- Back to Home »
- Ruang Hati , Sepotong Inspirasi »
- Pernahkah Kamu Jatuh Cinta?
Posted by : Fatinah Munir
04 July 2017
Sudah lebih dari
sepekan Ramadan pergi hingga kini ditemani Syawwal. Bagi wanita seperti saya
terutama yang sudah memasuki usia duapuluh lima, pertanyaan tentang menikah
adalah pertanyaan yang sudah biasa diterima ketika lebaran datang atau saat
menerima banyaknya undangan pernikahan selama Syawwal.
Ada yang sedikit
menarik dari lebaran kemarin, saat ada sebuah pertanyaan yang agak berbeda yang
saya terima. Ialah sebuah pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu teman
semasa SMA, yang dari tatapannya saat bertanya menunjukkan betapa lama dirinya
menyimpan pertanyaan ini untuk saya XD
“Kamu pernah gak sih jatuh
cinta? Kamu pernah suka sama cowok?” tanya teman saya dengan keluguannya.
Saya tertawa terbahak
begitu menerima pertanyaan ini, sambil menjawab dengan cengengesan, “Ya
iyalah pernah, namanya juga manusia.”
Sebenarnya saya tidak
terlalu kaget menerima pertanyaan ini, karena memang pertanyaan ini pernah sampai
kepada saya beberapa kali dari teman-teman terdekat. Meskipun beberapa teman
bahkan tampak canggung saat menanyakannya. Mungkin karena saya hampir tidak
pernah curhat tentang cinta dibandingkan teman-teman lainnya yang sering
sharing tentang perasaannya kepada lawan jenis kepada saya. Hehehe.
Perasaan suka, sayang,
dan cinta, adalah fitrah bagi setiap makhluk, bukan hanya untuk manusia. Bahkan
hewan pun pasti memiliki fitrah ini. Mereka saling melindungi kelompoknya,
induk melindungi anak-anaknya, dan mereka memiliki ketertarikan kepada lawan
jenisnya. Pada manusia, semua perasaan itu sudah pasti ada bahkan dalam diri
seorang manusia paling jahat sekalipun. Jadi, sudah pasti saya pun memiliki
perasaan ini.
“Jatuh cinta kepada lawan jenis?”
Entahlah apakah yang
pernah saya rasakan ini bisa dibilang jatuh cinta atau tidak. Tapi saya pernah
beberapa kali mengagumi lelaki karena kemampuan dan ilmunya. Itu pun hanya
separuh hitungan jari satu tangan. Kemudian saya memilih untuk tidak ingin jatuh
cinta lagi hingga saya bertemu dengan lelaki yang kelak menjadi suami saya.
Alasannya bukan
sesepele karena perasaan atau kekaguman yang tidak berbalas. Sama sekali bukan. Saya memilih tidak ingin
lagi jatuh cinta kecuali kepada lelaki yang akan menjadi suami saya karena
perlahan saya tahu bahwa mencintai sebelum akad hanya akan menyisakan
kekecewaan.
Kekecewaan yang hadir
pada diri saya biasanya karena hal-hal yang tidak terduga, yakni ketika apa
yang saya kagumi ternyata jauh di luar ekspektasi. Atau ketika, qodarullah,
Allah tunjukkan sisi buruknya yang membuat saya kecewa. Lalu kagum itu berbalik
menjadi illfeel luar biasa. Hahaha.
Mungkin ini yang
dinamakan Allah sungguh Mahamampu Menunjukkan yang baik adalah baik dan yang
buruk adalah buruk. Kemudian saya hanya merasa lega dan bersyukur untuk tidak lagi mengagumi.
Hingga pada kebeberapa kalinya kecewa dan illfeel, saya memutuskan untuk tidak
lagi jatuh cinta.
Sebagaimana sebelumnya
saya tuliskan bahwa perasaan suka, tertarik, dan cinta adalah fitrah setiap
makhluk, maka saya pikir akan konyol jadinya jika saya sembarangan menggunakan
fitrah ini. Belum lagi setelah banyak membaca dan bertanya kepada teman-teman
yang lebih memahami ilmu agama, saya semakin tidak ingin lagi mengagumi ataupun
mempunyai kecenderungan kepada lawan jenis hingga Allah sendirilah yang membuat
saya mengagumi dan memiliki kecenderungan kepada lelaki yang akan menjadi suami
saya.
“Kenapa kamu gak mau
jatuh cinta? Kan katanya fitrah? Kalau pacaran kan memang gak boleh yaa.”
Mungkin akan ada
pertanyaan semacam itu. Iya, memang cinta adalah fitrah. Justru karena perasaan
itu adalah fitrah, maka ini adalah sikap saya memuliakan kefitrahan perasaan-perasaan
yang saya miliki kepada seseorang yang akan menggenapkan agama saya. Dan saya
berharap dapat mengibadahi perasaan tersebut sehidup sesurga bersamanya.
Cukup sudah pernah
merasakan itu satu atau dua kali hingga saya berharap kefitrahan rasa yang
dimiliki berakhir dengan kebaikan. Di samping itu ada satu alasan lain yang
paling mendasar bagi saya sebagai wanita; sebagaimana saya ingin menjadi yang dicinta
sepenuhnya, saya berharap dengan terjaganya kefitrahan rasa maka terjaga pula
lelaki yang Allah takdirkan sebagai jawaban dari doa-doa saya.
Selamat menjaga untuk
saling menjaga dari kejauhan :)
kenapa foto yang itu, lisul
ReplyDeleteah..
-DH
Foto bagus ini, Dee. Natural, gak sok cantik. Hehehe :P :D
Delete