Posted by : Fatinah Munir 07 May 2013


Kerajaan Tanah Rendah, begitulah sebutan negara adidaya yang satu ini. Berangkat dari kondisi negara yang hampir seluruhnya merupakan dataran rendah, ia tumbuh menjadi negara yang kuat dan unggul dalam berbagai teknologi terutama dalam hal menjinakkan air.

Adalah Belanda, negara yang dikenal sebagai Koninkrijk der Nederlanden (Kerajaan Tanah Rendah), negara yang sebagian besar datarannya lebih rendah dari permukaan laut. Tanah-tanah Belanda rata-rata berada 1-15 m dpl, hingga sangat memungkinkan negara yang tidak lebih luas dari Jawa Timur ini mengalami bencana banjir bandang dari lautan. Misalnya saja pada kejadian banjir pada 1953 menenggelamkan sebagian besar wilayah Belanda dan setidaknya 1.800 orang menjadi korban.

Kondisi alam seperti ini tanpa disadari menyulutkan api semangat Belanda untuk menciptakan sebuah sistem yang mampu menyelamatkan wilayahnya dari air bah. Dari tahun ke tahun Belanda terus membuat inovasi baru yang mampu menjinakkan air laut agar tidak menenggelamkan daratannya. Semangat ini tertuang dalam penemuan-penemuan mutakhir yang sampai saat ini diadopsi untuk menjinakkan air di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.

Pertama, upaya Belanda untuk menanggulangi banjir adalah “menciptakan” daratan dengan cara mengeringkan danau dan beberapa wilayah perairan. Hal ini pertama kali dilakukan pada 1612 dengan mengeringkan Danau Beemstar dan beberapa area perairan di bagian utara, barat, dan barat daya Belanda.

1. Dike
 Kedua, Belanda menjinakkan air laut dengan membangun dike. Dike atau dalam bahasa Belanda disebut Dijk merupakan sebuah tanggul batu yang dibangun untuk  mencegah banjir dengan cara menahan air yang hendak ke daratan. Sistem dike ini turut menginspirasi Indonesia dalam menangani banjir. Sampai saat ini puluhan dike atau tanggul dibangun di sepanjang bantaran sungai, khususnya pada sungai-sungai di Jakarta.

2. Model Terpen
Selanjutnya adalah bukit-bukit raksasa dari tanah yang disebut terpen. Terpen pertama kali dibangun di daerah Friesland sepanjang ribuan mil di pesisir pantai. Sejumlah literature menyebutkan bahwa terpen diciptakan pada 1200 yang kemudian dikembangkan menjadi dike. Oleh karena itu, terpen dan dike memiliki sistem yang serupa. Yaitu sistem buka tutup otomatis ketika air laut pasang atau surut.

3. Deltaworks
Kemudian, pada 1953 dibangunlah Deltaworks (Rencana Delta) yang merupakan dam semen raksasa di laut dengan posisi di antara pulau-pulau. Deltaworks dibangun setelah banjir yang menenggelamkan hampir seluruh bagian Belanda.

Satu lagi teknologi penjinak air yang diinisiasikan Belanda untuk dunia adalah dam atau bendungan. Bendungan merupakan konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan ke lautan. Sistem bendungan ini juga menjadi teknologi yang diadaptasi banyak negara dengan masalah banjir.

4. Kincir Angin
Terakhir adalah kincir angin. Selain dikenal sebagai pembangkit tenaga listrik, kincir angin di Belanda dimanfaatkan untuk mengalihkan, membendung air, serta menangkap dan mengalihkan angin dari daratan menuju lautan. Melalui sistem ini, air yang mengalir ke daratan dialihkan terus ke lautan. Dengan demikian aliran air yang menyebabkan banjir bisa terhalang.

Demikianlah rentetan teknologi penjinakan air dari Belanda yang dikenal dengan Teknologi Manajemen Air. Teknologi ini sampai sekarang terus diadaptasi berbagai negara di dunia, terutama Indonesia. Melalui teknologi “penyelamatan” dunia dari air bah, Belanda juga menjadikan teknologi ini sebagai warisan budaya mereka.

Referensi tulisan:

Referensi gambar: silakan klik pada masing-masing gambar

 (*) Tulisan ini diikutsertakan dalam Kompetisi Blog untuk Summer School ke Belanda :)

{ 16 komentar... read them below or Comment }

  1. huaaaaaahhhh.kalau saja inovasi orang indonesia keren...

    pasti lebih dari mereka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, betul, Insyaa Allah :)

      Kalau aja Indonesia bisa mengadopsi dan memodifikasi teknologi penjinak air ini, pasti jadi lebih bagus dan Jakarta terbebas dari banjir :)

      Delete
  2. Mudah-mudahan diindonesia kita tercinta bisa lebih banyak lagi upaya yang bisa hindar dari ancaman banjir,.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup. Amin amin. Supaya kita yang tinggal di Jakarta ga kerendem terus :)

      Delete
  3. Semoga Indonesia lebih keren dari Belanda nantinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin. Indonesia lebih keren dari Belanda. Buktinya, Belanda mau tuh dateng ke Indonesia tanpa diundang. #eh, itu mah ngejajah ya -,-"

      Delete
  4. widih keren banget. harusnya Indonesia juga bisa kek gini, gak ada salahnya kalo mencontek yang baik-baiknya, kalo yang jelek jangan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget Bang Ranger, banyak yg bisa dicontoh dari Belanda. Tapi...., ya itu kebanyakan orang lbh mudah mencontoh yang jelek-jelek daripada yg baik-baik. Na'uzubillah.

      Delete
  5. jadi inget lagunya trio kwek kwek yang "belanda negri kincir. katanyaa katanyaa...keju penghasilannya.. katanya katanya... tulip nama bunganya.. dam nama bendungannya" :D
    biarpun dulu pernah di jajah sama belanda, tapi semangatnya belanda buat menanggulangi permasalahn banjir di negaranya patut di contoh. semoga Indonesia juga bisa menjinakkan banjir terutama jekardah. aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huaaaa, benr tuh, Elyna. Pas nulis ini sountrack saya juga lagu itu. Hehe, biarpun pernah disakiti sama Belanda, mencontoh yg baik-baik dari Belanda juga ga ada salahnya.

      Amin, amin, buat Jakarta yang lebih indah :)

      Delete
  6. ya nih.. semoga di indonesia bisa seperti itu...

    agar wailayah" di indonesia yang rawan banjir bisa teratasi..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, semoga Indonesia bisa seperti Belanda yang tangguh melawan air :D

      Delete
  7. iya nih ya kapan coba indonesia kayak belanda hahahaha
    btw salam kenal yak, langsung aku follow nih blog nya hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, thanks ya udah follow. Nanti mampir deh kalo BW :)

      Delete

Terima kasih atas komentarnya :)

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -