Posted by : Fatinah Munir 07 October 2019

Photo by Joshua Sukoff on Unsplash
Di tulisan sebelumnya saya sedikit menyebutkan kalau saya dan beberapa rekan mengajar baru saja memulai sebuah projek Social Club untuk individu dengan autisme usia remaja dan dewasa. Kali ini saya ingin cerita bagaimana di awal langkah menjalankan Social Club ini membuat saya menyadari betapa sebenarnya murid-murid besar saya yang memiliki keautistikan hidup terombang-ambing di antara ketakutan dan kesempatan.

Jadi singkatnya dalam tahap awal Social Club ini setiap individu dengan autisme yang terlibat akan hangout tanpa orang tua mereka. Semua hal yang berkaitan dengan agenda hangout ini direncanakan oleh mereka sendiri. Saya dan rekan-rekan pengajar yang terlibat hanya bertugas sebagai pengikut dan menjembatani komunikasi mereka jika mereka saling tidak memahami maksud satu sama lainnya.

Beberapa hari sebelum hangout ternyata muncul hal-hal yang tidak terlalu saya perhitungkan, yaitu perasaan-perasaan orang tua mereka melepas mereka hangout sendirian tanpa orang tua. Takut dan khawatir adalah respon yang sewajarnya muncul dari orang tua mereka. Saat itu saya dan rekan-rekan pengajar lainnya juga takut dan khawatir sekali, tapi kami juga sangat ingin mencoba dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa merasakan bagaimana menjadi “orang dewasa” seperti pada umumnya.

Tapi sekali lagi, entah kenapa saya luput untuk memikirkan kecemasan yang akan muncul dari orang tua mereka. Di mana ketakutan dari orang tua mereka pasti jauh lebih besar dari ketakutan yang kami punya. Saat itu saya pikir orang tua mereka akan tenang saja karena tim kami sudah mengumumkan apa saja perencanaan yang sudah ditetapkan oleh anak-anak mereka. Tapi orang tua tetaplah orang tua dan sepertinya saya kurang memberikan empati saya di sini. Hiks T___T

Okay. Setelah saya meyakinkan orang tua mereka untuk melepas dengan hati bahagia dan percaya, agenda hangout yang sudah direncanakan akhirnya berjalan dengan lancar. Alhamdulillah. Huhuhuhu. Terharu sangat selama membuntuti mereka hangout. Terlebih ketika melihat bagaimana mereka berusaha sebisa mungkin untuk beradaptasi dengan kondisi dan tempat yang baru, termasuk ketika mereka berusaha untuk berperilaku adaptif, menentukan berbagai hal yang sangat kontekstual dan bisa jadi hal-hal tersebut adalah kali pertama mereka melakukannya.

Sepulang dari hangout, semua pertanyaan orang tua sama. “Bagaimana tadi? Bisa?”

“Iya! Sangat bisa!” itu jawaban yang kami sampaikan dengan sangat yakin.

Photo by Bram on Unsplash
Di sinilah saya mulai benar-benar menyadari bahwa hidup murid-murid besar saya benar-benar hanya terombang-ambing di antara ketakutan dan kesempatan. Sebagaimana pengalaman hangout bersama, pengalaman bepergian jauh dengan transportasi umum, dan beradaptasi di lingkungan luar tidak akan pernah terwujud jika kami tetap bertahan di rasa takut. Lalu mereka pun akan kehilangan kesempatan untuk mencapai itu semua.

Di sinilah saya mulai berpikir kalau saja saya dan orang tua mereka sama-sama takut dan saling menguatkan rasa takut untuk memulai Social Project ini, pasti kesempatan-kesempatan emas mereka untuk merasakan bagaimana “menjadi orang dewasa” yang bepergian ke tempat umum tidak akan pernah mereka rasakan. Terlebih lagi mereka pasti akan semakin jauh dari kesempatan diterima di lingkungan yang lebih luas.

Berangkat dari pengalaman ini, saya semakin dan semakin menyadari bahwa rasa takut untuk membersamai individu berkebutuhan khusus itu sangatlah wajar. Yang tidak wajar adalah ketika kita berlama-lama dalam rasa takut, memperkuat takut dengan kekhawatiran sehingga hilang sudah kesempatan mereka untuk belajar. Merasakan takut lalu mengubah takut menjadi semangat memberikan kesempatan adalah cara yang saya pilih untuk membersamai individu berkebutuhan khusus. Karena dari rasa takut yang saya punya, saya jadi bisa lebih peka untuk mematangkan persiapan dan perencanaan dalam memberikan mereka kesempatan yang lebih luas lagi untuk menjadi individu seutuhnya.

Lisfatul Fatinah Munir | 7 Oktober 2019

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Terima kasih atas komentarnya :)

You are The

Hallo Happy Readers!

Hallo Happy Readers!
Selamat datang di blog pribadi saya. Di blog ini teman-teman akan membaca tulisan-tulisan saya seputar pendidikan, kedisabilitasan dan inklusivitas, pengalaman mengajar, dan tulisan-tulisan lainnya yang dibuat atas inspirasi di sekitar saya. Semoga tulisan dalam blog ini bermanfaat dan menginspirasi pada kebaikan. Selamat membaca!

Contact Me

@fatinahmunir

fatinahmunir@gmail.com

Educator | Writer | Adventurer

Berbakti | Berkarya | Berarti

My Friends

- Copyright © Fatinah Munir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -