Archive for July 2018
Review NHW MIIP #8: Misi Hidup dan Produktivitas
Misi Hidup dan Produktivitas
Terima kasih untuk teman-teman yang
sudah mengerjakan NHW#7 dengan bersungguh-sungguh. Perbedaan dari orang yang
sama-sama belajar itu adalah dari kesungguhannya. Ada yang hanya sekedar
menggugurkan kewajiban yang penting sudah mengumpulkan NHW dan ada yang memang
bersungguh-sungguh mengerjakan untuk menjadikannya ROAD MAP dalam kuliah
kehidupannya. Maka di NHW #8 ini kita akan melihat bagaimana produktivitas
seorang bunda bisa erat berkaitan dengan misi spesifik hidupnya.
Pola BE-DO-HAVE yang kita gunakan ini
akan membuka mindset kita terlebih dahulu akan sebuah makna produktif, kemudian
mengerjakan sesuai dengan jalan hidupnya, dan akhirnya mendapatkan hasil dan
pencapaian yang cocok antara kehendak kita dan kehendak Allah. Hal ini akan
membuat bunda lebih mantap melangkah, apalagi kalau dihubungkan dengan
pertanyaan NHW#8.
Pertanyaan di NHW #8 itu saling
berkaitan, mari kita simulasikan berrsama, kemudian aplikasikan sesuai dengan
diri bunda masing-masing.
Ambil satu saja dari aktivitaa yang Anda SUKA dan BISA. Misalnya memasak.
Mental seperti apa yang harus Anda miliki untuk menjadi seperti yang Anda
inginkan? (BE) Misalnya
sebagai seorang individu, Anda sudah memiliki prinsip, baik saja tidak cukup,
kita mesti beda. Kemudian memiliki prinsip tidak mau sekedar memasak.
Apa yang harus Anda lakukan untuk menjadi seperti yang Anda harapkan?
(DO) Misal saya
mulai mencoba hal baru, termasuk resep baru setiap bulan. Sehingga muncul
karya-karya unik. Saya sangat menyukai produk-produk gluten free, karena
berkaitan dengan diri saya sendiri. Sehingga saya melakukan penelitian tentang
prosuk makanan gluten free.
Apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sudah memiliki yang Anda
harapkan? (HAVE)
Contohnya saya akan memiliki rumah "healthy food" , saya akan
memiliki legacy dalam hidup saya ttg makanan "gluten free" ini
sehingga anak Indonesia akan tumbuh dengan sehat tanpa bergantung dengan
gandum.
Setelah itu kita susun langkah-langkahnya.
Life Time Purpose. Saya ingin memperjuangkan Indonesia Bebas Gandum, dengan mulai
menghilangkan ketergantungan masyarakat terhadap gandum.
Strategic Planning. Dalam waktu 5 tahun ke depan saya ingin dikenal sebagai ahli gluten free,
sehingga saya konsisten mempelajari hal tersebut mulai dar sekarang.
New Year Resolution. Dalam kurun waktu 2017-2018 ini saya ingin menerapkan program "One
Month One Recipe" sehingga akan muncul 12 resep baru gluten free dalam 1
tahun ini, dan mengajarkannya kepada anak-anak dan keluarga di sekitar saya.
Apabila sampai sekarang Anda masih
galau belum menemukan apa sebenarnya yang akan Anda lakukan, jangan khawatir.
Mari kita kuatkan proses, karena proses
itu HAK kita dan hasil itu HAK ALLAH.
Nah untuk lebih menguatkan proses,
silakan buat list dan tempel di rumah, ada banyak contohnya di internet ya.
Ini contoh menguatkan BE-DO-HAVE
mingguan sampai ketemu ranah produktivitas bunda. Tahapannya; ambil ranah yang Anda
SUKA dan BISA dulu, simulasikan di form BE-DO-HAVE, susun lifetime purpose,
strategic plan dan new year resolution, turunkan secara mingguan
aktivitas-aktivitas yang harus Anda capai untuk bisa menjadi bunda produktif.
Demikian review NHW#8 silakan
dicermati sekali lagi, karena ini akan menjadi pijakan untuk tahap berikutnya.
Salam Ibu Profesional,
Tim Matrikulasi Ibu Profesional
Sumber Bacaan :
David Y, The "Be Do Have" Paradigm, Avenue South, 2013
Tim Matrikulasi IIP, Misi dan Produktivitas, 2018
Hasil Nice Homework #8, peserta Matrikulasi IIP Batch #5
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
@fatinahmunir | 25 Juli 2018
NHW MIIP #8: Misi Hidup dan Produktivitas
Misi Hidup dan Produktivitas
Bunda, setelah di materi #8 kita belajar
tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas
keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara
teknis sebagai berikut:
Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang
sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)
Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan BE-DO-HAVE ini. Mental seperti apa yang
harus anda miliki untuk menjadi seperti yang anda inginkan ? (BE) Apa yang
harus anda lakukan untuk menjadi seperti yang anda harapkan ? (DO) Apa yang
akan anda lakukan apabila anda sudah memiliki yang anda harapkan? (HAVE)
Perhatikan 3 aspek dimensi waktu berikut dan
isilah. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime
purpose). Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan (strategic
plan). Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun (new year
resolution) Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH
atau KALAH
Salam Ibu Profesional,
Tim Matrikulsi IIP
***
Agak kurang semangat sebenarnya melewati pekan kedelapan di
kelas matrikulasi ini. Bukan karena materinya yang tidak menarik, tapi saya
pikir karena masalah dari dalam diri saya sendiri. Bahkan semangat ini
mengendur di hampir setiap aktivitas saya, kecuali saat sudah di kelas, di
depan murid-murid besar saya. Alhamdulillah semangatnya masih sama seperti
sebelum-sebelumnya, masih stabil. Setelah sediit saya telisik, sepertinya
semangat yang mengendur untuk ikut kelas IIP, mengerjakan tugas, dan
mengerjakan hal lainnya ini karena kesehatan saya yang beberapa hari lalu
menurun.
Alasan
lainnya karena tampaknya saya rindu aktivitas saya yang dulu, mengikuti
berbagai aktivitas di luar rumah, bertemu banyak orang. Di bandingkan dengan
sekarang, saya memilih menghabiskan banyak waktu untuk berdiam diri di dalam
rumah bersama ibu dan kakak. Tapi hasilnya saya merasa tidak melakukan apa-apa
dan ingin bertemu banyak orang, meskipun saya tidak selalu terlibat dan menjadi pusat
perhatian di sana.
Well,
bismillah! Setelah membaca review tugas sebelumnya, membaca materi baru dan
resume diskusinya, membaca tugas dan diskusinya, lalu membaca lagi tugas saya
sebelumnya di NHW #7, saya tutup dengan membuka beberapa referensi di internet
tentang tugas kali ini. Fiuh! Semuanya saya lakukan dengan separuh hati dan
badan. T_T Hiks. Maafkan saya, Uni Trisa. Saya akan coba membuat tugas
kedelapan ini!
\(T_T )/~~~
Setelah di
materi sebelumnya tentang produktivitas sekarang saatnya berlatih menemukan
misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga di NHW #8 ini. Untuk
mengerjakan tugas ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkan misi hidup
ini secara teknis sebagai berikut.
Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah ditulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)
Agak sulit memilih satu aktivitas yang saya
suka dan saya bisa. Huhuhu T_T saya suka semua yang saya suka. Apalagi semuanya
berhubungan untuk mencapai misi hidup saya. Jadi menulis dua hal di sini. Saya
harap dua hal ini bisa saya maksimalkan hingga menembus batas saya. Saya
memilih mengajar murid autisme dan menulis hal-hal berkaitan dengan autisme dan
pendidikan khusus.
Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE DO HAVE” di bawah ini!
Mental
seperti apa yang harus kamu miliki untuk menjadi seperti yang kamuinginkan ?
(BE)
Seperti yang saya sebutkan dalam tulisan tugas
sebelum-sebelumnya, saya ingin menjadi seorang pendidik murid-murid autisme
yang professional, yang bisa mengembangkan metode pendidikan, pengajaran, dan
pendampingan. Saya ingin melakukan banyak penelitian terkait keautistikan dan
menulis banyak buku tentang hal ini.
Karena saya ingin menjadi seorang pendidik,
peneliti, sekaligus penulis, saya pikir saya harus memiliki kemampuan mengajar yang baik agar saya bisa menjadi
seorang pendidik yang tidak hanya mengedepankan jenjang karier. Untuk menjadi
seorang pendidik sekaligus peneliti, saya harus memiliki kemampuan mengobservasi setiap anak dengan cermat. Untuk
membersamai murid-murid autisme, kemampuan ini memang sangat dibutuhkan
berkali-kali lipat dengan kemampuan berkali-kali lipat juga dibandingkan dengan
mengajar murid-murid umum. Terlebih lagi dalam penelitian, saya pikir saya
sangat perlu memiliki kemampuan ini, mengobservasi dengan cermat dan apik.
Selanjutnya setelah mendidik dan meneliti,
saya perlu memiliki kemampuan menulis
dengan terstruktur untuk tujuan ilmiah maupun menulis dengan bahasa ringan.
Kedua kemampuan ini guna untuk menyampaikan segala temuan saya selama di kelas
dan untuk memaparkan hasil observasi. Kemampuan menulis secara terstruktur
membantu saya menuliskan penelitian dengan baik, sedangkan kemampuan menulis
dengan bahasa ringan yang saya miliki akan sangat membantu banyak orang tua dan
masyarakat awam memahami keautistikan melalui tulisan saya.
Apa
yang harus kamu lakukan untuk menjadi seperti yang kamuharapkan ? (DO)
Untuk menjadi seorang pendidik professional
dan memiliki tiga kemampuan yang saya tuliskan di bagian “Be”di atas, saya
sadar akan ada banyak hal yang harus saya lakukan. Beberapa hal ini saya sadari
juga adalah hal yang harus saya perjuangkan prosesnya. Tidak akan mudah, tapi
saya harus melewatinya. Semoga Allah SWT Melancarkan! Allahumma amiin.
Pertama
saya harus meningkatkan jam terbang saya dalam mengajar. Sudah
lama saya memutuskan hanya akan mengajar di satu tempat saya, yakni di tempat
sekarang saya mengajar. Saya sudah memutuskan untuk tidak menerima tawaran les
private atau semacamnya, karena saya ingin menyisihkan waktu untuk keluarga dan
mengembangkan diri di bidang lainnya. Oleh karena hal ini, saya harus
memaksimalkan waktu saya di kampus untuk membersamai murid-murid besar saya. Di
samping itu saya harus banyak membaca buku dan journal untuk memperbaharui
pengetahuan saya di bidang pendidikan. Saya juga harus mengikuti berbagai
diskusi pendidikan dalam bentuk seminar ataupun open discussion di offline dan
online.
Kedua,
bersamaan dengan ini saya juga harus memaksimalkan kemampuan saya untuk
mengamati setiap murid besar saya. Kendati hanya 5
hari sepekan dan membersamai keseluruhan 45 murid besar, saya harus
memaksimalkan waktu dan kemampuan saya untuk mengobservasi keunikasn setiap
keunikan mereka, menemukan minat, bakat, kesukaan, ketidaksukaan, dan kebutuhan
mereka secara beriringan. Tidak hanya untuk mendukung kemampuan saya mengajar,
kemampuan observasi ini sangat saya butuhkan untuk melakukan penelitian saya
nantinya.
Ketiga,
yang harus saya lakukan adalah menulis setiap hari.Saya
harus menulis satu tulisan per hari. Tulisan yang saya buat bisa berupa tentang
murid saya yang berdasarkan hasil observasi, berupa artikel pendidikan autisme,
ataupun terjemahan dari artikel yang say abaca. Satu tulisan per hari ini akan
saya posting di blog pribadi saya. Untuk tulisan yang belum siap
dipublikasikan, saya akan merapikannya untuk diposting esok harinya.
Keempat,
melanjutkan kuliah di luar negeri dan melakukan banyak penelitian. Bagian
ini adalah hal yang sangat saya dambakan dan nantikan pelaksanaannya. Kenapa
harus di luar negeri? Karena sedikit sekali universitas yang mengadakan sekolah
master untuk pendidikan khusus. Hanya ada dua universitas se-Indoensia. Di
samping itu, lebih banyak referensi yang dapat saya gunakan jika saya
melanjutkan kuliah di luar negeri. Seperti buku-buku dan jurnal penelitian yang
lebih banyak dan lebih mudah diakses, pusat-pusat pelayanan pendidikan khusus
yang tersedia di luar negeri, dan juga asosiasi peneliti yang sebidang dengan
ilmu saya juga sangat aktif di luar Indonesia.
Hah! Entah kenapa kalau berbicara tentang hal
ini seperti ada yang bergerak di hati saya, seperti ada yang tumbuh. Semakin
lama membicarakan hal ini, sesuatu itu akan semakin tumbuh dan membuat dada
saya penuh sesak. Agak sulit dideskripsikan seberapa besar keinginan saya untuk
melanjutkan kuliah di luar negeri. Saya hanya bisa mengatakan kalau saya yakin
suatu hari nanti saya bisa melakukan hal ini, kuliah luar negeri, di University
of Tsukuba, Jepang, ataupun di University of Birmingham, Inggris. Insya Allah!
Apa
yang akan kamu lakukan apabila sudah memiliki yang kamu harapkan? (HAVE)
Setelah menjadi pendidik professional, masih
sama seperti yang pernah saya jabarkan di tugas sebelumnya, saya ingin
mendirikan pusat pelayanan berbasis al-Qur’an untuk autisme baik yang anak-anak
ataupun dewasa. Di dalam pusat pelayanan inilah terdapat pelayanan pendidikan
dan pelatihan untuk autisme dengan pendekatan al-Qur’an. Bismillah!
