Posted by : Fatinah Munir 25 July 2018



 Alhamdulillah, setelah belajar tentang menjadi manager keluarga handal sebagai bagian dari dasar dari menjadi ibu yang cekatan, sekarang aka nada materi baru dengan bahasan yang juga baru. Insya Allah kali ini saya akan memposting materi ketujuh dari kelas Matrikulasi IIP yang berhubungan dengan produktivitas ibu. Materi ini insya Allah juga menjadi dasar dari tahapan menjadi ibu yang produktif. Tidak hanya produktif menghasilkan materi ya, tapi juga produktif dalam kemulian ibu.

Penasaran akan seperti apa materinya? Silakan dibaca di bawah ini ya! Semoga bermanfaat bagi kita semua. ^^3

***

Alhamdulillah setelah melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan” dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.

Apa itu Bunda Produktif? Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR”. Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati. Para Ibu di kelas Bunda Produktif memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.

Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada. Sang Maha Memberi Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita. Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar

Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga. Semua pengalaman para Ibu Profesional di Bunda Produktif ini adalah bagian
aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah KEMULIAAN hidup.

Karena REJEKI Itu PASTI, KEMULIAAN Adalah yang Harus DICARI

Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya “tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.

Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizki keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “dari mana” dan “untuk apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.

Maka Bunda Produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang. Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita. Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.

Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya
Seorang ibu yang produktif itu agar bisa menambah syukur, menegakkan taat, dan berbagi manfaat. Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan
sekendak-Nya. Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (profesional).

Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya. Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertakwa.

Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya. Ketika sudah mendapatkannya, jawab pertanyaan berikutnya “buat apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.

Salam Ibu Profesional,
Tim Matrikulasi Ibu Profesional

Sumber bacaan:
Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014
Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010
Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015

Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional

***

Diskusi Materi MIIP #7

Pertanyaan 1

Bagaimana bila kita sebagai ibu produktif berada dalam satu persimpangan, dimana di satu sisi, kita ingin mengerjakan suatu hal yang membuat kita berbinar-binar tapi tidak menghasilkan materi. Namun di sisi lain, kita butuh atau harus mengerjakan sesuatu hal (pekerjaan) untuk memenuhi kebutuhan hidup yang belum tercukupi dari penghasilan suami.. Atau misalnya single parent. Dimana bila melakukan keduanya sepertinya waktu tidak memungkinkan dan tidak akan fokus.

Jawaban 1

Boleh disebutkan contoh hal yang membuat berbinar binar tersebut, Mbak? Sebelumnya, kalau saya pribadi memaknai kata produktif ini "tidak hanya sesuatu yang menghasilkan materi (uang) mba, membersamai anak anak dengan sungguh-sungguh itu produktif, mengambil peran agar bisa bermanfaat untuk sesama itu produktif, menjalankan sebuah usaha itu produktif, bekerja di kantor itu produktif dll. Menonton tv sepanjang hari itu tidak produktif, scroll sosial media untuk baca baca status teman setiap saat dan secara tidak sadar telah menghabiskan waktu itu tidak  produktif, dan lain-lain.

Tentang materi, saya termasuk salah satu yang sangat percaya ketika kita melakukan suatu hal yang memang kita suka dan diseriuskan dengan sungguh sungguh dan memohon kepada Allah , semuanya bisa menghasilkan materi, tinggal kita berani menantang diri kita sendiri dan mengambil resiko :)

Jika kasusnya harus membantu suami atau single parent dan mengharuskan kita bekerja, itu adalah jalan yang diberikan oleh Allah untuk kita. jika memang sangat tidak memungkinkan untuk mengerjakan hal yang kita suka, cukup syukuri dan lakukan dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang Allah berikan kepada kita saat ini mba. Tapi bukan tidak mungkin suatu saat nanti kita akan sukses mengerjakan hal yang kita suka :)

Saya coba ceritakan beberapa contoh pengalaman perempuan yang awalnya memang berbinar-binar mengerjakan sesuatu dan akhirnya menjadi produktif dalam hal materi ya, Mbak. Padahal awalanya kita kira pekerjaan tersebut tidak akan menghasilkan materi :)

Pertama Marie kondo. Awalnya dia hanya senang beberes rumah. pekerjaan yang bisa dikerjakan oleh semua usia. pekerjaan yang awalnya mungkin kita kira tidak akan menghasilkan uang. Tetapi marie kondo sangat serius melakukannya, mencari formula terbaik untuk beberes rumah dan pada akhirnya menulis buku, menjadi konsultan khusus beberes rumah yang diakui oleh dunia, menjadi pembicara di tingkat internasional.

