Archive for September 2018
KONMARI: Berbenah ala Jepang Sekaligus Mengubah Pola Hidup (Bagian 2)
Setelah pengenalan panjang tentang berbenah ala Konmari dan
pembahasan tentang merapikan pakaian di tulisan sebelumnya, sekarang kita akan
membahas beberapa kategori benda lainnya yang akan kita benahi, seperti buku,
kertas, pernak-pernik, dan benda-benda sentimental.
Menyimpan Buku
Prinsip menyimpan buku ala Konmari masih sama seperti
prinsip membenahi pakaian. Kita hanya perlu menyimpan buku yang membangkitkan
kebahagiaan dan membuang sisanya! :D
Tantangan saat berbenah buku akan berbeda dengan berbenah
pakaian. Saat berbenah buku pasti akan ada rasa tidak tega untuk membuang
dengan alasan suatu hari nanti ingin membuat perpustakaan, ingin dibaca ulang
nanti, atau ingin di baca kapan-kapan. Kalaupun kita ingin membuat
perpustakaan, maka pertimbangkan apakah kita rela perpustakaan kita dipenuhi
buku-buku yang tidak membangkitkan kebahagiaan? Kalau ingin membaca ulang buku
yang sudah pernah dibaca, apakah benar kita akan membaca ulang buku tersebut di
tengah masih adanya daftar buku yang ingin dibaca atau dibeli? Terakhir, yakin
tetap ingin menyimpan buku yang sudah lama dibeli tapi belum dibaca dengan
alasan akan dibaca kapan-kapan? Sebab nyatanya, kapan-kapan berarti tidak akan
pernah :) Ada pengecualian dalam menyimpan buku ala Konmari, satu jenis buku yang boleh disimpan tanpa
ditanyakan apakah menumbuhkan kebahagiaan atau tidak adalah buku favorit kita
sepanjang masa.
Sama seperti proses berbenah pakaian, setiap buku yang ada
di rumah atau ruangan harus dikumpulkan di atas lantai. Pegang satu per satu
buku yang ada, disarankan untuk menyentuh atau mengusap setiap sampul buku.
Kemudia bertanyalah kepada diri sendiri apakah buku tersebut memberikan
kebahagiaan atau tidak ketika disentuh. Jika tidak memberikan kegembiraan, maka
buanglah atau sumbangkan buku-buku tersebut ke tempat yang membutuhkan :)
Apabila memiliki terlalu banyak buku meskipun sudah ada yang
disingkirkan, maka kita perlu mengkategorikan lagi buku-buku yang kita miliki. Setidaknya
ada empat kategori besar buku ala Konmari, yaitu buku umum (buku yang dibaca
untuk hiburan), buku praktis (referensi, buku masakan, dll), buku visual
(koleksi foto, buku untuk mewarnai, dll) dan terakhir majalah. Untuk memudahkan
dan lebih mengerucutkan buku yang akan disimpan, kita bisa membuat kategori
sendiri. Misalnya cukup menyimpan buku tentang parenting, bisnis, dan
keagamaan.
Setelah kita mendapatkan buku yang ingin kita simpan, yang
membangkitkan kegembiraan, barulah kita bisa menata buku di dalam rak sesuai
dengan selera. Tapi perlu dipastikan bahwa buku-bukut tersebut masuk ke dalam
rak.
Menyortir Kertas
Pada prinsipnya semua kertas harus dibuang. Kita harus membuang kertas apa saja yang
selama ini kita simpan, kecuali tiga kategori berikut; kertas yang masih
dipakai, masih diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dan kertas yang harus
disimpan hingga waktu tak terbatas. Sedangkan untuk mebenahinya, kita cukup
membuat dua kategori kertas, yakni kertas yang harus diurus dan kertas yang
harus disimpan.
Kertas yang harus urus contohnya adalah surat yang harus
dibalas, formulir yang harus diisi dan dikirim, dan koran yang harus dibaca.
Seluruh kertas kategori ini sebaiknya disimpan dalam satu tempat, tidak perlu
dipisah. Sebagai wadah penyimpanan kategori ini, disarankan untuk menggunakan
kotak arsip vertikal. Digunakannya kotak arsip vertikal adalah karena wadah ini
memudahkan kita untuk mengambil kertas yang akan diurus segera. Satu lagi,
perlu diingat bahwa kotak penyimpanan kertas yang harus diurus ini semestinya
tidak penuh dan lebih baik kosong. Jika kotak penyimpanannya penuh atau terisi,
berarti ada hal yang belum kita urus.
Kategori kertas yang harus disimpan dapat kita buat menjadi
subkategori lagi, yaitu kertas yang jarang dikeluarkan tetapi harus disimpan.
Kertas subkategori ini misalnya adalah surat kontrak, polis asuransi, garansi,
dan sebagainya yang sebenarnya tidak membangkitkan kebahagiaan tetapi tetap
harus disimpan. Kertas subkategori ini disarankan disimpan di map plastik
bening dan dijadikan satu semuanya.
Kertas yang harus disimpan subkategori sering digunakan
adalah resume seminar atau kliping surat kabar. Karena kertas jenis ini sering
digunakan, maka untuk menyimpannya kita bisa menggunakan map berbentuk buku
yang berisi lembaran-lembaran plastik.
Apabila tahapan membenahi kertas sudah kita jalani, berrati
kita cukup memiliki tiga tempat penyimpanan kertas, yaitu kotak arsip vertikal,
map bening, dan map buku plastik. Jika ada kertas baru yang harus disimpan,
jangan menambah tempat penyimpanan kertas, melainkan kembali sortir ketas yang
ada :)
Komono (Pernak-Pernik)
Di antara kita pasti ada yang suka menyimpan benda-benda
kecil, apapun itu bentuknya yang kita pikir kemungkinan tidak tega untuk
membuangnya atau berpikir akan menggunakan benda tersebut suatu hari nanti. Jika
kita amati, tidak ada tujuan khusus dari kebiasaan menyimpan seperti ini.
Kebanyakan alasannya hanya karena ingin saja atau suka, tanpa tahu apa yang
akan kita lakukan dengan benda-benda tersebut.
Jika kita memiliki kebiasaan ini dan ingin menerapkan metode
Konmari, maka kita harus membuang kebiasaan ini jauh-jauh. Masih ingat hal yang
harus dilakukan untuk menerapkan metode Konmari dalam berbenah? Salah satunya
ada mengapresiasi benda yang kita punya. Kebiasaan
menyimpan barang tanpa tujuan tidak sejalan dengan mengapresiasi benda di mana
memanfaatkan benda dengan baik adalah cara terbaik untuk mengapresiasinya.
Di Jepang sendiri, benda-benda kecil seperti ini disebut komono. Secara harfiah, komono tidak hanya berarti benda-benda
kecil, tetapi juga perkakas, komponen, atau hal-hal tidak penting seperti yang
biasa orang Indonesia sebut tetek bengek.
Jika kita bayangkan, akan ada banyak sekali benda jenis
komono ini dan betapa sulitnya membenahi itu semua. Akan tetapi dalam berbenah
ala Konmari akan kita akan lebih mudah berbenah menggunakan urutan komono
sebagai berikut; CD/DVD, produk perawatan kulit dan wajah, aksesoris, barang
berharga, elektronik kecil, alat tulis, alat dapur, pajangan, dan sebagaimana.
Masih sama seperti sebelumnya, seleksi barang-barang yang
akan kita simpan dengan tolak ukur membangkitkan kebahagiaan atau tidak. Setelah
itu kita bisa merapikan dan menyimpan setiap pernak-pernik ini berdasarkan
kategorinya.
CD/DVD. Untuk
CD/DVD, jangan lupa untuk mengecek apakah kepingan CD/DVD yang masih berfungsi
atau tidak. Kemudian pisah lagi CD/DVD ini berdasarkan subkategori; music,
film, drama, dan program (jika kita memiliki elektronik yang membutuhkan CD
untuk menggunakannya, seperti printer, program computer, dan sebagainya). Kita
bisa menggunakan dompet CD/DVD untuk menyimpannya. Kendati sudah dibagi ke
dalam subkategori dan disimpan dalam dompet CD/DVD, kita tetap harus meyimpannya
di satu lokasi, misalnya letakknya semuanya di dalam laci lemari kecil dekat
TV.
Produk perawatan
kulit dan wajah. Dalam merapikan produk perawatan kulit dan wajah
(kosmetik), kita perlu menyeleksi terlebih dahulu produk mana yang benar-benar
kita gunakan dan membangkitkan kebahagiaan. Untuk sejumlah sampel produk kosmetik
yang kita dapat dari sales di mal, tidak
usah berpikir keras untuk memilihnya jika memang tidak kita gunakan, semua itu
bisa kita buang atau diberikan kepada orang yang memang menggunakan produk
tersebut.
Tempat penyimpanan kosmetik sebaiknya dibagi berdasarkan
subkategorinya. Misalnya produk perawatan kulit, produk perawatan rambut, produk
perlengkapan mandi, dan produk perawatan wajah. Setiap subkategori ditata di
dalam kotak make up organizer dengan posisi berdiri. Hindari penyimpanan make
up di dalam dompet make up seperti ingin bepergian.
Seluruh subkategori produk kosmetik ini sebaiknya diletakkan
di satu lokasi, contohnya diletakkan di atas meja rias atau meja dekat kamar
mandi yang memang lokasinya dapat dijangkau untuk kebutuhan mandi dan berhias
setelah mandi.
Aksesoris. Selanjutnya adalah aksesoris termasuk di sini adalah perhiasan. Bagian aksesoris ini mungkin akan menjadi yang sulit bagi beberapa orang, dikarenakan benda ini kecil dan dimiliki dalam jumlah yang tidak sedikit.
Aksesoris. Selanjutnya adalah aksesoris termasuk di sini adalah perhiasan. Bagian aksesoris ini mungkin akan menjadi yang sulit bagi beberapa orang, dikarenakan benda ini kecil dan dimiliki dalam jumlah yang tidak sedikit.
Sama seperti sebelumnya, untuk membenahi aksesori sebaiknya
memisahkan aksesoris berdasarkan jenisnya. Penataan letak aksesoris bisa
digabungkan di satu lokasi, seperti di meja rias berdekatan dengan kosmetik di
dalam laci rias. Untuk wadah penyimpanan aksesoris sendiri sebaiknya
menggunakan wadah yang sesuai dengan bentuk aksesoris, misalkan kalung ditata
di gantungan kecil yang bisa diletakkan di atas meja, gelang disimpan di wadah dengan
tabung untuk melingkarkan gelang di tabung tersebut, cicin disimpan di dalam
kotak cincin yang dapat memuat beberapa cicin sekaligus. Untuk aksesoris lain
seperti pin atau bros bisa disatukan dalam wadah kotak dan untuk peniti atau
jarum bisa ditata di atas wadah dengan spons yang kita bisa menancapkan jarum
atau peniti di atasnya.
Seluruh aksesoris di atas bisa dimasukkan dalam kotak
masing-masing. Laci kecil bertingkat dapat juga menjadi pilihan untuk menyimpan
berbagai aksesoris ini.
Barang berharga. Yang
dimaksud barang berharga dalam metode Konmari ini salah satunya adalah uang
receh. Mungkin sering menemukan uang receh tergeletak di mana-mana di dalam
rumah kita. Meskipun kita sudah menyediakan tas khusus uang receh, tapi sering
kali di antara kita tidak memiliki tujuan untuk apa uang receh itu dikumpulkan,
padahal jelas-jelas recehan tersebut tetaplah uang.
Menggunakan metode berbenah Konmari, seperti yang dipaparkan
sebelumnya, kita harus mengapresiasi atau menghargai setiap benda yang kita punya.
Terkait dengan uang receh ini, kita pun harus menghargainya, sekecil apapun
nominal uangnya. Kemudian perilah cara membenahinya adalah cukup sediakan satu
dompet kecil khusus receh di dalam tas jika di luar rumah kita memiliki uang
receh saat berjual beli.