Yang
ingin dicapai dalam kurun waktu kehidupan (lifetime purpose)
Dalam hidup ini ada tiga hal yang ingin saya
capai sesuai dengan Learning Design yang saya buat di NHW #5 lalu. Ketiga hal
itu adalah menjadi seorang pendidik professional untuk murid autisme, menjadi
ibu professional bersama dengan teman-teman Institute Ibu Profesional, dan
menjadi penghuni surga bersama keluarga saya tercinta.
Yang
ingin dicapai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan (strategic plan)
Untuk mencapai dan menjadi sesuai dengan
harapan saya, dalam 5-10 tahun ke depan saya ingin melakukan:
·
Melakukan research mandiri
·
Melakukan beberapa research sebagai
research student di University of Tsukuba
·
Lulus master pendidikan dari University
of Tsukuba
·
Menjadi dosen pendidikan autisme
·
Menerbitkan journal penelitian
·
Menerbitkan buku pendidikan khusus
(minimal 3 buku)
·
Menerbitkan buku terjemahan pendidikan
khusus (minimal 3 buku)
·
Mendirikan lembaga pelayanan
pendidikan autisme bersama beberapa rekan pendidik autisme
Yang
ingin dicapai dalam kurun waktu satu tahun (new year resolution)
·
Menikah, agar segera terlaksana misi
menjadi ibu professional. Hehehe ^^
·
Menulis 1 artikel per hari
·
Menerbitkan 1 buku pendidikan khusus
·
Mengadakan kelas guru setiap bulan
bersama kitainklusi
·
Lolos beasiswa research student di
University of Tsukuba
Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH
***
Seperti
biasa, untuk teman-teman pembaca yang
ingin lebih mengerti tentang NHW ini, di bawah ini saya menampilkan resume dari
diskusi yang kami lakukan di kelas.
Resume Diskusi
NHW #8
Pertanyaan 1
Bagaimana jika aktivitas di kuadran suka dan
bisa sangat bertolak belakang dengan kesibukan yg selama ini kita jalani.
Misalkan saat ini kita sibuk mengurus online shop tetapi di kuadran suka bisa,
kita ingin melakukan kegiatan bakti sosial. Mana yang didahulukan atau di
pelajari lebih dulu? Bagaimana cara mengatur waktunya? Terimakasih.
Jawaban 1
Kuncinya adalah manajemen waktu, Mbak :)
Sediakan waktu untuk mengurus online shop dan
melakukan kegiatan bakti sosial, bisa juga melakukan kegiatan bakti sosial di
hari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Mengajak keluarga untuk ikut berpartisipasi agar
bisa bersama sama keluarga mengisi waktu luang dengan kegiatan positif :)
Pertanyaan 2
Bun, yang lifetime
purpose itu apakah sesuatu yang sifatnya sudah fixed atau tidak
berubah-ubah lagi atau bisa berubah sewaktu-waktu. Misalnya karena faktor
tertentu? Terimakasih.
Jawaban 2
Kita hanya bisa merencanakan, Mbak :) Allah
yang menentukan. Jadi sangat ada kemungkinan berubah sewaktu waktu karena beberapa
faktor.
Pertanyaan 3
Uni, mau tanya tentang pertanyaan bagian C
nomor 1. Ini jawabannya harus konkrit atau abstrak ya? Maksud saya pasti semua
ibu-ibu di sini tujuan kehidupan di akhirnya ingin jadi ibu dan istri yang
sukses, bahagia, solehah, dan lainnya yang sebenarnya sulit terukur. Atau yang
dimaksud jawaban konkrit bahwa nanti di akhir umur saya ingin ada legacy berupa
hal yang terlihat jelas gitu semacam; sekolah untuk anak-anak kurang mampu atau
punya perusahaan konveksi atau bakery atau apa gitu sesuai poin yang dipilih
sebelumnya. Soalnya saya sering jawab hal-hal abstrak, eh, ternyata maksudnya
hal-hal konkrit hahaha. Mohon pencerahannya.
Jawaban 3
Konkrit, Mbak. Detail dan bisa dicapai.
Iya, contohnya punya atau membuat sekolah
untuk anak - anak yang kurang mampu, dan sebagainya.
Pertanyaan 4
Saya mau Tanya di poin a dan b. Apakah harus
ambil salah satu ranah yang suka dan bisa.
Bagaimana jika dua atau lebih apakah boleh?
Jawaban 4
Saat ini ambil salah satu dulu, Mbak. Kalau
kata Bu Septi one bit a time, seriusan satu hal dulu sampai selesai, baru
pindah ke ranah lainnya.
@fatinahmunir | 25 Juli 2018
MIIP #8: MIsi Spesifik Hidup dan Produktivitas
Misi Spesifik Hidup dan Produktivitas
Bunda,
perjalanan kita untuk menemukan misi hidup selaras dengan perjalanan
produktivitas hidup kita. Maka materi menemukan misi hidup ini, akan menjadi
materi pokok di kelas bunda produktif. Sebelumnya
kita sudah memahami bahwa “Rejeki itu
pasti, Kemuliaan yang harus dicari”. Sehingga produktivitas hidup kita ini
tidak akan selalu diukur dengan berapa rupiah yang akan kita terima, melainkan
seberapa meningkat kemuliaan hidup kita dimata Allah dan seberapa manfaat hidup
kita bagi alam semesta.
Be Professional, Rejeki will Follow
Tagline Ibu
Profesional di atas menjadi semakin mudah dipahami ketika kita masuk ranah
produktif ini. “Be Professional” diartikan sebagai bersungguh-sungguh
menjalankan peran. Kesungguhan dan keistiqomahan seseorang dalam menjalankan
peran hidupnya akan meningkatkan kemuliaan dirinya di mata Allah dan
kebermanfaatan untuk sesama.
“Rejeki will
follow’ bisa dimaknai bahwa rejeki setiap orang itu sudah pasti, yang
membedakan adalah nilai kemanfaatan dan keberkahannya seiring dengan
bersungguh-sungguh tidaknya seseorang menjalankan apa yang dia BISA dan SUKA.
Uang Akan Mengikuti Sebuah Kesungguhan,
Bukan Bersungguh-Sungguh Karena Uang
Pada
dasarnya menemukan misi hidup itu tidak ada hubungannya dengan usia seseorang.
Semakin awal seseorang merasa “galau” kemana arah hidupnya, semakin “risau”
untuk mencari sebuah jawaban “mengapa Allah menciptakan dirinya di muka bumi ini?”
maka semakin cepat akan menemukan misi hidup.
Kalau di
pendidikan berbasis fitrah, proses ini secara alamiah akan dialami oleh anak-anak
pre aqil baligh akhir (sekitar 10-13 tahun) dan memasuki taraf aqil baligh (
usia 14 tahun ke atas). Maka kalau sampai hari ini ternyata kita masih galau
dengan misi hidup kita, maka bersyukurlah, karena kita jadi tahu kesalahan
proses pendidikan kita sebelumnya, dan tidak perlu lagi mengalami hal tersebut
di saat usia paruh baya yang secara umum dialami oleh sebagian manusia yang
disebut sebagai (mid-life crisis).
Maka
sekarang, jalankan saja yang anda BISA dan SUKA tanpa pikir panjang, karena
Allah pasti punya maksud tertentu ketika memberikan kepada kita sebuah
kemampuan. Apabila kita jalankan terus menerus, kemungkinan itulah misi hidup
kita.
Seseorang
yang sudah menemukan misi hidup tsb apabila menjalankan aktivitas produktif
akan lebih bermakna, karena keproduktivitasannya digunakan untuk mewujudkan
misi-misi hidupnya. Sehingga selalu memiliki ciri-ciri selalu bersemangat
dengan mata berbinar-binar, energi positifnya selalu muncul, rasanya tidak
pernah capek, rasa ingin tahunya tinggi sehingga membuat semangat belajar
tinggi, imunitas tubuh naik sehingga jarang sakit karena bahagia itu imunitas
tubuh yang paling tinggi.
Ada 3 elemen yang harus kita ketahui
berkaitan dengan misi hidup dan produktivitas. Kita harus menjadi (memiliki
mental) seperti orang yang kita harapkan (be). Kita harus melakukan hal-hal
yang seharusnya kita lakukan (do). Kita mempunyai semua yang kita inginkan
(have)
Dari aspek
dimensi waktu ada 3 periode yang perlu kita perhatikan. Apa yang ingin kita
capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose). Apa yang ingin kita
capai dalam kurun waktu 5-10 tahunke depan ( strategic plan). Apa yang ingin
kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution).
Setelah
mendapatkan jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas, maka mulailah berkomitmen
untuk “BERUBAH” dari kebiasaan-kebiasaan yang kita pikir memang harus diubah. Berikutnya
mulai susun langkah-langkah usaha apa saja yang bisa kita lakukan untuk
menunjang sebuah produktivitas hidup kita.Mulailah dengan menetapkan target
waktu dan jadwal kegiatan selama satu tahun, serta menentukan ukuran atau
indikator keberhasilan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Buatlah
prioritas dan pilih hal-hal yang memang kita perlukan. Hindari membuat daftar
yang terlalu panjang, karena hal tersebut membuat kita “gagal fokus”.
Demikian
sekilas tentang pentingnya misi hidup dengan produktivitas, silakan dibuka
diskusi dan nanti kami akan lebih detilkan materi ini secara real di NHW #8
berbasis dari kekuatan diri teman-teman yang sudah dituliskan di NHW #7.
Salam
Ibu Profesional,
Tim
Matrikulasi IIP
Sumber bacaan:
Antologi para Ibu Profesional, BUNDA
PRODUKTIF, 2014
Materi Matrikulasi IIP, Bunda Produktif,
2016
Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda
produktif, Salatiga, 2015
Disusun oleh tim Matrikulasi Institut Ibu
Profesional
***
Resume Diskusi Materi #8
Pertanyaan 1
Saya belum
paham yang dimaksud dengan 3 elemen yang harus kita ketahui berkaitan dengan
misi hidup dan produktivitas. Bisa dijelaskan dengan contohnya, Uni Trisa?
Jawaban 1
Saya langsung
mencontohkan aja ya, Mbak.
Be (kita ingin menjadi apa). pengajar
untuk anak anak kita atau masyarakat
Do (kita ingin melakukan apa). Belajar
untuk menambah ilmu (belajar apa saja?) Mengajar (mengajar apa, mengajarnya
siapa, mengajarnya di mana saja, dan lain-lain), memberikan motivasi untuk anak anak atau masyarakat, dan lainnya.
Have (kita ingin memiliki apa).
Ingin punya
modul ajar sendiri, ingin punya sekolah, dan sebagainya.
Pertanyaan 2
Bagaimana
bila kita sudah menetapkan 3 periode yg ingin kita capai, namun di pertengahan
jalan kita berubah pikiran atau berubah tujuan. Apakah harus mengulang periode tersebut
dari awal atau bisa dilanjutkan saja?
Jawaban 2
Coba
pikirkan kembali dan evaluasi terlebih dahulu, apa yang membuat kita berubah
pikiran. Jika memang mengharuskan kita untuk merubah tujuan, kita bisa mulai
lagi dengan tujuan yang baru. Tapi yang lama jangan langsung ditinggal begitu
saja, selesaikan dulu jika ada target yang harus diselesaikan. Misalnya, saya
punya target bisa karate. Di tengah jalan, tiba-tiba saya ingin berpindah
haluan ke berenang. Saya harus menyelesaikan karate dulu sampai satu tahap
(misal sabuk kuning), baru pindah haluan. Atau saya punya target membuat buku, di tengah jalan saya memutuskan untuk jadi blogger saja. Saya harus
menyelesaikan buku yang sedang dibuat tersebut, baru pindah haluan.
Hal ini
mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas pilihan yg kita ambil. Jadi tidak
mudah berpindah haluan jika tidak alasan yang sangat kuat.
Harus mengulang
atau dilanjutkan? Tergantung situasi saat itu mba. Jika masih berhubungan,
lanjutkan. Tapi jika berubah sama sekali, mengulang dari awal. Namun, yakinlah
apa yang kita lakukan sebelumnya tidak ada yang sia-sia. Minimal hal yang telah
berlalu, dapat membentuk pola pikir
kita.
Misalnya,
saya jurusan teknik, tapi saat lulus kuliah saya malah beralih ke dunia anak.
Setelah saya pikir pikir, ternyata jurusan teknik membentuk pola pikir saya
untuk bekerja secara sistematis dalam keseharian. Jadi, tidak ada hal sia sia
dari apa yg kita kerjakan di masa lampau. Selalu ada benang merahnya. Kalau Bu
Septi menyebutnya the connection.
Pertanyaan 3
Bagaimana
jika aktivitas suka dan bisa kita rasa jauh hubungannya dengan misi hidup yang
sebelumnya kita tentukan. Lalu apa yang mendasari Mbak Trisa menentukan misi
hidup? Saya suka sekali kalo urusan dengan keadministrasian (pencatatan,
filling dokumen). Apa ya peran lebih yang bisa saya ambil selama berkegiatan di
rumah?
Jawaban 3
Bisa dimulai
mengadministrasikan kegiatan anak di rumah, Mbak. Setiap malam, catat apa saja
yang dilakukan anak, adakah perkembangannya dari hari ke hari, setiap minggu
evaluasi bersama anak. Sudah melakukan apa ya kita minggu kemarin, apa yg kita
pelajari seminggu kemaren (semuanya di catat). Minggu depan kita akan melakukan
apa ya.
Buatkan
tabel khusus seperti input data di kantor. Jika konsisten selama setahun, dua
tahun, tiga tahun dan seterusnya, mba bisa lihat hasilnya. Nanti bisa dishare
ke teman-teman bagaimana mencatat atau mendokumentasikan kegiatan anak dengan
baik.
Tidak hanya
dengan anak, bisa dengan diri sendiri, atau orang lain. Setelah itu mungkin
bisa menulis, merancang aplikasi yang berhubungan dengan administrasi dalam
rumah, dan lainnya.
@fatinahmunir | 25
Juli 2018
Review NHW MIIP #7: Ikhtiar Menjemput Rejeki
Ikhtiar Menjemput Rejeki
NHW #7 ini adalah sesi KONFIRMASI.
Dimana kita belajar mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini, apa
yang sudah kita baca tentang diri kita dengan tools yang dibuat oleh para ahli
di bidang pemetaan bakat.
Ada banyak tools yang sudah
diciptakan oleh para ahli tersebut, diantaranya dapat dilihat secara online di
www.temubakat.com, http://tesbakatindonesia.com/, www.tipskarir.com, dan masih
banyak lagi berbagai tes bakat online maupun offline yang bisa kita pelajari.
Kita menempatkan tools-tools tersebut
sebagai alat konfirmasi akhir, sehingga kita tidak akan buru-buru menggunakannya,
sebelum kita bisa menggunakan mata hati dan mata fisik kita untuk melihat dan
membaca diri dengan jujur. Kita makin paham tanda-tanda yang DIA berikan untuk
menjalankan peran produktif kita di muka bumi ini.
Efek yang bisa kita rasakan, saat
menjadi ibu kita tidak akan menjadi ibu galau yang buru-buru mencari berbagai
alat untuk bisa melihat minat dan bakat anak kita secara instan. Kita justru
akan punya pola mengamati bakat minat anak, dari kegiatan aktivitas anak
keseharian dg mengamati sifat-sifat dominan mereka, yang mungkin akan menjadi
peran hidup produktifnya kelak.
Selain itu juga memperbanyak
aktivitas panca indra sehingga kita makin paham bidang yang akan ditekuni
anak-anak. Maka modalnya, buka mata, buka hati bunda. Kayakan wawasan anak,
kayakan gagasan anak setelah itu buatlah mereka kaya akan aktivitas.
Terlibatlah (Engage) , Amati (observe), gunakan mata hati dan mata fisik untuk
mendengar dan melihat (watch and listen ) keinginan anak selama rentang 2-14
tahun, lalu perkuat pemantauan hal tersebut sampai usia 14 tahun ke atas, jadi
modal pertama adalah mata hati dan kehadiran orangtuanya.
Alat hanya mempermudah kita untuk
mengenali sifat diri kita yang produktif. Tetapi menggunakan alat bukan sebuah
keharusan yang mutlak. Bagi anda yang sudah percaya diri dengan aktivitas anda
saat ini, tidak perlu lagi menggunakan alat apapun untuk konfirmasi.
Salah satu tools yang kita coba
kemarin adalah www.temubakat.com yang kebetulan kita bisa mengkonfirmasi
langsung ke penciptanya yaitu Abah Rama Royani, yang sering menjadi guru tamu
di komunitas Ibu Profesional.
Apabila teman-teman memiliki tools
lain tentang pemetaan bakat ini yang bisa dikonfirmasi ulang ke penciptanya
silakan dipakai, sehingga kita jadi lebih banyak paham tentang berbagai alat
konfirmasi bakat kita. Setelah mendapatkan hasil segera cocokkan hasil temu
bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman tulis di NHW#1 –
NHW #6 semua ini ditujukan agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan
BAHAGIA.
FOKUS pada KEKUATAN, SIASATI segala KELEMAHAN
Fokus pada kekuatan berarti bahwa ke
depan, luangkan waktu untuk belajar dan berlatih hanya pada aktivitas yang
merupakan potensi kekuatan. Siasati keterbatasan berarti bahwa usahakan untuk
mencari cara lain dalam mengatasi keterbatasan yang ada, bisa dengan cara
menghindarinya, mendelegasikannya, bersinergi dengan orang lain ataupun
menggunakan peralatan atau sistem. Seperti halnya bila kita tidak mampu melihat
jauh karena keterbatasan mata yang minus, maka cukup diatasi dengan menggunakan
kaca mata.
Ini salah satu contoh pentingnya kita
memahami kekuatan diri kita kemudian mencari partner yang cocok. Untuk itu
silakan teman-teman amati sekali lagi, potensi kekuatan yang ada pada diri
teman-teman, kemudian minta pasangan hidup anda atau partner usaha anda untuk
melakukan proses yang sama dengan tools yang sama, agar anda dan partner anda
memiliki bahasa bakat yang sama untuk diobrolkan. Setelah itu lihat apakah anda
sama-sama kuat di bidang yang sama atau saling mengisi.
Hal ini penting untuk memasuki ranah
produktif teman-teman. Akan berkolaborasi dengan pasangan hidup atau memang
perlu partner lainnya. Apabila perlu partner lain maka teman-teman sudah paham
orang-orang dengan kekuatan seperti apa yang ingin anda ajak kerjasama.
Sehingga mulai sekarang sudah tidak lagi asal bilang “saya cocok dengan si A,
si B, si C” cocok di bidang mana? Bisa jadi kecocokan anda dengan seseorang
tidak bersifat produktif karena memang tidak saling mengisi (komplemen). Mari
kita lihat beberapa contoh di bawah ini
POTENSI KEKUATAN
Banyak orang masih berpandangan bila
kita berlatih atau membiasakan diri melakukan suatu aktivitas, kita akan
menjadi semakin hebat. Slogannya mengatakan: “pratice makes perfect”. Namun
ternyata slogan ini memiliki kebenaran sepanjang dilakukan pada potensi
kekuatan Anda. Sibuk berlatih pada aktivitas yang merupakan keterbatasan hanya
akan membuang waktu, energi apalagi biaya. Sayang bila kita berpayah-payah
melakukan aktivitas yang merupakan keterbatasan kita.
Menurut Abah Rama Royani dalam
bukunya yang beliau tulis bersama teman-teman dari Prasetya Mulya yang berjudul
4E (2010) Potensi Kekuatan adalah aktivitas yang anda SUKA melakukannya dan
BISA dengan mudah melakukannya, hasilnya bagus dan produktif.
Setelah mengkonfirmasi ulang bakat
kita dengan tools yang ada, kami sarankan jangan percaya 100%. Silakan
konfirmasi ulang hasil tersebut sekali lagi dengan mengisi pernyataan aktivitas
apa yang anda SUKA dan BISA selama ini.
Setelah memetakan apa yang SUKA dan
BISA, maka mulailah menambah jam terbang di ranah anda SUKA dan BISA, mulailah
melihat dengan seksama dan kerjakan dengan serius.
Mengapa ranah SUKA terlebih dahulu
yang harus kami tekankan. Karena membuat kita BISA itu mudah, membuat SUKA itu
baru tantangan.
Maka saran kami masuki ranah SUKA dan
BISA terlebih dahulu sebagai awalan memasuki ranah produktif teman-teman, kalau
anda sudah menemukan “pola”nya disana, sudah merasa “ Enjoy,Easy dan Excellent”
, maka mulailah mencoba ke ranah yang lain selama aktivitas tersebut masuk
kuadran BISA. Yang sebaiknya tidak dimasuki di awal ini adalah memasuki ranah
yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA.
Seiring berjalannya waktu kita semua
akan bisa dengan mudah memaknai kalimat ini. It is GOOD to DO what you LOVE, but the secret of life is LOVE what you
DO.
Sumber Bacaan :
Materi Matrikulasi IIP Sesi #7, Rejeki itu Pasti, Kemuliaan harus Dicari,
2018
Hasil NHW#7, Peserta Matrikulasi IIP, 2018
Abah Rama Royani, 4 E (Enjoy, Easy, Excellent,Earn), PPM Prasetya Mulya,
2010
Referensi tentang bahasa bakat dan potensi kekuatan di www.temubakat.com
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional
***
Resume Diskusi Review NHW #7
Pertanyaan 1
Kita dianjurkan memilih ranah SUKA
dan BISA terlebih dahulu, lalu bagaimana kalau ranah itu jutru bertentangan
dengan harapan pasangan kita. Yang diharapkannya malah masuk kelompok TIDAK
SUKA dan TIDAK BISA. Bagaimana solusinya?
Jawaban 1
Dulu saya pernah seperti ini. Yang
harus dikomunikasikan terlebih dahulu
dengan suami adalah clear, tanyakan kepada suami apa alasan beliau mengharapkan hal
yang kita tidak suka dan tidak bisa
(bentuk penghargaan atas pendapat suami). Jadikan bahan pertimbangan saat kita
mengambil keputusan.
Kemudian saya coba jelaskan pelan
pelan apa yg saya suka dan bisa. Saat itu saya hanya bilang, saya mohon izinkan
saya melakukan ini. Cukup izinkan, karena ridhomu adalah ridho Allah. Saya janji tidak akan mengabaikan tugas utama
dirumah. Saya coba lakukan yang terbaik, sehingga suami saya lihat perjuangan
saya dan akhirnya malah ikut membantu saya.
Semuanya tentang komunikasi produktif,
Mbak, tidak boleh menduga-duga, ketika kita bisa bicara secara jelas dan dari
hati ke hati, insya Allah beliau akan memahami. Pernah juga saya coba ikuti apa
yangg suami mau, tapi saya tidak bisa, akhirnya emosi saya tidak terkontrol.
Saya ungkapkan pelan pelan ke suami, alasannya. Dan suami paham, mencoba
mendukung aktivitas saya sepenuhnya selama tidak melanggar aturan-Nya dan tidak
mengabaikan tugas utama di rumah.
Pertanyaan 2
Kita dianjurkan memilih ranah SUKA
dan BISA terlebih dahulu, lalu bagaimana kalau ranah BISA TAPI TIDAK SUKA susah
kita jalani? Sedangkan pada ranah SUKA TAPI TIDAK BISA kita memiliki semangat untuk
belajar. Mohon penjelasannya. Terima kasih.
Jawaban 2
Untuk ranah bisa-tidak suka jadikan
prioritas ketiga ya, Mbak. Bagi saya sendiri, ranah ini hanya membuat ritme
hidup saya datar, tidak ada semangat untuk berinovasi dan bereksplorasi karena
saya memang tidak suka mengerjakan hal tersebut . Sekalipun saya bisa
mengerjakannya.
Untuk ranah suka-tidak bisa, ini
harus dikembangkan :) karena ketika kita sudah suka, kita akan berusaha
semaksimal mungkin agar kita bisa. Maksud dari review tersebut, lakukan ranah
suka dulu. Ranah suka ini ada 2, suka dan bisa, suka dan tidak bisa. Setelah
itu baru lanjut ke ranah bisa dan tidak suka, hindari ranah tidak suka dan
tidak bisa.
Pertanyaan 3
Saya mau bahas tentang NHW dan materi
secara keseluruhan yang Bukibuk rasakan apa ya? Ingin revisi sesuai reviewkah
atau sudah biarin sajakah atau bagaimana? Hihi soalnya setelah NHW direview kok
saya jadi merasa apa yang saya kerjakan kurang sesuai gitu ya?
Jawaban 3
Kalau saya dulu pas mengerjakan NHW,
saya satukan ke 1 folder. Dibaca secara keseluruhan. Karena setiap NHW memiliki
hubungan satu sama lain, Mbak. Saya renungi, baca, evaluasi diri, Alhamdulillah
perlahan mulai menemukan sebenarnya apa yang selama ini saya cari. Saya harus
apa dan mulai menata kembali target-target saya.
Tanggapan 3a
Curhat sedikit nih. Ranah tidak bisa
dan tidak suka saya kan dandan sedangkan suami mengharapkan saya suka dan bisa
dandan, jadi saya berusaha ambil jalan tengahnya, mencoba dandan sebisanya. Itupun
kalau di depan suami aja. Memang komunikasi kunci utama ya untuk mendapatkan
solusi.
Tanggapan 3b
Hihi. Setuju, Mbak. Dandan depan
suami aja dan ketika jalan sama suami. Saya juga nggak bisa dandan dan kurang
suka, tapi semaksimal mungkin saya usahakan untuk merawat kulit. Biar kalau
nggak dandan pun masih enak dilihat suami.
Iya, Mbak, hanya sebelum paham
tentang komunikasi produktif, saya orangnya sensitif banget tapi nggak pernah
diungkapkan. Selalu dipendam, merasa nggak enak sama suami kalau ngomong, takut
suami marah, dan lain-lain. Akhirnya saya suka nangis sendiri, kadang cepat marah,
emosi, dan lain-lain.
Dan, ternyata itu semua hanya
perasaan saya ajaa. Ketahuannya pas udah latihan komunikasi produktif dengan
suami. Semua yang saya rasakan, inginkan, saya coba utarakan pada suami. Suami
bisa memahami dan bilang, nah kalau seperti ini kan saya paham maksud kamu.
Jadi suami itu nggak bisa dikasih kode-kode. Awalnya agak canggung, tapi lama
kelamaan menjadi kebiasaan kami. Suami pun akhirnya terbawa juga untuk terbuka
sama saya. Sebenarnya komunikasi produktif ini untuk semua anggota keluarga dan
orang lain.
Materi komunikasi produktif dari Bu
Septi bisa baca lebih lengkap di google ya. Search aja komunikasi
produktif ibu professional”. Nanti
banyak muncul komunikasi produktif dengan pasangan, komunikasi produktif kepada
anak. Beda partner yang diajak
berkomunikasi, beda cara komunikasinya.
Pertanyaan 5
Akankah kita belajar komunikasi
produktif di IIP ini? Rasanya saya perlu banget ini.
Jawaban 5
Ada di kelas bunda sayang, materi
pertama, Mbak. Yuuk, selesaikan semua NHW-nya dengan sungguh-sungguh agar bisa
belajar lebih banyak di kelas bunda sayang nanti.
@fatinahmunir | 25 Juli 2018
NHW MIIP #7: Mengenal Ruang Produktivitas Diri
Kali ini
memasukin NHW #7, sebuah NHW yang berbeda dari sebelumnya. Bahkan bisa dibilang
NHW kali ini unik buat saya. Di NHW #7 ini saya dan seluruh peserta kelas
diminta untuk mengikuti tes bakat secara online (dan gratis pastinya, wkwkwk)
di www.temubakat.com milik Abah Rama,
rekan hebatnya Bu Septi dan Pak Dodik.
Setelah
melakukan tes, katanya akan ada konfirmasi berupa hasil tes yang bisa kita baca
sesuai arahan. Menurut Uni Trisa, fasilitator saya, hasil tes ini bisa kita
baca tetapi untuk menganalisanya harus bertanya kepada ahlinya. Hehehe.
Tugas
keduanya, yakni selesai melakukan tes dan membaca tes sendiri saya akan membuat
kuadran aktivitas. Kuadran aktivitas ini akan dibagi menjadi empat kuadran; kuadran
1 untuk aktivitas yang saya suka dan bisa, kuadran 2 untuk aktivitas yang saya
suka tapi tidak bisa, kuadran 3 untuk aktivitas yang saya tidak bisa tetapi
saya suka, dan kuadran 4 untuk aktivitas yang saya tidak suka dan saya tidak
bisa.
Tes bakat di www.temubakat.com
Jadi tes ini
sangat sederhana dan canggih menurut saya. Hehehe. Hanya butuh 10 sampai 15
menit untuk menyelesaika tes ini lalu akan muncul hasil beserta kesimpulan dari
tes yang sudah kita jalani. Nah, berikut ini saya akan melampirkan foto hasil
tes saya beserta penjelasan ringkasnya. Penjelasannya saya buat sendiri
berdasarkan petunjuk cara membaca hasil tes. Tapi perlu diingat lagi kalau ini
hanya membaca, bukan menganalisa hasil tes. ^^
Tadaaaa! Ini
hasil tes saya. Seluruh potensi yang muncul di atas disusun berdasarkan abjad,
bukan berdasarkan kedominanan, sedangkan untuk kolom tingkat kekuatan diri disusun berdasarkan
besarnya persentase sekaligus berdasarkan abjad juga.
Potensi saya
Berdasarkan
hasil tes ini saya punya tujuh potensi diri, yakni analisa, kreatif,
distributif, edukatif, interpretasi, melayani, dan visioner. Ketujuh potensi
ini kurang lebih menggambarkan bahwa diri saya
bagus dalam melakukan aktivitas analisa, tidak heran karena saya senang
mengobservasi dan mengamati. Terlebih di bidang saya, pendidikan autisme,
dibutuhkan kemampuan observasi dan analisa yang kuat untuk melihat kemampuan
sosial-komunikasi dan perilaku anak. Di samping itu, sangat cocok dengan
keinginan terpendam saya untuk menjadi seorang peneliti di bidang saya saat
ini.
Dikatakan
juga kalau saya memiliki kemampuan yang
lebih dalamberimajinasi untuk menemukan suatu rancangan baru.Iya sih, saya
sering banget berkhayal untuk membuat sesuatu. Bahkan tidak jarang apa yang
saya bayangkan ini berlangsung dengan sangat cepat, detail, dan sometimes apa
yang saya imajinasikan ini hampir tidak mungkin direalisasikan. Tapi tidak
apa-apalah ya, berimajinasi kan gratis dan kata orang-orang keren apa yang kita
hadapi di masa depan adalah apa yang kita pikirkan dan imajinasikan di masa
kini. Hehehe. Mungkin karena kemampuan imajinasi ini juga dikatakan bahwa saya memiliki kemampuan yang lebih daripada
orang lain untuk selalu berpikir bahwa setiap hal pasti memiliki jalannya
masing-masing. Yup! Saya memang selalu berpikir seperti ini. Saya selalu
mencari celah untuk melakukan apapun yang saya harapkan. Kalaupun celah itu
tidak terlihat sekarang, saya selalu berpikir bahwa suatu hari nanti ccelah
atau jalan itu akan terlihat dan saya bisa mendapatkan apa yang saya harapkan.
Hehehe, agak maksa sih ya, tapi insya Allah selalu positif thinking juga
jadinya ke Allah SWT. ^^
Di samping
itu dikatakan saya juga seorang yang
suka mengajar atau menyampaikan ilmu hingga bisa dipahami orang lain. Ini
benar banget! Saya suka mengajar. Di NHW sebelumnya saya sempat mengatakan
bahwa mengajar sudah seperti hobi atau kegemaran saya dan penghasilan dari
mengajar seperti bonus buat saya. Hehehe. Selain karena memang saya senang
belajar hal baru, saya senang
menjelaskan dan menyampaikan ilmu, baik dalam bentuk tulisan dan ucapan. Oleh
karena itu saya akan senang kalau ada orang yang ikut paham kalau saya juga
paham. Saya senang bersama orang-orang yang mau belajar dan mengambil hikmah
(nilai-nilai kebaikan) dari setiap yang dipelajari. Nah, hal ini beriringan
sekali dengan potensi besar saya yang dituliskan di hasil tes bahwa saya mempunyai kesenangan yang tinggi untuk
memajukan orang dan gemar melihat kemajuan orang lain.
