Archive for 2018
Belajar Merencanakan Keuangan
Belajar Merencanakan Keuangan
Bismillahirrahmanirrahim
Kemarin ceritanya saya menghadiri seminar yang diadakan salah
satu teman sekomunitas, Teh Nunuy FIM dengan CERIA (Cerita Ibu dan Anak). Tema
seminar ini tentang Millenial Penakluk
Dunia; Agama Melekat, Prestasi Melesat, Finansial Menguat. Duuh, berat ya
temanya. Tapi justru karena berat itulah, saya jadi penasaran untuk datang.
Apalagi kesempatan kali ini pembicaranya kece-kece. Ada Mbak Fanny Yulinda yang
sudah terkenal sebagai finance advisor dan Mbak Dewi Nur Aisyah yang keren
banget karena segudang prestasi akademiknya di samping menjadi ibu.
Nah, sekarang saya mau coba membagikan apa yang sedikit
saya pahami tentang perencanaan keuangan yang disampaikan oleh Mbak Fany.
~~~
Kalau ditanya berapa penghasilan per bulan, setiap orang
pasti bisa menjawab dengan cepat dan tepat. Lalu ketika ditanya berapa
pengeluaran per bulan, sudah bisa dipastikan akan ada banyak yang bingung
menjawabnya, mulai memperkirakan nominalnya, atau bahwa ada yang tidak bisa
menjawab sama sekali. Kenapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya cuma satu. Karena
kita tidak pernah merencanakan akan kemana uang kita setiap bulannya.
Hal ini juga terjadi kepada saya. Kadang tahu berapa
jumpah pengeluaran, tapi lebih sering tidak tahunya. Ya itulah yang terjadi,
karena saya dan mungkin juga buibu dan calon ibu yang membaca tulisan ini
jarang bahkan tidak pernah merencanakan keuangan.
Perencanaan
Keuangan?
Sebelum membahas panjang lebar tentang perencanaan
keuangan, kita mesti tahu dulu nih apa itu perencanaan keuangan. Kalau dari
penjelasan Mbak Fany simpelnya perencanaan keuangan itu adalah proses mencapai
tujuan-tujuan keuangan kita. Jadi harus selalu ada perencanaan nih untuk setiap
rupiah yang kita punya.
Terus rencana yang dimaksud itu yang seperti apa sih?
Jadi, rencana keuangan yang dimaksud ini bukan tentang rencana mau beli apa dan
mengeluarkan uang untuk apa ya. Hehehe. Tapi ini lebih kepada kemana perginya
atau alokasi si uang ini sendiri. Mbak Fany bilang kalau setidaknya ada tiga
hal yang berkaitan dengan perencanaan ini, yaitu manajemen kekayaan, manajemen
asuransi, manajemen pesiun.
Nah loh, manajemen belajannya kok tidak ada? Tenang,
buibu dan calon ibu. Manajemen belanja itu masuk ke dalam manajemen kekayaan
kok. Nanti akan saya jabarkan sebatas pemahaman saya yang terbatas juga ya.
Hihihihi.
Kenapa
Merencanakan Keuangan?
Ini nih sebelumnya saya juga sering bingung kenapa harus
direncanakan segala. Alasan yang diberikan Mbak Fany sangat masuk akal dan
membantu saya meyakinkan diri lagi untuk rajin mengeek keuangan sebenarnya. Pertama,
jelas karena faktor ekonomi di mana nilai uang semakin tahun semakin beda,
harga kebutuhan pokok menaik cepat tapi penghasilan menaiknya lambat atau
justru tetap alias gak naik. Duuuh!
Kedua adalah tentang kondisi-kondisi di luar kendali kita
seperti ketika kita atau ada anggota keluarga yang sakit bahkan meninggal. Dan yang
terakhir adalah karena kita cuma punya peluang mengendalikan pengeluaran, bukan
pemasukannya. Hehe. Alasan terakhir ini miris sih tapi memang benar adanya >,<
Terus solusinya bagaimana dong? Harus hemat? Waah mengencangkan
ikat pinggang demi hemat dan menahan diri kayaknya akan sangat sulit buat
sebagian orang. Kalau harus gulung lengan baju untuk cari pemasukan tambahan
pun kayaknya kurang efektif kalau kita tetap tidak mengatur pengeluaran. Jawaban
sebenarnya adalah be wise spender!
Be wise spender mungkin jadi jawaban yang sangat muluk
untuk kita yang masih belajar tentang perencanaan keuangan. Tapi kalau
dipikir-pikir memang ini masalah kita yang sering kebablasan dengan
pengeluaran; karena tidak bijak dengan uang. Kalau kata Mbak Fany, ini karena
kita belum mengubah pandangan kita terhadap uang. Maksudnya adalah ketika kita
menilai bahwa uang adalah segalanya yang membuat hidup ini bisa lebih mudah,
lebih nyaman, sehingga kita bisa menikmati apapun sesuai keinginan kita. Minset
seperti di atas inilah yang berbahaya, karena akhirnya kita malah memilih
mengeluarkan uang karena gengsi, bukan karena benar-benar butuh.
“Money
is not everything, but everything need money.”
Quote di atas bisa menjadi acuan kita bagaimana
semestinya uang yang kita punya dialirkan. Wise spenders akan selalu memikirkan
bagaimana mendapatkan kebutuhannya dengan nilai uang yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhannya. Dari sinilah nanti kita berangkat merencanakan
keuangan kita.
Langkah-Langkah
Perencanaan Keuangan
Sebelum merencanakan keuangan, hal pertama yang harus
kita lakukan adalah dengan melakukan financial
check up. Apa lagi itu? Ini adalah tahapan kita mengenali keuangan kita
sendiri selama ini atau sebelum kita belajar merencanakan keuangan. Untuk
melakukan financial check up ini, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan.
Bagi yang sudah menikah bisa dimulai dari menyepakati siapa yang akan mengatur
keuangan keluarga untuk yang single, sudah tahulah ya pastinya akan mengurus
keuangan dirinya sendiri. Langkah selanjutnya adalah cek semua pemasukan dan pengeluaran tetap dan tidak tetap kita setiap bulan.
Kemudian kita juga harus mengecek
kekayaan yang kita punya. Kekayaan ini bisa dihitung dengan mengurangi aset
yang kita punya dengan hutang-hutang yang sedang dicicil atau belum dibayar.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan keuangan. Bagian ini sifatnya jangka panjang dan kita
harus tahu keuangan kita nanti akan dikeluarkan untuk apa saja. Semua yang
tertulis dari tujuan keuangan ini harus disertai nominal dan jangka waktunya. Misalnya
2 tahun lagi punya Rp50.000.000 untuk menikah, 8 tahun lagi untuk naik haji
sekeluarga Rp120.000.000, atau 10 tahun lagi punya Rp600.000.000 untuk membeli
rumah dan kendaraan pribadi, dan sebagainya.
Setelah semua tujuan keuangan kita tertulis, barulah kita
mulai mengatur perencanaan keuangan.
Sebelum memulai langkah ini, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah
semua yang tercatat harus relaistis.