Untuk di dalam rumah, sediakanlah satu tempat khusus -ingat
hanya satu tempat penyimpanan di dalam rumah, untuk menampung uang receh yang
ada di kantung. Jangan biarkan satu koin atau uang receh pun yang tercecer di
sembarang tempat. Selanjutnya jangan
lupa untuk menukar uang receh tersebut secara berkala, misalnya satu sampai
tiga bulan sekali untuk ditabung ke bank atau ditukar ke took atau petugas
parkir yang memang membutuhkan uang receh.
Elektronik kecil. Kamera, handy camp, power bank, charger
elektronik, dan kabel-kabel penghubung adalah perintilan lain yang pasti sering
berserakan atau memiliki tempat penyimpanan yang layak. Kamera dan handy camp
biasanya disimpan di dalam lemari pakaian dengan alasan akan lebih aman karena
dikelilingi benda-benda yang lembut, sedangkan power bank dan charger berbagai
elektronik dibiarkan tergeletak di dekat sumber listrik tanpa diurus.
Cara seperti di atas sama saja kita tidak menghargai
berbagai barang elektronik kecil yang kita punya, yang kerap kali tidak ingin
kita tinggalkan jika bepergian. Untuk menyimpannya, disarankan untuk menyimpan
elektronik sejenis ini di satu lokasi dan tidak disimpan bersama dengan
kardusnya. Dalam prinsip Konmari, setiap kardus hasil pembelian barang harus
segera dibuang, tidak untuk ditumpuk atau disimpan dengan apapun alasannya.
Jika kardus tersebut tidak ingin dibuang, maka kita harus langsung atau segera
memanfaatkannya, misalnya menjadikan kardus handphone sebagai tempat aksesoris,
dan sebagainya.
Untuk charger elektronik, kita bisa menggunakan (membeli
atau membuat sendiri) charging organizer yang membuat kabel-kabel elektronik
tidak saling tergulung.
Alat tulis.
Pernak-pernik yang satu ini pasti ada di setiap rumah, terutama yang sering
menggunakannya untuk pekerjaan sehari-hari. Karena banyaknya jenis alat tulis
itu sendiri, maka apabila sudah menyeleksi alat tulis yang membangkitkan
kebahagiaan, tugas selanjutnya adalah menyiapkan wadah penyimpanan alat tulis.
Wadah penyimpanan yang sangat disarankan adalah stationary organizer yang dapat
membuat seluruh alat tulis tertata berdiri. Jika tidak memiliki stationary
organizer, kita bisa memanfaatkan bekas gulungan tisu atau menggunakan gelas
bekas untuk menyimpannya.
Alat tulis seperti sticky note, notes kecil, double tape,
dan solasi, bisa disimpan di dalam wadah kotak khusus alat tulis dan diletakkan
tidak berjauhan dengan alat tulis lainnya.
Perlengkapan dapur.
Berbicara merapikan perlengkapan dapur berrat berhubungan dengan kerapian
dapur. Prinsip membenahi perlengkapan dapur adalah bagaimana kita bisa mudah
mengambil dan meletakkan perlengkapan dapur yang ingin dan telah dipakai.
Kita bisa mencontoh kebiasaan pada koki di dapur di mana
mereka terbiasa mencuci perlengkapan dapur sesudah menggunakannya. Maka kita harus
membiasakan langsung membersihkan perlengkapan dapur sesaat setelah
menggunakannya, tidak menunggu perabotan kotor menumpuk.
Seperti biasanya, menyeleksi perlengkapan dapur hanya yang
membangkitkan kebahagiaan juga sangat penting, sebagaimana prinsip dari
Konmari. Kemudian menata perlengkapan dapur berdasarkan kategorinya dan
meletakkan katagori yang sama di satu lokasi.
Bagaimana dengan perlengkapan dapur yang memang tidak ingin
digunakan seperti gelas-gelas bermotif dan piring-piring cantik? Apabila gelas
dan piring tersebut tidak membangkitkan kebahagiaan, maka kita tidak perlu
menyimpan atau menggunakannya, sedangkan apabila gelas dan piring tersebut
membangkitkan kebahagiaan, maka lebih baik gelas dan piring tersebut digunakan
untuk keseharian, bukan disimpan. Bukankan akan lebih menyenangkan dan
bersemangat jika kita menggunakan benda yang membangkitkan kebahagiaan kita?
Coba bayangkan betapa membahagiakannya bisa menggunakan perabotan favourite
dengan motifnya yang cantik-cantik :)
Pajangan dan pernak-pernik lainnya. Kategori komono yang
terakhir ini mungkin akan lebih luas lagi cakupannya, bisa berupa benda-benda
hiasan atau dekorasi rumah, perlengkapan hobi, dan mainan anak-anak. Tetap pada
prinsip yang sama, kita harus memilih benda yang betul-betul membangkitkan
kebahagiaan. Selepas itu, kita bisa menyimpannya berdasarkan kategori. Misalnya
perlengkapan hobi sebaiknya disimpan di satu lokasi seperti di lemari khusus
hobi. Sedangkan untuk mainan anak-anak, disarankan untuk menyimpannya di dalam
wadah kotak sesuai dengan kategori mainannya dan ditempatkan di satu lokasi,
seperti di lemari khusus Montessori jika memang tersedia. Kalaupun tidak ada
lemari khusus Montessori, kita bisa menggunakan bagian kosong dari lemari yang
ada di rumah. Tetapi perlu diingat bahwa setiap mainan harus dipisahkan
menggunakan kotak atau kardus sesuai dengan kategorinya.
Bagaimana dengan pajangan? Setelah kita memiliki pajangan
yang betul-betul hanya membangkitkan semangat, kita bisa menata seluruh
pajangan tersebut di tempat yang terjangkau oleh mata. Ingat, kita memiliki
pajangan untuk dipajang, bukan untuk disimpan di dalam lemari hanya dengan
alasan khawatir pajangan tersebut pecah.
Selesai sudah kita membahas ilmu berbenah ala Konmari.
Semoga kita bisa konsisten menjaga kerapian dan tetap menyukuri setiap benda
yang kita miliki dengan cara memanfaatkannya sebaik mungkin selama kita miliki.
Selamat mencoba dan semangat konsisten!
@fatinahmunir | ditulis pada 24 Januari 2018
KONMARI: Berbenah ala Jepang Sekaligus Mengubah Pola Hidup (Bagian 1)
Setahun belakangan ini Konmari menjadi sangat marak
diperbincangkan di kalangan ibu-ibu, calon ibu, dan pecinta buku. Mengapa
menjadi sangat marak? Sebab ilmu unik yang ada dalam buku ini sangat dibutuhkan
banyak orang.
Sebenarnya apa sih Konmari? Mengapa bisa sangat terkenal dan
banyak orang mempelajari dari bukunya, termasuk saya pribadi.
Konmari adalah metode
berbenah ala Jepang yang mengajak orang-orang yang menerapkan metode ini untuk
mengubah pola pikir dan gaya hidup. Metode ini dikembangkan oleh perempuan
asal Jepang yang menyukai seni dekorasi ruang yang kini menjadi konsultan
bisnis di Tokyo. Di negara asalnya metode ini digunakan tidak hanya untuk
membenahi rumah tetapi juga kantor.
Mengapa Konmari? Metode berbenah ini diinisiasi oleh Marie Kondo melalui pengalamannya dan kegemarannya berbenah dan melihat ruangan yang
rapi. Menurutnya ada banyak hal yang menyebabkan kita tidak biasa menjaga
kerapian, yakni kita tidak berbenah dengan ilmu berbenah, memilih berbenah
sedikit demi sedikit setiap hari, gemar menyimpan barang apa saja, terlalu
menginginkan kerapian sempurna, tidak memiliki konsep atau tujuan berbenah, dan
kurangnya apresiasi kita kepada benda yan dimiliki. Berangkat dari hal di atas,
Konmari memiliki beberapa aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
selama proses berbenah.
Marie Kondo Source: The Pool |
Hal pertama yang
harus dilakukan sebelum berbenah adalah pelajari dulu ilmu berbenah.
Belajar menjadi rapi dan meletakkan barang pada tempatnya, menurut metode Konmari
tidaklah cukup untuk memahami ilmu berbenah. Oleh sebab itu, kita perlu
mempelajari ilmunya, dan mempelajari Konmari ini sendiri adalah salah satu cara
untuk mempelajari ilmu berbenah.
Lalu menggunakan satu waktu untuk berbenah secara tuntas
adalah hal yang harus dilakukan jika kita ingin mempraktikkan metode Konmari. Karena
kebiasaan kita berbenah sedikit-sedikit setiap hari justru akan menghilangkan
esensi dari berbenah itu sendiri. Misalnya begini, hari ini kita memutuskan
membenahi dapur, lalu besok kita membenahi seluruh kamar tidur di lantai satu,
kemudian seluruh kamar tidur di lantai tiga di besok lusa, begitu seterusnya.
Jika metode seperti ini yang digunakan, maka hasilnya adalah ruangan atau rumah
yang sudah ditata dan dirapikan akan kembali berantakan. Dengan berbenah sekaligus, atau bisa diartikan sehari penuh, dipercayai
tidak hanya menuntaskan kerapian ruangan tetapi juga dapat mengubah diri dan
pola pikir orang yang berbenah.
Selanjutnya, jangan
lupa untuk rajin membuang barang yang tidak diperlukan atau yang sudah lama
tidak dimanfaatkan. Tentang membuang
barang-barang, akan kita bahas lebih luas di bagian selanjutnya dari tulisan
ini. Di sisi lain, berbenah ditujukan untuk mendapatkan suasana dan hidup yang
lebih baik, bukan untuk mendapatkan kesempurnaan. Oleh sebab itu, dalam Konmari
sangat dihindari menjadikan kesempurnaan ruangan sebagai tolak ukur selama kita
berbenah menggunakan metode Konmari. Sebaliknya, yang menjadi tolak ukur dalam Konmari adalah keseimbangan.
Kendati metode Konmari tidak mengedepankan kesempurnaan, tetapi
kita tetap memerlukan perencanaan berbenah sebelum berbenah. Perencanaan berbenah ini dilakukan agar
kita mengetahui apa yang kita inginkan dan apa tujuan kita. Salah satu cara
yang direkomendasikan metode Konmari dalam perencanaan berbenah adalah dengan
memvisualisasikan ruangan yang akan dirapikan.
Saat ingin merapikan ruangan, coba kita lihat sekeliling
ruangan tersebut. Bayangkan apa yang akan kita lakukan selama di dalam ruangan
itu, apa yang kita harap dapat kita rasakan jika memasuki ruangan itu, apakah
rasa teduh, bahagia, tenang, penuh semangat, atau lainnya? Jangan lupa juga
untuk membayangkan apa saja yang akan kita letakkan di setiap sudut ruangan dan
bagaimana kita menata isi lemari-lemari yang ada di ruangan. Pemvisualisasian
seperti ini penting, karena bagian ini mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup
kita ke depannya.
Terakhir adalah mengapresiasi benda yang dimiliki. Dapat
dikatakan ini adalah inti dari metode Konmari. Berbenah ala Konmari bukan semata-mata merapikan benda, melainkan bagaimana
mengapresiasi benda yang kita miliki. Memanfaatkan benda sebagaimana
fungsinya adalah cara terbaik untuk mengapresiasi benda yang kita punya. Jika
memang kita sudah tidak bisa memanfaatkan benda tersebut karena alasan ada
benda lain yang yang digunakan atau memang sudah tidak membutuhkan benda
tersebut, maka menyimpan atau menumpuk benda bukanlah cara mengapresiasinya.
Sekalipun ada rasa berat untuk membuang benda tersebut, tapi kita harus
memikirkan bahwa benda yang semestinya bermanfaat justru tidak lagi bermanfaat
jika terus ditumpuk atau disimpan.
Alih-alih menyimpan dan menumpuk barang, kita bisa
mengucapkan terima kasih atas apa yang telah benda-benda tersebut lakukan
selama kita miliki. Termasuk juga kita bisa berterima kasih kepada benda-benda
tersebut karena pernah memberikan kebahagiaan –setidaknya saat pertama kali
dibeli. Setelah berterima kasih kepada semua benda yang tidak lagi digunakan,
barulah kita bisa membuangnya.
Mari Membuang Sebelum
Berbenah!
Membuang barang adalah hal yang harus dilakukan sebelum
berbenah ala Konmari. Proses pembuangan barang ini pun dilakukan tanpa ampun,
di mana kita harus mengenyampingkan perasaan terlalu sayang kepada benda atau
perasaan bersalah untuk membuang. Ingat! Meskipun proses pertama ini adalah
membuang, fokus kita bukanlah kepada benda apa yang akan dibuang melainkan
fokus pada benda apa yang ingin kita simpan.
Lalu bagaimana cara terbaik menentukan apakah kita
benar-benar ingin menyimpan barang tersebut atau tidak? Caranya cukup mudah, hanya simpan barang yang sparking joy, membangkitkan
kebahagian kepada kita. Kriteria ini berlaku untuk setiap barang yang kita
punya, sehingga tidak peduli barang itu pemberian orang, hadiah, atau
kenang-kenangan, kita tetap harus bertanya apakah benda tersebut membuat kita
bahagia atau tidak.
Berbenah Berdasarkan Kategori
Kesalahan kita selama
ini dalam berbenah adalah kita berbenah berdasarkan lokasi, bukan kategori.
Misalnya adalah kita mulai berbenah kamar tidur terlebih dahulu, lalu ruang
tamu, terakhir dapur dan kamar mandi. Cara berbenah seperti ini dinilai salah
besar dalam Konmari. Sebagai gantinya, kita harus berbenah berdasarkan
kategori. Marie Kondo, pemilik metode ini, membagi kategori benda yang
diurutkan seperti berikut; pakaian, buku, kertas, pernak-pernik, dan terakhir
benda-benda bernilai sentimental.
Jadi maksudnya bagaimana ya berbenah berdasarkan katagori
itu? Yang dimaksud dengan berbenah berdasarkan kategori adalah jika kita ingin
membenahi pakaian, maka kita harus membenahi seluruh pakaian yang ada di rumah,
di manapun tempat pakaian itu tersimpan di dalam rumah. Lalu jika kita ingin
merapikan buku-buku, maka kita harus merapikan seluruh buku yang ada, bukan
dirapikan berdasarkan tempat buku itu disimpan (di kamar atau di ruang keluarga).
Begitu seterusnya dengan benda-benda kategori lain.
Membenahi Pakaian
Untuk membenahi pakaian, hal paling pertama yang harus kita
lakukan adalah mengumpulkan semua pakaian yang tersimpan rumah. Entah itu di
dalam lemari, di cucian, di jemuran, di gantungan, dan sebagainya, semua harus
dikumpulkan di atas lantai. Saat mengumpulkan seluruh pakaian, jangan lupa
untuk dibagi berdasarkan subkategori lagi. Metode Konmari menyarankan untuk
membagi pembenahan pakaian berdasarkan urutan subkategori sebagai berikut;
atasan (kemeja, sweater, dll), bawahan (celana panjang, rok, dll), pakaian yang
harus digantung (jaket, setelan jas, dll), kaos kaki, pakaian dalam, tas (tas
tangan, ransel, dll), aksesoris (topi, syal, sabuk, dll), pakaian khusus (baju
renang, seragam, dll), dan terakhir sepatu.
Selanjutnya setelah seluruh pakaian dikumpulkan dan dibagi
berdasarkan subkategori, inilah waktunya kita memilih pakaian yang ingin
disimpan, yaitu pakaian yang membangkitkan kegembiraan. Lalu membuang sisanya,
pakaian yang tidak membangkitkan kegembiraan. Jika memang di tempat tinggal
kita terdapat LSM atau organisasi yang menampung pakaian bekas layak pakai,
kita juga bisa menjadikan tempat tersebut sebagai opsi selain membuang.
Kemudian, kita akan masuk ke tahap memvisualisasikan seperti
yang kita bahas di awal tulisan ini. Iya, dalam berbenah kita harus membayangkan
akan seperti apa penataan ruangan dan isi lemari kita setelah dirapikan nanti.
Perlu diingat, berbenah pakaian ala
Konmari memiliki tujuan menata isi lemari agar setiap benda di dalamnya dapat
dilihat sekali lirik.
