |
Hal pertama yang
harus dilakukan sebelum berbenah adalah pelajari dulu ilmu berbenah.
Belajar menjadi rapi dan meletakkan barang pada tempatnya, menurut metode Konmari
tidaklah cukup untuk memahami ilmu berbenah. Oleh sebab itu, kita perlu
mempelajari ilmunya, dan mempelajari Konmari ini sendiri adalah salah satu cara
untuk mempelajari ilmu berbenah.
Lalu menggunakan satu waktu untuk berbenah secara tuntas
adalah hal yang harus dilakukan jika kita ingin mempraktikkan metode Konmari. Karena
kebiasaan kita berbenah sedikit-sedikit setiap hari justru akan menghilangkan
esensi dari berbenah itu sendiri. Misalnya begini, hari ini kita memutuskan
membenahi dapur, lalu besok kita membenahi seluruh kamar tidur di lantai satu,
kemudian seluruh kamar tidur di lantai tiga di besok lusa, begitu seterusnya.
Jika metode seperti ini yang digunakan, maka hasilnya adalah ruangan atau rumah
yang sudah ditata dan dirapikan akan kembali berantakan. Dengan berbenah sekaligus, atau bisa diartikan sehari penuh, dipercayai
tidak hanya menuntaskan kerapian ruangan tetapi juga dapat mengubah diri dan
pola pikir orang yang berbenah.
Selanjutnya, jangan
lupa untuk rajin membuang barang yang tidak diperlukan atau yang sudah lama
tidak dimanfaatkan. Tentang membuang
barang-barang, akan kita bahas lebih luas di bagian selanjutnya dari tulisan
ini. Di sisi lain, berbenah ditujukan untuk mendapatkan suasana dan hidup yang
lebih baik, bukan untuk mendapatkan kesempurnaan. Oleh sebab itu, dalam Konmari
sangat dihindari menjadikan kesempurnaan ruangan sebagai tolak ukur selama kita
berbenah menggunakan metode Konmari. Sebaliknya, yang menjadi tolak ukur dalam Konmari adalah keseimbangan.
Kendati metode Konmari tidak mengedepankan kesempurnaan, tetapi
kita tetap memerlukan perencanaan berbenah sebelum berbenah. Perencanaan berbenah ini dilakukan agar
kita mengetahui apa yang kita inginkan dan apa tujuan kita. Salah satu cara
yang direkomendasikan metode Konmari dalam perencanaan berbenah adalah dengan
memvisualisasikan ruangan yang akan dirapikan.
Saat ingin merapikan ruangan, coba kita lihat sekeliling
ruangan tersebut. Bayangkan apa yang akan kita lakukan selama di dalam ruangan
itu, apa yang kita harap dapat kita rasakan jika memasuki ruangan itu, apakah
rasa teduh, bahagia, tenang, penuh semangat, atau lainnya? Jangan lupa juga
untuk membayangkan apa saja yang akan kita letakkan di setiap sudut ruangan dan
bagaimana kita menata isi lemari-lemari yang ada di ruangan. Pemvisualisasian
seperti ini penting, karena bagian ini mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup
kita ke depannya.
Terakhir adalah mengapresiasi benda yang dimiliki. Dapat
dikatakan ini adalah inti dari metode Konmari. Berbenah ala Konmari bukan semata-mata merapikan benda, melainkan bagaimana
mengapresiasi benda yang kita miliki. Memanfaatkan benda sebagaimana
fungsinya adalah cara terbaik untuk mengapresiasi benda yang kita punya. Jika
memang kita sudah tidak bisa memanfaatkan benda tersebut karena alasan ada
benda lain yang yang digunakan atau memang sudah tidak membutuhkan benda
tersebut, maka menyimpan atau menumpuk benda bukanlah cara mengapresiasinya.
Sekalipun ada rasa berat untuk membuang benda tersebut, tapi kita harus
memikirkan bahwa benda yang semestinya bermanfaat justru tidak lagi bermanfaat
jika terus ditumpuk atau disimpan.
Alih-alih menyimpan dan menumpuk barang, kita bisa
mengucapkan terima kasih atas apa yang telah benda-benda tersebut lakukan
selama kita miliki. Termasuk juga kita bisa berterima kasih kepada benda-benda
tersebut karena pernah memberikan kebahagiaan –setidaknya saat pertama kali
dibeli. Setelah berterima kasih kepada semua benda yang tidak lagi digunakan,
barulah kita bisa membuangnya.