Dalam mengatur perencanaan keuangan ini sangat disarankan untuk membagi
keuangan kita ke dalam beberapa pos disertai dengan persentase dari penghasilan
tiap bulan. Contoh pos-pos pengeluaran yang umum adalah membagi pengeluaran ke
pos sedekah 2.5%, tabungan dan dana darurat 10%, biaya hidup 40%, dan pos
membayar hutang 30%. Persentase dari pos-pos ini adalah presentase yang sangat
disarankan oleh Mbak Fany dan para financial advisor lainnya. Terutama untuk
persentase biaya hidup dan pembayaran hutang ya, mohon jangan coba-coba
melebihi persentase di atas :)
Untuk lebih jelasnya tentang langkah perencanaan keuangan
di atas, Mbak Fany memberikan worksheet untuk peserta seminar yang bisa
digunakan untuk mengatur keuangan bulanan. Worksheet ini sangat mudah dipahami
menurut saya dan sangat membantu memetakan keuangan. Pada worksheet di bawah
ini, ada kolom budget dan aktual. Pada kolom budget adalah dana yang kita punya
untuk tipe pengeluaran tersebut dan sifatnya bisa berubah-ubah sesuai dengan
kondisi keuangan bulanan kita. Sedangkan untuk kolom aktual adalah nilai
realistis yang kita keluarkan pada bulan itu. Setelah itu barulah kita masukkan
selisih dari budget dan aktual di kolom selisih. Di kolom selisih inilah kita
bisa melihat apakah pengeluaran kita sesuai rencana, di bawah rencana, atau
justru melebihi rencana.
Worksheet perencanaan keuangan |
Tips and Tricks
Setelah tahu langkah-langkah perencanaan keuangan, ada
beberapa tips dan tricks dari Mbak Fany yang disampaikan dan saya pikir sangat
bermanfaat nih untuk diterapkan setidaknya oleh saya.
Pisahkan tabungan
pribadi dan dana darurat. Awalnya saya bingung kenapa mesti dipisah, toh
sama-sama tabungan saya. Ternyata ini terkait dengan tujuan dari uang itu
sendiri. Tabungan akan tetap menjadi tabungan yang tidak akan digunakan sampai
tujuan keuangan itu sendiri tercapai. Baca lagi bagian menetapkan tujuan
keuangan di atas ya :) Dan sedangkan
dana darurat adalah dana yang bisa digunakan saat kondisi darurat sehingga
tabungan pribadi kita tidak terganggu jika ada situasi yang tak terkendali.
Buat lebih dari
satu rekening bank. Untuk rekening bank ini, Mbak Fany bilang kalau kita
bisa membagi rekening ke dalam 3 jenis, yaitu rekening tabungan utuh (yang
tidak boleh digunakan sama sekali), rekening dana darurat, dan rekening
kebutuhan sehari-hari. Untuk rekening tabungan utuh sebaiknya jangan membuat
kartu ATM-nya, karena toh tidak akan digunakan. Untuk rekening dana darurat,
kita bisa tetap memiliki kartu ATM-nya tetapi sangat disarankan tidak pernah
membawa kartu ATM-nya. Tapi jika tiga rekening dianggap terlalu banyak, kita
bisa menggunakan dua rekening berbeda saja. Rekening pertama untuk tabungan dan
dana darurat, rekening kedua untuk kebutuhan sehari-hari. Eh tapi peraturan
kartu ATM tetap harus dijalankan ya. Kartu ATM untuk rekening tabungan dan dana
darurat tetap tidak boleh dibawa berpergian.
Terakhir adalah tips dan tricks tentang arus masuk dan keluar uang. Jika
ada pengeluaran tambahan, kita bisa mengakalinya dengan membuat penghasilan
tambahan. Misalnya buibu dan calon buibu di sini membuat pos pengeluaran untuk
salon dan pulsa dari penghasilan sampingan berupa online shop. Jadi, ada atau
tidaknya pos untuk salon dan pulsa tergantung dengan penghasilan online shop
tadi.
Kira-kira begitulah tentang perencanaan keuangan yang
saya pahami dari pemaparan Mbak Fany. Semoga apa yang saya sampaikan ulang ini
bisa dipahami buibu dan calon buibu yang membaca dan bisa diaplikasikan dengan
baik. Allahumma aamiin. Untuk sesi kedua, sesi sharing bersama Mbak Dewi insya
Allah tulisannya menyusul setelah ini ya ^^
Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat dan
menginspirasi dalam kebaikan.
@fatinahmunir | 24 Desember 2018
Pada Jumat 14
Setiap Jumat hendak datang, selalu ada rasa yang berbeda.
Sesak yang tak pernah terbendung, seperti semua perasaan memaksa untuk dibebaskan
dari dada. Ketika matahari Kamis hendak turun, selalu ada wajahnya yang menahan
sakit dengan segenap rahasia yang rapi disimpannya.
Mata sayunya masih lekat terlihat di mata saya, hingga menjelang
Jumat datang saya lebih sering tak sanggup mememejamkan mata. Lalu berharap
Kamis malam itu pun saya tidak terpejam sedikit pun demi terakhir kali
membersamai malamnya.
Setiap matahari Jumat muncul sayup-sayup, perasaan-perasaan
yang tertahan selalu semakin memberatkan dada. Semakin kencang memaksa untuk
diluapkan entah dengan jeritan di balik bantal atau tangisan di antara suara
air keran yang sengaja dideraskan.
Tangannya yang keriput dan kasar masih terasa di tangan
saya, hingga saya selalu membayangkan bagaimana khikmatnya mencium tangan itu
untuk terakhir kalinya. Bagaimana nikmatnya mencium keningnya yang mendingin
untuk terakhir kalinya, tepat setelah salat subuh dan tanpanya.
Pada Jumat, semua perasaan yang ada selalu semakin
menyesakkan saja, Pak. Lalu tumpah melebihi biasanya, bersama airmata dan doa-doa
yang mengalir deras untukmu, Pak. Sama seperti Jumat 14 itu, saat Bapak pergi dan
semua impian saya menjadi tak lagi berarti.
Selalu sayang dan rindu, Pak.
Terima kasih lagi untuk semua yang Bapak lakukan selama
ini.
Semoga Allah hadiahkan surga terbaik-Nya buat Bapak.
Semoga bisa bertemu lagi di surga, Pak.
@fatinahmunir | Jumat, 14 Desember 2018
Sesak!
hanya mau dipeluk bapak
walau cuma sebentar
walau cuma dalam mimpi
Belajar dari Jepang: Sistem Pendidikan Hati untuk Anak Usia Dini
Konnichiwa,
Minna-san!
Hallo semuanya!
Kali ini saya mau membicarakan tentang
salah satu negara yang saya kagumi, terutama tentang pendidikannya. Jepang,
bagi saya adalah negara luar biasa karena negara ini tumbuh dan berkembang
dengan teknologi yang terus dimutakhirkan tanpa menanggalkan tradisi dan
budayanya. Dua hal yang berseberangan ini tidak asal dipadu-padankan di sana,
tetapi benar-benar digabungkan denga harmonis dan membuat negara ini menjadi
begitu besar sekaligus manis buat saya.