Kedua, ,member IIP Salatiga yang sangat senang sekali mencuci dan meyetrika. Dua hal tersebut membuatnya berbinar binar, sampai akhirnya bu septi minta serius dalam hal mencuci dan menyetrika, mulai dari memilah baju yang bisa dicuci dalam satu tempat, mengenali bahan baju dan cara mencucinya masing-masing, teknik mencuci, meyetrika, dan lain-lain. dan akhirnya member tersebut sekarang punya usaha loundry yang cabangnya sudah lumayan banyak.

Ketiga, ART Bu Septi yang sangat senang dengan craft, ibu meminta ART tersebut untuk membuat alat peraga edukasi (baik yang dijahit tangan, dilem, dan sebagainya) baru untuk anak-anak ibu setiap minggu. Sekarang ART tersebut bukan lagi menjadi ART, tapi partner bisnis bu septi.

Pertanyaan 2

Saya mau tanya, bagaimana sih caranya menguatkan pilar bunda sayang dan bunda cekatan, padahal saya dituntut untuk menjadi bunda produktif, dengan cara yang bagaimana supaya semua bisa terhandle dengan baik tanpa harus mengurangi porsinya masing-masing?

Jawaban 2

Saat kelas matrikulasi koordinator dengan Bu Septi, sempat ada yang menanyakan seperti ini juga, Mbak. Saya coba sampaikan kembali apa yang disampaikan oleh Bu Septi ya, sekalian menambahkan sedikit.

Ilmu-ilmu di bunda sayang , bunda cekatan dan bunda produktif sebenarnya saling berhubungan sehingga bisa dipelajari secara fokus satu persatu tetapi dipraktikkan secara bersamaan. Contoh: dalam satu minggu mbak sudah menjadwalkan Senin-Selasa belajar teori Bunssay , Rabu-kamis belajar teori buncek, Jumat sampai Sabtu belajar teori bunpro. Masing -masing kita dedikasikan waktu 30 menit per hari.

Setelah itu setiap hari kita praktikkan ketiganya, misal menata jadwal esok hari untuk mengasah manajemen waktu di buncek, mempersiapkan menu belajar untuk anak-anak dalam rangka mengasah bunsay, dan mempersiapkan aktivitas produktif dengan tetap memberikan pembelajaran dan pengalaman menarik ke anak kita, sebagai sarana mengasah bunprod.

Kuncinya memang di manajemen waktu. ketika kita sudah memplotkan masing-masing aktivitas tersebut, kemudian sampaikan kepada semua keluarga dirumah dan minta dukungan dan support (ketika ibu tidak bisa menghandle semuanya sendiri, berbagi tugaslah dengan tim keluarga yang ada dirumah. Atau ketika ibu harus melakukan pekerjaan A dan ternyata tidak bisa diganggu, sampaikan dengan baik dan minta pengertian dari keluarga atau orang yang saat itu berhubungan dengan kita).

Pertanyaan 3

Bagaimana menyikapi keuangan apabila pemasukan lebih sedikit dari pada pengeluaran khususnya untuk single parent?

Jawaban 3

Menekan pengeluaran, usaha semaksimal mungkin dan serahkan hasilnya sama Allah :)

Sebagai seorang muslim, saya selalu ingat Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kesanggupannya . Sampai saat ini itu yang saya pegang, Mbak. Saya punya teman, single parent anaknya 4, yang paling besar masih SD, yang paling kecil masih bayi. Suaminya qadarullah meninggal 2 tahun lalu. Mbak tersebut tidak punya pekerjaan tetap, pekerjaannya jualan barang apa saja yang bisa dia jual, menulis, mengajak teman-teman ikut pelatihan, dan apapun yang bisa ia lakukan.  ketika saya tanya, kerja jualan seperti ini apakah cukup untuk keempat anaknya? Mbak ini bilang, alhamdulillah selalu cukup. Kalau saya pikirkan juga diluar nalar saya, ada saja rezeki ketika saya perlu.

@fatinahmunir | 25 Juli 2018

Leave a Reply

Terima kasih atas komentarnya :)

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -