- Back to Home »
- Sepotong Inspirasi »
- My First Step to Around The World :’)
Posted by : Fatinah Munir
24 May 2013
Bismillahirrahmanirrahim
Maka lihatlah sekelilingmu, karena ada banyak hal yang dapat
mengingatkanmu betapa berartinya dirimu saat ini. Maka pergilah sejauh yang
kamu mampu, karena akan kamu temui betapa kerdil dirimu di atas tanah Tuhanmu. Maka
bermimpilah, karena Tuhan akan Memeluk mimpi-mimpimu. Lalu hiduplah bersama
kesyukuranmu atas nikmat yang senantiasa Tuhan kucurkan kepadamu meski tidak
kamu minta.
Bermimpi adalah satu aktivitas yang teramat saya senangi.
Bagaimana tidak senang, bermimpi bukanlah hal terlarang, tidak juga berbayar. Lagi
pula, dengan bermimpi saya bisa terus menatap dunia dengan semangat kehusnuzonan. Tapi ada satu hal yang perlu dicatat
tebal-tebal, bahwa senang bermimpi bukan berarti terus berangan-angan. Perlu ada
keseimbangan antara mimpi, realitas, dan usaha di sini. Bahwa mimpi tidak
ujug-ujug datang membangunkan untuk digenggam. Harus ada tindakan nyata sebagai
bukti dari keikhtiaran dan keyakinan akan terwujudnya mimpi tersebut.
Sebagai seorang pemimpi, salah satu mimpi yang saya punya adalah
keliling dunia. Entahlah, bagaimana pun caranya, saya percaya bahwa suatu hari
nanti Tuhan Memperkenankan saya menginjakkan kaki di belahan bumi-Nya yang
lain.
Mimpi berkeliling dunia ini semakin kuat, ketika satu setengah
tahun lalu seorang senior saya di FIP UNJ menceritakan mimpinya pergi ke luar
negeri dan itu terwujud saat beliau menduduki tahun kedua di kampus. Apa resepnya?
Beliau berkata, dare your dream and action
now! Berani bermimpi dan bergeraklah sejak saat ini!
Satu lagi yang saya ingat dari ucapan beliau adalah, “Buat
paspor sejak sekarang, karena paspor menjadi kunci untuk membuka pintu keliling
dunia!” Satu setengah tahun sudah kalimat itu ada dalam kepala saya tanpa ada
kesempatan untuk melaksanakan saran –lebih tepatnya motivasi– dari beliau.
Selama hampir dua tahun ini saya habiskan waktu untuk meraih
mimpi lain yang lebih sederhana, yang masih bisa saya lakukan untuk sekeliling saya. Kini, saya
pikir sudah saatnya untuk benar-benar melakukan langkah pertama menuju mimpi
besar ini. So, awal bulan ini saya tekadkan diri membuat langkah pertama untuk
mewujudkan mimpi keliling dunia; membuat paspor.
Yup! Tahun 2013 ini saya curahan seluruh semangat untuk
keliling Indonesia dan dunia. Saya targetkan bulan ini saya harus memegang
paspor, meskipun saya belum tahu kapan saya akan berangkat ke luar negeri dan negara
apa yang pertama kali akan saya kunjungi. Akan tetapi, sebagai seorang yang
selalu berusaha berprasangka baik pada Tuhan, saya percaya cepat atau lambat paspor
ini pasti akan digunakan!
So, awal bulan Mei ini saya sisihkan uang tabungan untuk
biaya administrasi. Semua berkas saya siapkan di dalam sebuah map sederhana seharga
Rp2000,- dengan tulisan BIKIN PASPOR.
Berjuang Memijakkan
Langkah Pertama
Selasa, 7 Mei 2013. Saya datang
ke Kantor Imigrasi Jakarta Timur pukul 7.30 WIB. Saat itu dengan PD-nya saya langsung masuk ke dalam gedung
sambil mengingat-ingat prosedur pembuatan paspor yang sudah saya pelajari
melalui internet. Saat saya melewati
meja receptionis, ternyata antrean
nomor permohonan paspor sudah sampai ruang tunggu, sedangkan loket permohonan
paspor ada di lantai 2 dengan jarak kurang lebih 100 meter dari tempat saya
berdiri.
“Antrean dibuka hanya sampai
nomor 150, setelah itu yang tidak kebagian nomor silahkan pulang dan kembali
lagi besok,” teriak seorang petugas kantor pada antrean pemohon. Sejak itu,
muncullah banyak kicauan dari depan belakang saya.
Meskipun katanya nomor permohonan
sudah habis sebelum tiba giliran saya, tapi saya tetap optimis. Wal hasil, saya menunggu hingga saya bisa
menginjakkan kaki saya di lantai dua. Tapi, baru lima langkah dari anak tangga
terakhir, seorang petugas berteriak dari dalam, “Nomor antrean habiiiiiis!” Then, hari pertama pulang dengan
cengiran tidak jelas. Antara bingung dan kesal xD
Rabu, 8 Mei 2013. Di hari kedua
ini saya datang lebih cepat satu jam dari sebelumnya. Pukul 6.30 WIB saya sudah
turun dari Transjakarta di Shulter Imigrasi Jakarta Timur. Eng ing eng. Ternyata barisannya lebih mengejutkan dari hari sebelumnya. Saya ada dibarisan paling
belakang, paling pojok, di parkiran mobil >,< Saat masuk barisan, saya
tertawa sendiri. Agak stres juga melihat barisan yang “mengagumkan” ini.
Ternyata, orang Indonesia banyak juga yang mau ke luar negeri :)
Yup! Saya bersama barisan orang
yang ingin ke luar negeri ini pun menunggu satu setengah jam smapai pintu loket
dibuka. Alhadulillah, pukul 8.00 WIB saya sudah ada di lantai atas, beberapa meter
menuju loket pengambilan nomor permohonan. Senyuman saya pun mengembang. But,
tarataraaaaaa, lima langkah lagi menuju loket pengambilan nomor permohonan muncul
suara melengking, “Nomor antrean habiiiiiis!” Seketika itu juga kembang senyum
di bibir saya layu! -,-“ Saya berbalik badan sambil senyum-senyum sendiri.
Sabar, Lis! :)
Esok harinya saya tidak ke Kantor
Imigrasi, karena tanggal merah dan kantornya libur. Hehe. Tapi, malam harinya
saya membuat rencana berbeda, yakni mengambil nomor antrean via online. Malam
itu juga semua berkas saya unggah. Alhamdulillah,
malam itu juga saya dapat formulir online :)
Dua hari kemudian, Jumat, 10 Mei
2013. Dengan senyum sumbringah dan sengaja datang telat (karena sudah antre
nomor via online), saya datang ke Kantor Imigrasi Jakarta Timur. Alhamdulillah, saya menjapat nomor antrean
permohonan. Kabar baiknya, jika permohonan manual harus menunggu 3 hari lagi
untuk foto dan wawancara, permohonan via online langsung melakukan foto dan
wawancara di hari itu juga. Alhamdulillah
^_^
Well, satu hari penuh saya
habiskan di Kantor Imigrasi Jakarta Timur untuk antre foto dan wawancara. Empat
hari kerja setelahnya, saya pun memegang paspor saya. Alhamdulillah ‘alaa kulli ni’mah :)
Langkah Pertama yang Terjejak! :’)
Alhamdulillah, Kamis, 16 Mei 2013 saya sudah memegang paspor 48
halaman. Seperti yang saya tuliskan di awal catatan ini. Membuat paspor ini
menjadi satu dari banyak ikhtiar untuk mengenggam mimpi saya. Ini adalah
sebentuk usaha sederhana saya untuk menyeimbangkan antara mimpi dan realita
yang saya punya.
Insya Allah, adanya paspor di
genggaman saya menjadi bahan bakar semangat untuk bisa menginjakkan kaki di
Tanah Haram, menghirup udara musim panas di Eropa, menggenggam dinginnya salju
di Asia Timur, menyaksikan purnama di Amerika, dan melihat hamparan gurun di
Afrika. Amin.
Dalam 48 lembaran paspor ini
segera terisi cap imigrasi dari 24 negara berbeda (karena satu negara memberi dua
kali cap). My first step to around the world, may blessed God and it give me more
than experience, more than science. Amin :’)
Untuk teman-teman yang punya
mimpi sama dengan saya, ayo segera membuat paspor! Kita memang tidak tahu kapan
kita diberikan kesempatan menginjakkan kaki di negara lain. Tapi, sekali lagi, paspor
adalah kunci untuk membuka pintu peluang menuju belahan lain dunia. Dan membuat
paspor adalah salah satu usaha, prasangka baik, dan keoptimisan bahwa Tuhan
pasti Memberikan kita kesempatan untuk mengunjungi tanah-Nya yang lain. ^_^
Teruslah berani bermimpi dan semangat
mewujudkan mimpi. Sertakan Tuhan dalam mimpi-mimpi kita, niatkan segalanya
semata untuk Tuhan juga untuk belajar lebih banyak lagi dari ciptaan-Nya, dan pastikan semua
mimpi-mimpi kita untuk memuliakan kedua orang kita. Bismillah!
Terakhir, teringat sebuah kalimat
dari Ali ibn Abi Thalib r.a. “Kehormatan seseorang tergantung pada derajat
cita-citanya. Cita-cita yang luhur menumbuhkan obsesi yang tinggi, obsesi yang
tinggi menumbuhkan kesuksesan yang besar.” Semoga cita-cita kita membawa
kita pada keluhuran dan keridhoan-Nya. Amin :)
wah, membaca ini saya jadi termotivasi ukhtii..saya juga mau buat nanti setelah lebaran, setelah saya sudah dapat kerjaan. soalnya sekarang sedang fokus lulus dan wisuda nanti Juli insyaAlloh..doakan ya ukhtii, memang mari bermimpi dan Alloh akan memeluk mimpi mimpi kita.
ReplyDeleteSemangat yaaaa mbaaaak! :) salam kenal...
Semangat juga Kak Mey! Semoga bisa wisuda Juli ini ya, Kak. Habis itu bikin paspor :D
DeleteSalam kenal :)
man sara ala darbihi washola ": Barang siapa yang berjalan pada jalan (tujuan yang dituju), sampailah dia!"
ReplyDeletekata pepatah arab sih gitu, tapi aku percaya kau bakal sampai pada cita-citamu!
Amin ya Allah Lathif. Waiyyaka. So do you! :D
Delete