Walaupun saya belum pernah ke Jepang
(Semoga bisa segera tinggal di sana, ya Allah!^^), tapi saya suka membaca
buku-buku dan reality show di Jepang terutama yang berkaitan dengan pendidikan
dan budayanya. Nah, belakangan ini saya suka banget membaca tentang pendidikan anak
usia dini di Jepang di buku, blog, atau ipusnas. Tulisan kali ini adalah buah
dari membaca buku-buku tersebut yang saya pikir akan bermanfaat kalau dibaca
oleh orang lain. Semua hal yang saya tulis di sini benar-benar terinspirasi
dari system pendidikan anak usia dini di sana yang saya namakan sebagai Sistem
Pendidikan Hati. Mohon bersabar selama membaca tulisan sebanyak hampir 3000
kata ini ya ^^3
Sebelum membahas tentang sistem pendidikan
hati pada anak usia dini. Saya mau menjelaskan dulu kenapa harus anak usia dini
dan mengapa harus dibahas sekarang. Ini ada kaitannya dengan Indonesia Emas
2045 nanti.
Indonesia Emas 2045
Ada yang menarik dari perjalanan menuju
seabad kemerdekaan Indonesia. Genap seratus tahun lepas dari penjajahan,
Indonesia diramalkan akan memiliki bonus demografi yang hanya hadir ribuan
tahun sekali. Pada 2045 nanti Indonesia diprediksi memiliki 70% penduduk dengan
usia produktif atau usia 15-64 tahun dan 30% penduduk sisanya berusia tidak produktif atau usia
kurang dari 14 tahun. Bonus demografi inilah yang menjadi asal muasal digaungkannya
Indonesia Emas. Di mana pada seabad usianya, Indonesia diasumsikan memiliki
banyak pemuda.
Dominasi para pemuda dalam 70% penduduk
berusia produktif pada 2045 nanti, pastinya tidak sekadar menjadi pembahasan kuantitas
dong ya. Pastinya ada napas cita-cita besar Indonesia yang mengalir di
dalamnya. Ada Indonesia yang maju, mandiri, makmur, dan adil yang menanti untuk
diwujudkan keberadaannya oleh para pemuda. Lalu kekhawatiran pun mengemuka
tentang seperti apa 70% penduduk usia produktif yang akan dimiliki Indonesia kelak
dan bagaimana kualitas pemuda yang akan mendominasi di dalamnya.
Masih ada waktu 27 tahun untuk menjawab
kekhawatiran di atas. Itu artinya pemuda yang berusia 27 tahun hingga 35 tahun pada
masa itu baru saja dilahirkan atau sedang tumbuh pada 2018 ini. Bersamaan
dengan itu, pemuda saat ini yang berusia kisaran 20 tahun, akan menginjak usia
50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa bayi-bayi dan anak-anak Indonesia saat
inilah yang akan menjadi generasi emas Indonesia.
Kekhawatiran akan Indonesia di usia
emasnya ini terus timbul tenggelam bersama harapan akan hadirnya karakter pemuda
yang tidak hanya produktif dan inovatif, tetapi juga bermoral baik, damai,
sehat, dan secara sadar menjaga keseimbangan alam. Di sinilah sebenarnya memastikan
Indonesia melahirkan pemuda cerdas beradab adalah haluan utama dari perjalanan
menuju Indonesia Emas dan menjadikan pendidikan sebagai kendaraan untuk mencapainya.
Indonesia Emas dan Pendidikan Anak Usia
Dini
Well. Mengingat bahwa bayi dan anak-anak
di masa sekarang adalah para calon generasi emas Indonesia, maka memberikan
pendidikan terbaik kepada anak-anak usia dini, usia 0 hingga 8 tahun atau
hingga anak mencapai pendidikan kelas 3 Sekolah Dasar, adalah solusi
fundamental untuk mempersiapkan generasi yang cerdas beradab. Pendidikan ini
harus menguatkan karakter anak menjadi pemuda yang modern tetapi tetap
Indonesia. Pendidikan yang tidak hanya menjadikan pemuda sebagai pengguna tapi juga
berdaya cipta. Nah, di Jepang memang seperti ini konsen pendiidikannya.
Di Jepang, semua pendidikan usia dini
mengembalikan pendidikan kepada fitrahnya sendiri. Maksudnya anak harus dilihat
sebagai individu utuh yang tidak hanya memiliki kemampuan berpikir, tetapi juga
punya hati yang mampu mengontrol segala pekertinya. Pendidikan juga harus menjadi
sarana anak mengembangkan diri sesuai kebutuhkannya. Oleh sebab itu, pendidikan
anak usia dini harus dijalankan dengan sistem pendidikan hati, sebagaimana yang
dilakukan di Jepang, di mana sekolah menjadi tempat anak mengoptimalkan
pengembangan hati sekaligus bertumbuh kembang sesuai dengan tahapan usianya.
Ki Hajar Dewantara dan Soerjono –atau
lebih dikenal dengan panggilan Pak Kasur, pernah bilang kalau pelaksanaan
pendidikan harus melatih rasa, di mana anak usia dini bermain untuk
menyempurnakan hati, mengembangkan budi pekerti, dan meluhurkan budaya bangsa
sendiri. Dengan kata lain, sistem pendidikan hati untuk anak usia dini
memusatkan pendidikan pada hati, pikiran, mentalitas dan kemanusiaan
dibandingkan dengan tugas akademik yang belum terlalu dibutuhkan oleh perkembangan
anak pada saat itu. Keren ya pemikiran beliau-beliau. Love you both so much
Bapak Pendidikan Indonesia dan Bapak Pejuang Pendidikan Anak :*
Okay, lanjut ya. Untuk mengelaborasi apa
yang dimaksud dengan sistem pendidikan hati pada anak usia dini ini, ada beberapa
aspek yang perlu disiapkan terlebih dahulu. Di antaranya adalah kurikulum tersembunyi
yang bermodifikasi, kegiatan harian berbasis disiplin mandiri, aktivitas
keterampilan dasar, dan pengoptimalan kebersihan dan kesehatan.
Kurikulum Tersembunyi yang Bermodifikasi
Kurikulum tersembunyi yang bermodifikasi
adalah kurikulum yang memiliki dua cara kerja yang berjalan secara beriringan,
yakni tersembunyi sekaligus bermodifikasi. Kurikulum tersembunyi adalah kurikulum
di mana segala aspek pendidikan yang mengembangkan kemampuan anak tidak
tertuang dalam bentuk mata pelajaran. Dengan menggunakan kurikulum tersembunyi
ini, justru target-target pendidikan dipadukan langsung ke dalam aktivitas harian
anak.
Tujuan sistem pendidikan hati yang saya
pelajari dari buku-buku pendidikan di Jepang memang berfokus kepada
mempersiapkan anak menjadi generasi cerdas beradab, tapi bukan berarti sistem
ini mengharuskan adanya mata pelajaran adab atau budi pekerti. Pada sistem
pendidikan hati, adab atau budi pekerti dimasukkan ke dalam setiap aktivitas
harian anak di tempat anak belajar, yakni di sekolah ataupun di rumah.
Sebagai contohnya adalah tujuan
pendidikan dalam mengembangkan anak menjadi warga negara yang berkasih sayang kepada
sesama mahluk tidak menjadikan sistem pendidikan hati memiliki mata pelajaran kasih
sayang. Sebaliknya, pelajaran berkasih sayang dileburkan ke dalam aktivitas
menyiram tanaman atau memelihara hewan peliharaan bersama-sama di lingkungan
belajar di Jepang. Bahkan ada sebuh buku yang memaparkan kalau salah satu tugas
anak kelas 1-3 SD adalah merawat tanaman di rumah atau memelihara serangga.
Lalu anak-anak diminta mencatat, menggambar, dan menceritakan pertumbuhan tanaman
atau serang itu di rumah.
Demikian juga ketika pendidikan
menargetkan anak menjadi warga negara yang inovatif, tidak serta merta membuat
sekolah memiliki mata pelajaran inovasi dan kreasi. Dalam sistem pendidikan
hati yang dianut Jepang, anak dapat dikondisikan bermain secara berkelompok
untuk membangun sebuah menara dari tumpukan stik es krim. Atau pada contoh
lainnya, anak melakukan membuat kreasi bangunan dari lego secara kelompok. Beberapa
referensi yang saya dapatkan malah menyebutkan kalau di SD ada matapelajaran
kreasi. Anak-anak biasanya diminta membawa barang bekas atau sampah yang bisa
didaur ulang. Nanti di sekolah anak-anak akan berkreasi dengan projek daur ulang
masing. Kalau sudah begini, katanya yang heboh bukan hanya anak-anaknya
melainkan ibu-ibunya yang harus selalu mengumpulkan sampah rumah tangga yang
bisa dikreasikan anak.
Pada contoh ini materi inovasi dan
kreasi dalam kurikulum tersembunyi sebenarnya dapat dilakukan secara individu.
Namun jauh lebih baik jika dilakukan secara berkelompok. Hal ini dikarenakan
untuk sekaligus menjadikan aktivitas ini sebagai sarana bermain sambil belajar hidup
berkelompok untuk saling percaya, interaksi sosial dan kerja sama sebagaimana
kondisi nyata kehidupan.
Contoh pengaplikasian kurikulum tersembunyi
yang lainnya adalah aktivitas berbincang-bincang singkat di setiap akhir kelas.
Di sini guru dan murid dapat membicarakan aktivitas yang terjadi selama sehari
penuh di tempat belajar, termasuk permasalahan yang ada pada hari itu. Dengan
sistem pendidikan hati, guru di Jepang sepertinya punya kesadaran yang lebih
besar untuk menstimulus kemampuan anak mengemukakan perasaan dan pendapatnya di
dalam bincang-bincang kelas ini. Ketika kelas membahas suatu masalah, guru pun
dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan stimulus agar anak bisa berdiskusi
dengan teman sekelasnya untuk memecahkan masalah tersebut bersama.
Beralih kepada kurikulum bermodifikasi,
yakni kurikulum yang terpusat pada pemerintah tetapi sekolah atau tempat
belajar mempunyai hak untuk memodifikasi kurikulum tersebut sesuai kebutuhan
anak dan budaya yang ada di lingkungan belajar tersebut. Artinya walaupun
menggunakan kurikulum yang sama dan mempunyai target pendidikan yang serupa,
pelaksanaan pendidikan usia dini di beberapa daerah pasti akan berbeda sesuai
dengan kebutuhan anak di daerah tersebut. Akan tetapi meskipun berdampak pada
berbedanya pengaplikasian kurikulum di lapangan, tetapi modifikasi kurikulum
ini tetap harus dilakukan tanpa melenceng dari acuan kurikulum pusat. FYI, kurikulum
pendidikan Jepang terpusat loh, tapi fleksibel dan sekolah bisa dengan leluasa
menyesuaikannya dengan kebutuhan anak-anak.
Sebagaimana penjelasan di atas, maka
kurikulum tersembuyi yang bermodifikasi menjalankan nilai-nilai pengembangan
kognitif, afektif, dan psikomotorik secara bersamaan. Kemudian semua aspek
dalam kurikulum bukan berbentuk penyampaian materi di dalam kelas melainkan terintegrasi
ke dalam aktivitas anak bersama lingkungan belajarnya di sekolah ataupun di
rumah.
Kegiatan Harian Berbasis Disiplin
Mandiri
Kemudian ada aspek kegiatan harian
berbasis disiplin mandiri yang bagian pelaksanaannya sangat melekat dalam
hampir seluruh aktivitas anak. Karena kegiatan harian berbasis disiplin mandiri
ini adalah bagian dari kurikulum tersembunyi, maka sama seperti sebelumnya, tidak
ada pemberian materi tentang apa itu disiplin dan mandiri. Tetapi lingkungan
dan aktivitas dibentuk untuk mengembangkan anak menjadi pribadi yang disiplin
juga mandiri. Anak dikembangkan kemampuannya untuk berdisiplin atas tanggung
jawabnya sendiri tanpa mendapatkan ancaman dalam bentuk apapun.
Kedisiplinan anak dalam konsep sistem
pendidikan hati ini tidak hanya mengarahkan anak untuk mengikuti aturan atau
perintah. Akan tetapi secara tidak langsung guru juga telah memberikan tanggung
jawab dan kepercayaan kepada anak, sekaligus memberikan anak ruang untuk
belajar bekerja sama dengan anak lain di dalam kelompoknya. Kemandirian anak
dalam konsep sistem pendidikan hati bukan hanya menjadikan anak dapat melakukan
berbagai hal secara mandiri. Tetapi kembali lagi kepada memberikan anak
kepercayaan bahwa apa yang menjadi tugas anak adalah tanggung jawabnya sendiri
dan harus diselesaikan sendiri.
Implementasi disiplin mandiri ini dapat melalui
pemberian tanggung jawab kepada anak secara berkelompok. Misalnya guru memberikan
tanggung jawab kepada lima sampai enam anak yang berbeda di setiap harinya untuk
membereskan mainan atau perlengkapan kelas. Dapat pula guru memberikan tanggung
jawab bergilir kepada anak secara individu atau berkelompok untuk mengelap kaca
di kelas setiap pulang sekolah. Penerapan tugas secara berkelompok pada aspek
aktivitas disiplin mandiri ini ditujukan agar anak memahami bahwa mandiri tidak
berarti dilakukan sendirian saja tanpa teman atau bersosialisasi. Akan tetapi
anak dipahamkan bahwa mandiri dalam lingkungan berkelompok berarti setiap
individu mempunyai dan menyelesaikan tugasnya sendiri.
Dalam praktik aktivitas berbasis
disiplin mandiri di atas, guru, orang tua, dan lingkungan belajar sangat tidak
dianjurkan nih untuk memberikan ancaman atau perintah tanpa contoh. Sebagai
gantinya, anak harus diberikan kepercayaan penuh dan tetap dibantu jika anak
mengalami kesulitan. Maksudnya adalah dalam segala aktivitas belajarnya bukan
berarti anak dibiarkan sendirian ya. Tetapi tetap ada pengawasan guru atau
orang dewasa ketika anak sedang menikmati ruang dan waktunya untuk belajar dari
pengalaman dan kesalahan yang dilakukan bersama-sama dengan teman sebayanya.
Aktivitas Keterampilan Dasar
Aspek selanjutnya adalah aktivitas
keterampilan dasar yang dalam sistem pendidikan hati aspek ini akan membantu anak
mengembangkan keterampilan hidup dan daya kreativitasnya. Pada aktivitas ini
anak diberikan kesempatan untuk berimajinasi dan mengekspresikan diri. Secara
tidak langsung, jiwa anak diberi stimulus pembelajaran agar tumbuh menjadi
pemuda yang merasa dan mencipta.
Dalam penerapannya, anak diberikan
aktivitas belajar yang berkaitan langsung dengan keterampilan hidup. Contohnya
adalah aktivitas merapikan dan membersihkan ruang belajar bersama-sama,
menyapu, mengepel, dan mengelap kursi dan meja bersama. Melalui aktivitas ini
anak disiapkan menjadi pemuda yang merasa, yang sedikit demi sedikit diberi
aktivitas nyata agar anak mempunyai pengalaman dan mampu saling menjaga.
Aktivitas lainnya adalah aktivitas seni
dasar seperti bernyanyi, bermain alat
musik, dan mendaur ulang sampah menjadi prakarya baru dalam bentuk projek
individu ataupun kelompok. Pada keterampilan inilah anak diberikan pengalaman
untuk mencipta melalui kesenian dan projek yang dibuatnya sendiri.
Pengoptimalan Kebersihan Dan Kesehatan
Terakhir adalah aspek pengoptimalan
kebersihan dan kesehatan anak usia dini. Aspek yang kerap kali diremehkan oleh
masyarakat Indonesia ini tanpa disadari memiliki dampak yang cukup besar dalam
tumbuh kembang anak usia dini loh. Karena jika kebersihan dan kesehatan anak
tidak diperhatikan, maka anak dapat mudah terkena penyakit hingga aktivitas
anak menjadi terhambat dan terbatas. Kalau sudah begini, pastinya sia-sia sudah
semua sarana dan prasarana pendidikan sebagus apapun itu.
Pengoptimalan kebersihan dan kesehatan pada
sistem pendidikan hati tetap diterapkan dalam bentuk bermain dan beraktivitas
keseharian di lingkungan belajar. Contohnya adalah merutinkan aktivitas pagi
dengan menyikat gigi bersama dan mencuci tangan. Dapat pula diterapkan dalam aktivitas
membersihkan tempat belajar setiap hari bersama-sama dan bermain olahraga
setiap pekannya. Kalau yang ini sudah sering lihat mungkin ya di film atau dorama
Jepang saat anak-anak SD mengepel lantai kelas atau menyikat kamar mandi. Aktivitas
ini bukan hal yang aneh di Jepang, karena kebersihan sekolah adalah tanggung
jawab seluruh warga sekolah dan tidak akan pernah ada petugas kebersihan di SD.
Tidak cukup sampai di situ, kebersihan
tempat belajar dan pelaksanaan olahraga bersama juga perlu ditunjang dengan
terpantaunya gizi dan nutri. Makan siang bersama dengan gizi seimbang yang
disiapkan oleh sekolah adalah contoh usaha besar dari sistem pendidikan hati
agar anak usia dini tetap terjaga asupan nutrisinya. Melalui penerapan makan
siang ini, anak yang berasal dari keluarga berekonomi rendah pun tetap memiliki
setidaknya satu kali asupan gizi yang baik dalam sehari.
Akan lebih baik lagi jika sekolah
melakukan pemeriksaan pertumbuhan anak seperti mencatat perubahan berat badan
dan tinggi badan anak setiap semesternya. Pencatatan berat dan tinggi badan
anak bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya permasalahan
pertumbuhan anak. Pencatatan BB dan TB ini benar-benar dilakukan di Jepang.
Jadi selain ada buku laporan perkembangan kemampuan social dan akademik anak,
ada juga loh buku laporan yang isinya perkembangan kesehatan anak yang ditulis
oleh dokter anak yang ditugaskan ke sekolah setiap semesternya.
Berbagai aspek dari sistem pendidikan
hati untuk anak usia dini di atas pastinya diperkirakan membutuhkan fasilitas
yang tidak sedikit. Tapi sebenarnya karena segala aspek tersebut merupakan
aktivitas keseharian. Maka untuk menerapkannya sekolah cukup dengan memaksimalkan
fasilitas yang ada di dalam atau di lingkungan sekolah. Tidak perlu media
khusus untuk menerapkan sistem pendidikan hati ini karena segala aspeknya
merupakan bagian dari kehidupan keseharian anak.
Dalam pengaplikasiannya, sistem
pendidikan hati untuk anak usia dini ini menuntut keterlibatan penuh dari setiap
figur lingkup pendidikan anak. Tidak
hanya guru dan orang tua, tetapi staff sekolah atau lembaga pendidikan juga
berperan sebagai motor pendidikan. Artinya orang tua bukanlah klien guru dan
staff di sekolah, melainkan rekan sesama motor pendidikan yang menjadikan anak
sebagai objek utama pendidikan itu sendiri. Oleh sebab itu para motor
pendidikan harus memiliki komunikasi, kerja sama, dan rasa saling percaya.
Jauh
lebih dalam lagi, motor pendidikan perlu menyadari betul bahwa
pekerjaan-pekerjaan yang ada di dalam sistem ini adalah pekerjaan lahir untuk
mendidik batin. Hal ini tentu saja demi mencapai tujuan jangka panjang sistem pendidikan
hati, yakni agar anak-anak tumbuh menjadi pemuda yang berpekerti baik dan
menggunakan kecerdasannya untuk kemaslahatan bersama.
Sistem pendidikan hati yang dirancang Jepang
ini agaknya bisa kita tiru untuk menyiapkan generasi emas Indonesia yang cerdas
beradab ini akan berjalan dengan baik jika wajib belajar diterapkan sebagaimana
mestinya. Yang mana wajib belajar seharusnya menjadi masa anak memperoleh hak
belajarnya tanpa ada tinggal kelas dan ujian masuk atau ujian penentu kelulusan
selama dalam masa tersebut. Jika wajib belajar diterapkan cara demikian,
program wajib belajar telah mendukung sepenuhnya kebutuhan perkembangan anak
dan hal ini sama dengan mendukung menyiapkan generasi emas Indonesia yang
cerdas beradab.
Dalam sistem pendidikan hati pada anak
usia dini ini tentunya pendidikan tidak begitu saja melupakan aspek kognitif
dan meniadakan aktivitas akademik anak usia dini. Pengenalan ruang, bentuk,
meningkatan motorik kasar dan halus, semuanya tetap ada meskipun dileburkan ke
dalam aktivitas keseharian. Aktivitas ini dapat tidak melulu menggunakan kertas
dan gunting, anak bisa belajar ruang dan bentuk dari contoh benda-benda di
sekitar lingkungan belajar. Demikian juga dengan pengenalan huruf dan angka,
tidak selalu dilakukan murid dengan kertas dan pensil. Aspek kognitif ini tetap
dileburkan dalam aktivitas keseharian seperti aktivitas mengenal huruf dan
angka di atas pasir, mengenal hitungan sederhana dari dengan mengenal jumlah
bangku di dalam kelas saat merapikan kelas, dan sebagainya.
Tugas besar para motor pendidikan untuk
menerapkan sistem pendidikan hati ini pastinya adalah bagaimana memindahkan
segala tuntutan kurikulum ke dalam aktivitas keseharian. Hal ini tentu tidak
mudah, tetapi akan menjadi mudah jika membaginya ke dalam aspek-aspek sistem
pendidikan hati seperti yang telah dijelaskan di atas.
Seperti itulah rancangan sistem
pendidikan hati pada anak usia dini yang diterapkan di Jepang. Jadi tidak heran
lagi ya, bagaimana orang-orang Jepang didominasi dengan orang-orang yang
inovatif tapi tetap punya budi pekerti yang tinggi. Kalau kata teman Jepang
saya mungkin karena budaya malu di Jepang sangat tinggi, jadinya orang akan
selalu berhati-hati bersikap dan tidak mau merepotkan atau menggangu orang
lain. Kembali ke sistem pendidikan hati pada anak usia dini ya. Siapa tahu ada
teman-teman yang mau mendirikan sekolah atau sudah punya anak dan mau
menerapkan system seperti ini, kayaknya akan sangat bagus untuk Indonesia ke
depannya nih. Ya kalau diterapkan kita semua bisa bersama-sama menaruh
napas-napas harapan, untuk menyiapkan anak-anak Indonesia menjadi generasi emas
yang cerdas beradab dan mampu menjadikan Indonesia bersinar di usia emasnya.
Aamiin.
@fatinahmunir | 11 Desember 2018
Sehari Memperingati Hari Disabilitas untuk Selamanya Berarti
Masih dalam suasana memperingati Hari Disabilitas
Internasional 2018, saya jadi kepikiran bagaimana peringatan yang hanya satu hari
ini bisa memberikan arti dalam jangka waktu yang lama untuk banyak orang. Tidak
untuk individu dengan disabilitas saja tetapi juga untuk semua kalangan dalam lingkungan
social kita.
Kalau mengengok lagi semangat pencanangan Hari Disabilitas
Internasional (HDI) dalam tulisan saya sebelumnya, peringatan HDI ini semestinya untuk me-refresh pemahaman masyarakat umum atas
keberadaan individu dengan disabilitas. Juga sekaligus memberikan harapan baru kepada
individu dengan disabilitas untuk semakin dapat diterima oleh masyarakat dengan
cara yang baik.
Apalagi tema HDI 2018 ini yang sangat visioner, Empowering Persons with Disabilities and
Ensuring Inclusiveness and Equality. Memberdayakan Individu dengan
Disabilitas serta Memastikan Keinklusian dan Kesetaraan. Tema ini dibuat
sebagai bentuk harapan PBB atas Agenda Pengembangan Jangka
Panjang 2030 nanti. Pada agenda ini, PBB menjanjikan leave no one behind alias tidak
meninggalkan seorang pun. Ini artinya PBB menargetkan 2030 nanti setiap
kalangan masyarakat, yang memiliki keterbatan fisik, keterbatasan ekonomi, dan
kalangan etnis minoritas, dalam berkembangan bersama sebagaimana masyarakat
pada umumnya sebagaimana nilai-nilai keinklusian itu semestinya dijalankan.
Terus bagaimana dong
supaya peringatan yang satu hari ini bisa berarti dalam jangka panjang untuk
teman-teman disabilitas ataupun nondisabilitas? Di bawah ini saya insya Allah
akan sedikit sharing pemikiran saya yang semoga bisa ditiru oleh teman-teman semua , baik teman-teman disabilitas, teman-teman nondisabilitas yang sudah mengenal baik dunia disabilitas
ataupun tidak tahu sama sekali tentang kedisabilitasan.
Pertama, kenalkan
dunia disabilitas kepada masyarakat umum dengan cara terbaik versimu. Untuk
teman-teman disabilitas dan yang sudah mengenal baik dunia kedisabilitasan, hal
ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya dengan bercerita
tentang pengalaman kalian yang berhubungan dengan dunia kedisabilitasn melalui
lisan atau tulisan. Teman-teman bisa cerita saat kumpul-kulmpul atau hang out.
Bagi yang aktif menggunakan social media, teman-teman bisa sesekali posting
tentang kedisabilitasan dalam feed atau story kalian.
Saya pribadi memilih menjadikan social media yang saya
punya termasuk blog ini sebagai media mengenalkan dunia murid-murid saya,
keautistikan, kepada teman-teman saya. Kadang saya juga memberikan tips mengajar
atau cara yang saya gunakan dalam berinteraksi dengan mereka.
Nah, dalam satu hari atau sepekan sejak peringatan HDI
2018, teman-teman bisa membuat tema feed teman-teman menjadi special mengenalkan
dunia disabilitas. Atau bisa juga teman-teman ikut membagikan berbagai info
kegiatan yang berhubungan dengan kedisabilitasan. Tapi perlu diingat, ketika
ingin posting info-info tentang kedisabilitasan dan ada foto teman disabilitas
di sana, pastikan foto itu sudah mendapat izin publikasi dari teman disabilitas
tersebut. Kalaupun tidak memungkinkan meminta izin, teman-teman bisa
menghindari posting bagian wajah atau cukup menggunakan foto ilustrasi yang
banyak tersebar bebas di google.
Kedua, biasakan
melihat kelebihan setiap individu dengan disabilitas daripada kekurangannya. Sejak
kuliah pendidikan khusus, dosen-dosen saya selalu menekankan bahwa label pada
setiap individu disabilitas tidaklah penting. Ketika kita tahu hambatan atau
masalah pada individu dengan disabilitas tersebut, kami para guru selalu
dituntut menemukan kelebihan mereka. Sekecil apapun itu kelebihan atau
potensinya. Kemudian kami akan berusaha sebisa mungkin untuk melibatkan mereka
dengan kemampuan yang mereka miliki dan mengembangkan kemampuan tersebut
menjadi lebih maksimal.
Saya pikir konsep ini semestinya tidak hanya digunakan
oleh pengajar individu dengan disabilitas seperti saya, tetapi juga harus dimiliki
oleh setiap masyarakat. Jika setiap orang memiliki persepsi seperti ini, focus kepada kelebihan orang lain, maka
sangat mungkin pandangan dengan rasa iba, takut, jijik, atau merendahkan akan
hilang dengan sendirinya. Bahkan konsep fokus pada kelebihan orang lain ini
tidak hanya akan membuka peluang bagi individu dengan disabilitas, tetapi membuka
mata dan hati kita untuk lebih menghargai setiap orang yang kita temui.
Ketiga dan
keempat, dua cara yang tidak dapat dipisahkan yaitu libatkan teman-teman dengan
disabilitas dalam aktivitas kalian dan beri akses pada aktivitas tersebut.
Setiap dari kita pasti punya aktivitas rutin atau kesukaan. Nah, mulai sekarang
coba sedikit demi sedikit untuk melibatkan teman-teman dengan disabilitas dalam
aktivitas kalian.
Misalnya buat kalian yang suka menonton film, coba
sesekali ajak teman dengan disabilitas netra (masalah penglihatan) untuk nonton
bareng di bioskop. Tapi jangan lupa memberikan akses kepada mereka dengan
membisikkan alur cerita jika tidak ada dialog dalam adegan film tersebut supaya
teman-teman dengan disabilitas netra bisa memahami alur ceritanya. Atau jika
teman-teman suka datang ke agenda seminar, talkshow, atau kajian keagamaan,
teman-teman bisa ajak teman-teman dengan disabilitas dengar (tuli) untuk
mengikuti agenda tersebut. Tapi tetap berikan akses berupa interpreter atau
penerjemah bahasa isyarat agar teman-teman tuli bisa memahami apa yang
disampaikan oleh pembicara.
