- Back to Home »
- Sepotong Inspirasi »
- Kamu-Kamu, Aku Rindu
Posted by : Lisfatul Fatinah
17 July 2014
Semakin kumencintaimu
Semakin kuharus melepasmu dari hidupku
Dua baris syair lagu di atas adalah alasanku membuat tulisan ini saat ini juga. Dua baris syair di atas yang membuatku mengingat wajah kamu-kamu dan membuatku ingin menumpahkan sadar yang bermuara pada telaga air mata.
Tadi siang, saat aku ada di salah satu acara amal yang
diadakan Pemprov DKI Jakarta, aku mendengarkan performance Drive secara live
dan menyanyikan lagu yang penggalan syairnya ada di awal tulisan ini. Kala itu
aku duduk sendiri di antara orang-orang yang sama sekali tidak kukenal sambil
menikmati rangkaian lagu yang sedang dinyayikan di atas panggung yang berjarak
cukup jauh dari tempatku.
Saat aku sedang mengayunkan badan ke kanan dan ke kiri,
mengikuti irama musik, tetiba aku terpaku pada dua syair di atas. Lalu muncul
wajah kamu-kamu di mataku. Senyum kamu-kamu. Tawa kamu-kamu juga tawaku.
Kekonyolan kamu-kamu. Sampai muncul wajah kamu-kamu yang mulai menjauh dan
melesat ke kehidupan yang baru. Kemudian tanpa sadar, aku sudah menitikkan air
mata. Menangisi kamu-kamu dan aku yang mungkin suatu saat tidak bisa bersama
lagi.
Saat itu aku teringat tentang satu di antara kamu-kamu
yang sudah pergi. Lalu tentang satu di antara kita yang juga hendak pergi. Lalu
muncul lagi gambar-gambar kenangan tentang perkenalanku dengan kamu-kamu.
Disusul dengan gambar-gambar kedekatan kita. Kenangan asik saat masih sama-sama
semangat belajar menulis. Kenangan konyol saat masih satu kerja, aku dan
kamu-kamu hampir setiap hari bertemu, bekerja dalam satu ruangan, dan melakukan
kekonyolan di jam kantor bersamaan. Kenangan seru saat melakukan banyak
perjalanan, aku dan kamu-kamu bepergian ke berbagai tempat, melakukan
petualangan ke hutan dan keliling kota asing yang belum pernah kita jamah.
Yang tak kalah membuatku semakin tenggelam dalam airmata
adalah tentang satu di antara kamu-kamu yang masih di belahan dunia sana. Kita
belum pernah bertemu. Kita baru sekali bertegur lewat telepon. Tapi kita sudah
seperti pernah kenal lama, seperti sudah saling berteman sekian lamanya. Sampai
segala kegilaan tertuang dalam dunia virtual tanpa ada canggung.
Tadi siang, semua itu muncul di kepalaku. Terlihat jelas
di pelupuk mata dan memaksa liang kenangan untuk digali lagi. Dinikmati lagi
masa yang telah lalu saat aku bersama kamu-kamu. Tadi siang, semuanya membuatku
menangis di tengah keramaian, sendirian. Dengan saputangan merah yang kubawa,
kututupi wajah supaya airmata yang tumpah tak terlihat orang banyak yang ada di
sekelilingku.
Cengeng! Itu yang aku katakan pada diriku sendiri.
Biarin! Jawabku sendiri. Perasaan aneh yang menjejal di dada tadi siang, yang
membuatku menangis sendirian adalah tanda bahwa aku benar-benar menyayangi
kamu-kamu semua.
Saat aku menangis, setidaknya aku tahu bahwa aku sudah
menjadi bagian dari kamu-kamu dan kamu-kamu sudah menjadi bagian dariku. Hingga
di antara aku dan kamu-kamu muncul rasa bahwa aku ada milik kamu-kamu dan
kamu-kamu adalah milikku.
Ada yang ingat salah satu lagu Letto yang syairnya seperti
ini?
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya …
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya …
Yup. Di perjalanan pulang siang tadi, saat mataku masih
basah, aku teringat lagu ini. Mungkin ini yang dengan aku rasakan buat
kamu-kamu. Bukan rindu. Bukan. Lebih dari itu. Aku sudah merasa terlanjur
memiliki kamu-kamu. Dan saat ini, sejujurnya aku belum siap kehilangan
kamu-kamu. Aku belum siap berpisah jauh dari kamu, satu satu.
Aaaaaarrrgggghhh! Aku menangis lagi!
Sungguh, tulisan ini aku buat sambil terus menangisi kamu-kamu
bersama waktu yang akan membuat aku dan kamu-kamu berpisah jarak dan memulai
kehidupan baru.
Kakek Tiro, semangat menjalani kehidupan sebagai
pengusaha. Mengikuti kamu mengurus bisnins seharian saja sudah pusing, apalagi
kalau mengurusnya. But I know you can do that! Luangin waktu buat refreshing!
Eboi, selamat ya akhirnya kamu Pangeran Berkuda Putih
menjemput kamu juga. Tapi aku sedih. Sedih sekali kalau Pangeran itu harus
menculik kamu ke tanah yang jauh di sana.
Kak Lina, semangat menantikan Pangeran Berkuda Putih-mu.
Insya Allah gak akan lama lagi kok. Tapi Pangeran Berkuda Putih-nya jangan
menculik kamu ke tanah yang jauh ya.
Bang Miqo, semangat menuntut ilmu di tanah kelahiran
Muhammad saw. Ayo lekas balik ke Indonesia! Kamu belum datang, tapi yang lain
sudah pergi.
Kamu-kamu, semoga ingat kalau kita masih punya target
yang belum terpenuhi; Ramadhan di Mekkah dan naik gunung berlima. Dan aku cuma
minta dua hal; kamu-kamu harus datang 2 Maret 2015 nanti di wisudaku dan hadir
di pernikahanku suatu hari nanti.
Kamu-kamu, aku rindu. Lebih dari rindu.
Subhanallah ka, semoga nanti kita bisa ketemu ya di UNJ, cita2ku sama kaya kaka, aku ingin sekali kuliah di PLB, semoga satu tahun ini aku bisa terus belajar untuk mewujudkannya.
ReplyDeleteSalam kenal ka :)
Tria~