Dua potensi
di atas Qodarullah berhubungan sekali dengan potensi saya selanjutnya. Di hasil
tes itu dikatakan bahwa saya mempunyai
kemampuan besar dalam menjelaskan sesuatu kepada orang lain dan senang melayani
dengan keinginan yang tulus.Hehehe, ini amat sangat tepat. Sampai saat ini
saya akan menolak secara batin, pikiran, dan fisik, hal-hal yang tidak bisa
saya lakukan dengan tulus. Saya harus punya alas an kuat dulu mengapa saya
harus melakukan suatu hal. Kalau saya merasa nyaman, tenang, dan penuh
ketulusan, meskipun hal tersebut sulit dilakukan maka saya akan tetap
melakukannya. Tapi kalau saya tidak bisa menemukan alasan yang membuat saya
melakukan hal tersebut dengan nyaman, tenang, dan tulus atau jujur, maka saya
tidak akan bergerak sedikitpun untuk melakukan hal tersebut. Mungkin potensi
ini yang membuat saya selama sangat senang aktivitas-aktivitas sosial atau
filantropi. Dan mungkin karena potensi ini juga saya menjadi sosok yang sangat
buruk dalam hal berpura-pura atau memasang fake smile. Hihihihi. Saya kurang
mampu menyembunyikan ketidaksukaan saya pada sesuatu apalagimemaksa diri saya
sendiri untuk pura-pura suka terhadap sesuatu. :D
Terakhir, dikatakan pula kalau saya termasuk sosok yang mampu mengantisipasi masa depan dengan bijak
dan suka menentukan tujuan jangka panjang yang benar. Saling berhubungan
dengan kemampuan kreativitas saya, pun dikatakan kalau saya senang menghayalkan
apapun yang mungkin terjadi jauh ke masa depan. Inia mat sangat saya banget
deh! Hihihi. Saya senang membuat perencanaan jangka panjang. Saking panjangnya,
sampai-sampai beberapa teman dekat akan berkomentar kalau saya berpikir terlalu
keras dan terlalu jauh. Beberapa teman bahkan berkomentar kalau saya tampak
terlalu mengkhawatirkan apa yang akan terjadi di masa depan. But it’s okay buat
saya, memikirkan keadaan kita nanti dan apa saja yang akan kita hadapi nantinya
adalah hal positif bagi saya. Lebih baik saya mengkhawatirkan masa depan
daripada saya nanti kebablasan dalam menghadapi masa depan yang tidak
dirancang, terlebih untuk masa depan akhirat saya. ^^*
Kelemahan Saya
Selain tahu
tujuh potensi terbesar dalam diri saya, dalam hasil tes bakat ini tertera juga
daftar kelemahan saya. Kurang lebih ada enam kelemahan saya, yakni dalam hal
administrasi, marketing, dalam mengoperasikan sesuatu, membuat sesuatu, dalam
menjaga sesuatu, dan saat menjual barang. Keenam kelemahan dalam hasil tes ini
dikatakan bahwa saya termasuk orang yang
perlu usaha double untuk teratur dan rapi dalam hal pemberkasan. Aha! Ini
100% betul. Saya kurang mampu melakukan hal-hal yang bersifat pemberkasan. Oleh
sebab itu saya punya usaha double untuk bisa membuat sebuah laporan keuangan
sendiri, harus sering-sering melapikan buku-buku yang berserakan di kamar,
termasuk harus mengurangi jumlah kertas yang saya punya. Entah itu kertas print
jurnal penelitian orang lain, kertas berisi artikel-artikel yang mau dibaca,
ataupun kertas-kertas bon. Jadi, kalau ada yang tidak penting, saya tidak akan
menyimpan kertas-kertas tersebut. Sedangkan untuk laporan keuangan pribadi,
saya selalu mencatat pengeluaran saya di mana saja (supaya tidak lupa sih
sebenarnya) meskipun di rumah ada satu buku khusus laporan keuangan pribadi
saya. Hehehe
Dikatakan
juga kalau saya kurang mampu
memperagakan produk atau demo produk agar orang tertarik untuk membeli.
Iya, bisa dibilang saya buruk dalam hal mendemokan produk agar orang tertarik
untuk ikut menggunakan produk ini. Hal ini mempengaruhi tingkat kemampuan saya dalam mempengaruhi orang
lain yang sangat minim. Kondisi ini membuat saya sering gagal merintis
usaha jual beli. Siasatnya saya akan meminta orang lain untuk mempromosikan dan
menjual produk yang saya punya. Dan sepertinya saya harus mengantisipasi
kegagalan setiap penelitian yang nanti akan saya lakukan dengan tidak
menggunakan atau membuat alat. Hehehe.
Di sisi lain saya juga perlu usaha luar bisa untuk
mengoperasikan sebuah mesin atau alat. Selama ini kemungkinannya ada dua;
alatnya rusak atau produknya yang rusak. Hihihihihi T,T" Hal ini sering
terjadi kepada saya, terlebih saat mengasistensi murid di kelas teknik cetak
dan garmen. Saya lebih baik menghadapi sepuluh anak hyperactive dibandingkan
menghadapi satu buah mesin yang tidak bisa melakukan apa-apa. Oleh karena hal
ini maka saya menjadi sangat kurang
dalam hal memasang atau memproduksi mesin atau bagan. Duuh! Sejauh ini saya
selalu meminta tidak diberikan kelas atau menangani kelas dengan berbagai
perangkat kecuali computer. Tapi sepertinya saya sangat main aman di sini dan
saya perlu mencari cara agar setidaknya saya bisa menghadapi mesin meskipun
hanya sekali.
Selanjutnya di
hasil tes ini dikatakan kalau saya perlu
jauh lebih banyak dari kebanyakan orang untuk mampu menjaga keselamatan dan
keamanan dari risiko bahaya atau kecelakaan. Karena kelemahan ini sejak
dulu saya sering jatuh atau luka. Saya sadar kalau saya careless, kadang
clumsy, dan mudah panik. Hal-hal ini sepertinya yang membuat saya perlu
berlatih lebih dalam hal menjaga keselamatan dan keamaan dari bahaya. Oleh
sebab itu saya lebih sering mengantisipasi bahaya daripada menjaga atau merawat
dari bahaya itu sendiri. Next, saya ingin sekali belajar ilmu medis dasar untuk
awam, setidaknya untuk hal-hal darurat. Tahun lalu saya sempat mendaftar di
BSMI (Bulan Sabit Merah Indonesia). Qodarullah pelatihannya saya batalkan
karena bertepatan dengan keberpulangan Bapak. Semoga suatu hari nanti saya bisa
belajar hal ini. Allahumma amiin.
Strenght Cluster
Kelompok
kekuatan ini menurut pemahaman saya adalah bagian yang lebih spesifik dari
hasil tes yang telah diterima. Dalam kelompok kekuatan ini dibagi menjadi dua
peran bakat yakni interpersonal dengan peran mempegaruhi orang (heading),
bekerjasama dengan orang lain (networking), dan berperan melayani orang
(serving). Peran bakat kedua yakni berperan otak kanan/intuitif (generating
idea), berperan sebagai otak kiri atas (thinking), otak kiri bawah (reasoning),
peran motivasi dalam diri (elementary), dan peran motivasi luar diri
(technical).
Dari depalan
bakat peran yang ada, saya mempunyai enam bakat peran yakni empat bakat di
peran individual dan dua bakat di peran interpersonal. Untuk saya pribadi, saya
merupakan kelompok yang dominan punya peran individual. Artinya saya punya
kemampuan generating idea atau intuisi yang cukup baik meskipun kemampuan ini
harus diiringi intuisi di bidang lain yang baik pula, mempunyai dan mampu
membuat motivasi di dalam dan di luar diri. Selebihnya menurut tes ini saya
termasuk orang yang bagus dalam peran interpersonal kecuali di satu peran,
yakni saya harus bisa belajar lebih untuk mempengaruhi orang.
Kuadran Aktivitas
Di bawah ini
saya membuat kuadran aktivitas saya sendiri berdasarkan kekuatan dan kelemahan
saya di atas.
Dari sekian
banyak aktivitas yang saya lakukan saya mengambil beberapa aktivitas yang
menonjol yang bisa saya masukkan ke dalam kuadran aktivitas bisa-suka ini.
Kuadran ini saya buat berdasarkan kecenderungan aktivitas dan refleksi dari
NHW-NHW saya sebelumnya. Melalui kuadran ini saya mencoba menyaring aktivitas
yang sekiranya perlu saya fokuskan lebih banyak lagi, yakni aktivitas yang ada
di kuadran 1 dan kuadran 2.
@fatinahmunir | 25
Juli 2018