Melipat atau menggantung? Metode Konmari menjawab melipat pakaian adalah cara terbaik dalam
menyimpan pakaian, karena akan jauh mengefisiensikan tempat penyimpanan.
Alasan lain mengapa metode Konmari mengutamakan melipat pakaian karena dalam
proses melipat ini kita akan banyak berinteraksi dengan pakaian kita sendiri.
Masih ingat prinsip mengapresiasi benda yang kita miliki?
Berinteraksi dengan pakaian selama melipat adalah bentuk apresiasi kita kepada
pakaian yang selama ini bekerja melindungi tubuh kita. Dalam melipat telapak
tangan kita akan sering menyentuh pakaian, di saat ini kita bisa meresapi
kebahagian yang ditimbulkan oleh pakaian tersebut. Bisa juga kita berterima
kasih dan bersyukur atas nikmatnya saat pertama kali memiliki atau setiap kali
memakai pakaian tersebut.
Masuk ke dalam sesi melipat pakaian. Ada yang berbeda dalam
lipat melipat pakaian ala Konmari. Jika biasanya kita menumpuk pakaian dengan
cara menidurkannya di lemari, dengan metode Konmari kita menata pakaian dengan
cara mendirikannya di lemari. Mengapa dianjurkan mendirikan pakaian yang
dilipat di dalam lemari? Ini berkaitan dengan prinsip mengapresiasi benda yang kita
punya. Selama kita berpakaian, seluruh pakaian sedang menjalankan tugasnya. Itu
artinya ketika kita menyimpan pakaian di lemari, kita sedang mengistirahatkan
pakaian dari tugas hariannya. Jika kita menumpuk pakaian, maka sama saja
membebani pakaian dan dengan mendirikannya pakaian bisa lebih beristirahat dan
“bernapas”.
Agar setiap pakaian bisa berdiri, setiap pakaian yang
dilipat harus membentuk segi empat sederhana yang bisa ditegakkan. Caranya
adalah sebagai berikut. Setelah membentangkan pakaian yang aka dilipat, pertama
kita harus lipat sisi-sisi samping pakaian ke bagian tengah dan lipat lengan
baju ke dalam sehingga terbentuk persegi panjang (cara melipat lengan baju
disesuaikan dengan selera masing-masing). Kedua, lipat lagi seperti langkah pertama.
Lalu, ambil sisi atas dan bawah pakaian ke bagian tengah, sehingga terbentuk
persegi panjang yang lebih pendek. Kemudian, lipat lagi sisi atas dan bawah
seperti sebelumnya atau bisa disesuaikan dengan ukuran pakaian yang dimiliki
hingga terbentuk persegi empat dan lipatan bisa didirikan.
Dengan dilipat seperti cara di atas, pakaian dapat ditata
menyamping, sehingga kita bisa melihat semua tepian pakaian ketika membuka
lemari. Selain itu, kita juga jadi tidak
usah khawatir akan merusak lipatan pakaian lainnya sebagaimana jika pakaian
ditata penumpuk. Sebab dengan penataan menyamping, pakaian lainnya tetap
tertata rapi selama kita melipat dengan benar; pakaian dapat berdiri tegak.
Cara melipat bawahan ala Konmari |
Cara melipat gaun atau pakaian panjang ala Konmari |
Bagaimana dengan pakaian yang digantung? Prinsip pakaian yang disimpan di lemari
gantung ala Konmari adalah menggantung pakaian berat (pakaian panjang, berbahan
tebal, dan berwarna gelap) di sebelah kiri lemari dan pakaian ringan di sebelah
kanan. Jadi semakin ke kanan, pakaian yang digantung akan semakin pendek,
bahan semakin ringan, dan warna semakin cerah.
Cara menggantung pakaian ala Konmari
|
Cara melipat kaos kaki, stocking, dan pakaian dalam ala Konmari )
Demikianlah sedikit resume dari buku Konmari
seputar prinsip berbenah ala Konmari dan cara membenahi pakaian. Untuk metode
membenahi benda lainnya ada di tulisan selanjutnya.
@fatinahmunir | ditulis pada 23 Januari 2018