Mari Membuang Sebelum
Berbenah!
Membuang barang adalah hal yang harus dilakukan sebelum
berbenah ala Konmari. Proses pembuangan barang ini pun dilakukan tanpa ampun,
di mana kita harus mengenyampingkan perasaan terlalu sayang kepada benda atau
perasaan bersalah untuk membuang. Ingat! Meskipun proses pertama ini adalah
membuang, fokus kita bukanlah kepada benda apa yang akan dibuang melainkan
fokus pada benda apa yang ingin kita simpan.
Lalu bagaimana cara terbaik menentukan apakah kita
benar-benar ingin menyimpan barang tersebut atau tidak? Caranya cukup mudah, hanya simpan barang yang sparking joy, membangkitkan
kebahagian kepada kita. Kriteria ini berlaku untuk setiap barang yang kita
punya, sehingga tidak peduli barang itu pemberian orang, hadiah, atau
kenang-kenangan, kita tetap harus bertanya apakah benda tersebut membuat kita
bahagia atau tidak.
Berbenah Berdasarkan Kategori
Kesalahan kita selama
ini dalam berbenah adalah kita berbenah berdasarkan lokasi, bukan kategori.
Misalnya adalah kita mulai berbenah kamar tidur terlebih dahulu, lalu ruang
tamu, terakhir dapur dan kamar mandi. Cara berbenah seperti ini dinilai salah
besar dalam Konmari. Sebagai gantinya, kita harus berbenah berdasarkan
kategori. Marie Kondo, pemilik metode ini, membagi kategori benda yang
diurutkan seperti berikut; pakaian, buku, kertas, pernak-pernik, dan terakhir
benda-benda bernilai sentimental.
Jadi maksudnya bagaimana ya berbenah berdasarkan katagori
itu? Yang dimaksud dengan berbenah berdasarkan kategori adalah jika kita ingin
membenahi pakaian, maka kita harus membenahi seluruh pakaian yang ada di rumah,
di manapun tempat pakaian itu tersimpan di dalam rumah. Lalu jika kita ingin
merapikan buku-buku, maka kita harus merapikan seluruh buku yang ada, bukan
dirapikan berdasarkan tempat buku itu disimpan (di kamar atau di ruang keluarga).
Begitu seterusnya dengan benda-benda kategori lain.
Membenahi Pakaian
Untuk membenahi pakaian, hal paling pertama yang harus kita
lakukan adalah mengumpulkan semua pakaian yang tersimpan rumah. Entah itu di
dalam lemari, di cucian, di jemuran, di gantungan, dan sebagainya, semua harus
dikumpulkan di atas lantai. Saat mengumpulkan seluruh pakaian, jangan lupa
untuk dibagi berdasarkan subkategori lagi. Metode Konmari menyarankan untuk
membagi pembenahan pakaian berdasarkan urutan subkategori sebagai berikut;
atasan (kemeja, sweater, dll), bawahan (celana panjang, rok, dll), pakaian yang
harus digantung (jaket, setelan jas, dll), kaos kaki, pakaian dalam, tas (tas
tangan, ransel, dll), aksesoris (topi, syal, sabuk, dll), pakaian khusus (baju
renang, seragam, dll), dan terakhir sepatu.
Selanjutnya setelah seluruh pakaian dikumpulkan dan dibagi
berdasarkan subkategori, inilah waktunya kita memilih pakaian yang ingin
disimpan, yaitu pakaian yang membangkitkan kegembiraan. Lalu membuang sisanya,
pakaian yang tidak membangkitkan kegembiraan. Jika memang di tempat tinggal
kita terdapat LSM atau organisasi yang menampung pakaian bekas layak pakai,
kita juga bisa menjadikan tempat tersebut sebagai opsi selain membuang.
Kemudian, kita akan masuk ke tahap memvisualisasikan seperti
yang kita bahas di awal tulisan ini. Iya, dalam berbenah kita harus membayangkan
akan seperti apa penataan ruangan dan isi lemari kita setelah dirapikan nanti.
Perlu diingat, berbenah pakaian ala
Konmari memiliki tujuan menata isi lemari agar setiap benda di dalamnya dapat
dilihat sekali lirik.
Melipat atau menggantung? Metode Konmari menjawab melipat pakaian adalah cara terbaik dalam
menyimpan pakaian, karena akan jauh mengefisiensikan tempat penyimpanan.
Alasan lain mengapa metode Konmari mengutamakan melipat pakaian karena dalam
proses melipat ini kita akan banyak berinteraksi dengan pakaian kita sendiri.
Masih ingat prinsip mengapresiasi benda yang kita miliki?
Berinteraksi dengan pakaian selama melipat adalah bentuk apresiasi kita kepada
pakaian yang selama ini bekerja melindungi tubuh kita. Dalam melipat telapak
tangan kita akan sering menyentuh pakaian, di saat ini kita bisa meresapi
kebahagian yang ditimbulkan oleh pakaian tersebut. Bisa juga kita berterima
kasih dan bersyukur atas nikmatnya saat pertama kali memiliki atau setiap kali
memakai pakaian tersebut.
Masuk ke dalam sesi melipat pakaian. Ada yang berbeda dalam
lipat melipat pakaian ala Konmari. Jika biasanya kita menumpuk pakaian dengan
cara menidurkannya di lemari, dengan metode Konmari kita menata pakaian dengan
cara mendirikannya di lemari. Mengapa dianjurkan mendirikan pakaian yang
dilipat di dalam lemari? Ini berkaitan dengan prinsip mengapresiasi benda yang kita
punya. Selama kita berpakaian, seluruh pakaian sedang menjalankan tugasnya. Itu
artinya ketika kita menyimpan pakaian di lemari, kita sedang mengistirahatkan
pakaian dari tugas hariannya. Jika kita menumpuk pakaian, maka sama saja
membebani pakaian dan dengan mendirikannya pakaian bisa lebih beristirahat dan
“bernapas”.
Agar setiap pakaian bisa berdiri, setiap pakaian yang
dilipat harus membentuk segi empat sederhana yang bisa ditegakkan. Caranya
adalah sebagai berikut. Setelah membentangkan pakaian yang aka dilipat, pertama
kita harus lipat sisi-sisi samping pakaian ke bagian tengah dan lipat lengan
baju ke dalam sehingga terbentuk persegi panjang (cara melipat lengan baju
disesuaikan dengan selera masing-masing). Kedua, lipat lagi seperti langkah pertama.
Lalu, ambil sisi atas dan bawah pakaian ke bagian tengah, sehingga terbentuk
persegi panjang yang lebih pendek. Kemudian, lipat lagi sisi atas dan bawah
seperti sebelumnya atau bisa disesuaikan dengan ukuran pakaian yang dimiliki
hingga terbentuk persegi empat dan lipatan bisa didirikan.
Dengan dilipat seperti cara di atas, pakaian dapat ditata
menyamping, sehingga kita bisa melihat semua tepian pakaian ketika membuka
lemari. Selain itu, kita juga jadi tidak
usah khawatir akan merusak lipatan pakaian lainnya sebagaimana jika pakaian
ditata penumpuk. Sebab dengan penataan menyamping, pakaian lainnya tetap
tertata rapi selama kita melipat dengan benar; pakaian dapat berdiri tegak.
Cara melipat bawahan ala Konmari |
Cara melipat gaun atau pakaian panjang ala Konmari |
Bagaimana dengan pakaian yang digantung? Prinsip pakaian yang disimpan di lemari
gantung ala Konmari adalah menggantung pakaian berat (pakaian panjang, berbahan
tebal, dan berwarna gelap) di sebelah kiri lemari dan pakaian ringan di sebelah
kanan. Jadi semakin ke kanan, pakaian yang digantung akan semakin pendek,
bahan semakin ringan, dan warna semakin cerah.
Cara menggantung pakaian ala Konmari
|
Cara melipat kaos kaki, stocking, dan pakaian dalam ala Konmari )
Demikianlah sedikit resume dari buku Konmari
seputar prinsip berbenah ala Konmari dan cara membenahi pakaian. Untuk metode
membenahi benda lainnya ada di tulisan selanjutnya.
@fatinahmunir | ditulis pada 23 Januari 2018