Kalau teman-teman mau melibatkan teman-teman dengan
disabilitas lebih dalam lagi, teman-teman yang suka membuat projek atau sedang
manjalankan start-up bisa melibatkan teman-teman dengan disabilitas dalam
pekerjaan ini. Jangan lupa cara kedua (melihat kelebihan mereka) dan berikan
akses agar mereka bisa terlibat dan mengembangkan diri mereka dengan maksimal
ya.
Lima, ajak
teman-teman yang belum mengenal disabilitas untuk ikut serta. Kalau
teman-teman sudah mencoba tiga-empat hal di atas, jangan lupa untuk ajak
teman-teman yang masih awam dengan dunia kedisabilitasan untuk ikut bergabung
atau setidaknya ikut hang out dan berteman dengan teman-teman dengan
disabilitas. Karena keinklusian ini akan berjalan dengan baik jika semakin
banyak orang yang terlibat.
Lima setengah,
ikut sebarkan tulisan ini agar semakin banyak yang membaca dan memahami cara
memperingati Hari Disabilitas Internasional 2018 ini agar berarti untuk
selamanya. Hehehe. Ini setengah promosi blog sebenarnya, tapi semoga apa
yang saya tuliskan di sini benar-benar bermanfaat ya. ^^3
Kurang lebih begitulah beberapa cara yang menurut saya
bisa kita lakukan untuk mendukung teman-teman dengan disabilitas. Semoga dengan
lima langkah kecil ini, bisa membuka jalan merealisasikan keinklusivan dalam kehidupan
kita semua.
Lima cara di atas kok kayaknya cuma bisa dilakukan oleh teman-teman
yang nondisabilitas ya. Lalu apa yang bisa dilakukan oleh teman-teman dengan
disabilitas itu sendiri?
Untuk teman-teman dengan disabilitas, dari banyak sharing
bersama teman-teman dengan disabilitas masalah dari dalam diri mereka hanya
satu yakni self-esteem atau mengakui kemampuan diri sendiri. Teman-teman dengan
disabilitas hanya butuh sedikit lebih percaya diri, membuka diri atas kemampuan
yang teman-teman miliki dan berani terlibat dengan masyarakat. Pastinya hal ini
membutuhkan kepercayaan diri yang tinggi karena risiko yang diambil pasti tidak
kecil. Seperti gagal di usaha pertama, tidak diacuhkan, bahkan diragukan
kemampuannya. Tapi teman-teman dengan disabilitas harus tetap maju.
Mas Dimas (disabilitas netra) dengan kartunet.com-nya,
Senna (disabilitas netra) dengan karier kepenulisannya, Annisa Rahmania (tuli) dengan dakwah hijrahnya untuk
teman-teman tuli, Mbak Cucu Saidah dan Mas Faizal (disabilitas fisik) dengan
aktivitas advokasi keinklusiannya, dan Muhammad Ikbar Ishomi (Spektrum Autisme)
dengan prestasi anggarnya, atau Ananda Sukarlan (Asperger) dengan prestasi
permainan pianonya. Nama-nama ini mungkin bisa menjadi contoh buat teman-teman
dengan disabilitas di luar sana, bahwa fokus kepada kemampuan yang dimiliki dan menghargai
kemampuan diri sendiri adalah kunci utama sebelum teman-teman dengan
disabilitas terjun lebih jauh lagi ke masyarakat yang lebih luas lagi.
Perlu kita ingat sekali lagi, bahwa keberadaan Hari Disabilitas
Internasional ini lahir dengan semangat harapan jangka panjang akan keinklusian
masyarakat. Tujuan ini hanya bisa dicapai dengan kerjasama antar teman-teman
dengan disabilitas dan masyarakat nondisabilitas untuk saling mendukung,
menjalankan peran maisng-masing dengan maksimal, dan saling mengoreksi demi
terciptanya lingkungan yang inklusi untuk semua kalangan.
Jadi, mari kita rayakan bersama keinklusian ini mulai
dari diri sendiri, dari hal yang kecil, dari hal yang paling mudah kita
lakukan.
Selamat Hari
Disabilitas Internasional!
@fatinahmunir | 5 Desember 2018
Siapa yang Memperingati Hari Disabilitas?
Bagi sebagian masyarakat umum, Hari Disabilitas Internasional mungkin diartikan sebagai hari euphoria bagi individu dengan disabilitas. Atau dianggap sebagai euphoria orang-orang yang terlibat dengan disabilitas, misalnya keluarga dan orang terdekat mereka, atau tim yang menangani mereka seperti guru, terapis, dan psikolog.
Kalau boleh sedikit bercerita, sebenarnya sebelum ada
Hari Disabilitas Internasional atau dalam versi aslinya disebut International
Day of Persons with Disabilities, pada 1981 PBB terlebih dahulu mencetuskan Tahun Disabilitas
Internasional (International Year of Disabled Persons). Tema yang diangkat saat
itu adalah Full Participation and Equality (Partisipasi Penuh dan Kesetaraan).
Sejak ada IYDP, berbagai organisasi dan pemerintahan
berbagai negara mulai melibatkan disabilitas dalam banyak lini kehidupan.
Setelah itu untuk lebih meningkatkan tujuan ini, barulah pada 1992 PBB
mencanangkan tanggal 3 Desember sebagai Hari Disabilitas Internasional.
Berubahnya IYDP menjadi IDPD sejak 26 tahun lalu ini
karena PBB merasa bahwa waktu hampir 10 tahun yang digunakan sejak ada IYDP dapat digerakan menjadi lebih besar lagi di bawah program dunia yang
dikendalikan PBB. Selain itu, PBB punya harapan agar setiap orang bisa ikut
andil dalam membantu individu dengan disabilitas untuk dapat terlibat dalam
segala lini kehidupan dan mendapatkan kesempatan yang sama dengan yang lainnya.
Nah. Kalau kita tengok lagi, itu artinya tidak ada banyak
euphoria atau perayaan yang sesungguhnya dalam Hari Disabilitas Internasional
ini sebab hari ini lahir dengan napas perjuangan untuk memberikan dan mendapatkan apa
yang seharuskan dimiliki setiap individu dengan disabilitas. Dalam keriuhan
peringatan Hari Disabilitas Internasional ini setiap orang tanpa terkecuali
diharapkan dapat ikut menyebarluaskan tentang dunia kedisabilitasan, menerima
individu dengan disabilitas sebagaimana mereka menjadi bagian dari lingkungan sosial,
dan memberikan mereka kesempatan yang sama sebagaimana masyarakat umum
memilikinya.
Membicarakan hal ini, saya jadi teringat beberapa hari
lalu menjelang Hari Disabilitas Internasional 2018 (International Day of
Persons with Disabilities 2018). Saat itu saya berbincang santai dengan salah
seorang teman sekaligus rekan mengajar. Topik perbincangan kami bermula dari
satu pertanyaan simpel dan yang mungkin sudah kami simpan selama bertahun-tahun
di kepala masing-masing.
Mengapa setiap agenda Hari Disabilitas Internasional kedisabilitasan
peserta yang hadir didominasi oleh individu dengan disabilitas itu sendiri, keluarga
yang mempunyai anggota keluarga dengan disabilitas, atau para calon pengajar
dan pengajar individu dengan disabilitas?
Ya, kurang lebih mungkin tulisan ini menjadi jawabannya.
Yaitu karena masih banyak masyarakat yang menganggap Hari Disabilitas
Internasional hanya milik setiap individu dengan disabilitas dan orang-orang
yang terlibat langsung dengan mereka. Padahal setiap kita secara tidak langsung
adalah yang terlibat dengan mereka. Karena setiap hal yang kita lakukan dan peluang
yang dimiliki ada milik mereka.
Jadi, siapa yang memperingati Hari Disabilitas?
Jawabannya adalah kita semua. Dengan cara ikut mengenal
mereka dengan baik, melibatkan mereka dengan cara yang baik, dan memberikan mereka ruang untuk meraih kesempatan yang
sama dengan kita semua.
Selamat Hari Disabilitas Internasional!
Mari kita rayakan bersama!
Mari kita rayakan bersama!
@fatinahmunir | 3 Desember 2018
KONMARI: Berbenah ala Jepang Sekaligus Mengubah Pola Hidup (Bagian 2)
Setelah pengenalan panjang tentang berbenah ala Konmari dan
pembahasan tentang merapikan pakaian di tulisan sebelumnya, sekarang kita akan
membahas beberapa kategori benda lainnya yang akan kita benahi, seperti buku,
kertas, pernak-pernik, dan benda-benda sentimental.
Menyimpan Buku
Prinsip menyimpan buku ala Konmari masih sama seperti
prinsip membenahi pakaian. Kita hanya perlu menyimpan buku yang membangkitkan
kebahagiaan dan membuang sisanya! :D
Tantangan saat berbenah buku akan berbeda dengan berbenah
pakaian. Saat berbenah buku pasti akan ada rasa tidak tega untuk membuang
dengan alasan suatu hari nanti ingin membuat perpustakaan, ingin dibaca ulang
nanti, atau ingin di baca kapan-kapan. Kalaupun kita ingin membuat
perpustakaan, maka pertimbangkan apakah kita rela perpustakaan kita dipenuhi
buku-buku yang tidak membangkitkan kebahagiaan? Kalau ingin membaca ulang buku
yang sudah pernah dibaca, apakah benar kita akan membaca ulang buku tersebut di
tengah masih adanya daftar buku yang ingin dibaca atau dibeli? Terakhir, yakin
tetap ingin menyimpan buku yang sudah lama dibeli tapi belum dibaca dengan
alasan akan dibaca kapan-kapan? Sebab nyatanya, kapan-kapan berarti tidak akan
pernah :) Ada pengecualian dalam menyimpan buku ala Konmari, satu jenis buku yang boleh disimpan tanpa
ditanyakan apakah menumbuhkan kebahagiaan atau tidak adalah buku favorit kita
sepanjang masa.
Sama seperti proses berbenah pakaian, setiap buku yang ada
di rumah atau ruangan harus dikumpulkan di atas lantai. Pegang satu per satu
buku yang ada, disarankan untuk menyentuh atau mengusap setiap sampul buku.
Kemudia bertanyalah kepada diri sendiri apakah buku tersebut memberikan
kebahagiaan atau tidak ketika disentuh. Jika tidak memberikan kegembiraan, maka
buanglah atau sumbangkan buku-buku tersebut ke tempat yang membutuhkan :)
Apabila memiliki terlalu banyak buku meskipun sudah ada yang
disingkirkan, maka kita perlu mengkategorikan lagi buku-buku yang kita miliki. Setidaknya
ada empat kategori besar buku ala Konmari, yaitu buku umum (buku yang dibaca
untuk hiburan), buku praktis (referensi, buku masakan, dll), buku visual
(koleksi foto, buku untuk mewarnai, dll) dan terakhir majalah. Untuk memudahkan
dan lebih mengerucutkan buku yang akan disimpan, kita bisa membuat kategori
sendiri. Misalnya cukup menyimpan buku tentang parenting, bisnis, dan
keagamaan.
Setelah kita mendapatkan buku yang ingin kita simpan, yang
membangkitkan kegembiraan, barulah kita bisa menata buku di dalam rak sesuai
dengan selera. Tapi perlu dipastikan bahwa buku-bukut tersebut masuk ke dalam
rak.
Menyortir Kertas
Pada prinsipnya semua kertas harus dibuang. Kita harus membuang kertas apa saja yang
selama ini kita simpan, kecuali tiga kategori berikut; kertas yang masih
dipakai, masih diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dan kertas yang harus
disimpan hingga waktu tak terbatas. Sedangkan untuk mebenahinya, kita cukup
membuat dua kategori kertas, yakni kertas yang harus diurus dan kertas yang
harus disimpan.
Kertas yang harus urus contohnya adalah surat yang harus
dibalas, formulir yang harus diisi dan dikirim, dan koran yang harus dibaca.
Seluruh kertas kategori ini sebaiknya disimpan dalam satu tempat, tidak perlu
dipisah. Sebagai wadah penyimpanan kategori ini, disarankan untuk menggunakan
kotak arsip vertikal. Digunakannya kotak arsip vertikal adalah karena wadah ini
memudahkan kita untuk mengambil kertas yang akan diurus segera. Satu lagi,
perlu diingat bahwa kotak penyimpanan kertas yang harus diurus ini semestinya
tidak penuh dan lebih baik kosong. Jika kotak penyimpanannya penuh atau terisi,
berarti ada hal yang belum kita urus.
Kategori kertas yang harus disimpan dapat kita buat menjadi
subkategori lagi, yaitu kertas yang jarang dikeluarkan tetapi harus disimpan.
Kertas subkategori ini misalnya adalah surat kontrak, polis asuransi, garansi,
dan sebagainya yang sebenarnya tidak membangkitkan kebahagiaan tetapi tetap
harus disimpan. Kertas subkategori ini disarankan disimpan di map plastik
bening dan dijadikan satu semuanya.
Kertas yang harus disimpan subkategori sering digunakan
adalah resume seminar atau kliping surat kabar. Karena kertas jenis ini sering
digunakan, maka untuk menyimpannya kita bisa menggunakan map berbentuk buku
yang berisi lembaran-lembaran plastik.
Apabila tahapan membenahi kertas sudah kita jalani, berrati
kita cukup memiliki tiga tempat penyimpanan kertas, yaitu kotak arsip vertikal,
map bening, dan map buku plastik. Jika ada kertas baru yang harus disimpan,
jangan menambah tempat penyimpanan kertas, melainkan kembali sortir ketas yang
ada :)
Komono (Pernak-Pernik)
Di antara kita pasti ada yang suka menyimpan benda-benda
kecil, apapun itu bentuknya yang kita pikir kemungkinan tidak tega untuk
membuangnya atau berpikir akan menggunakan benda tersebut suatu hari nanti. Jika
kita amati, tidak ada tujuan khusus dari kebiasaan menyimpan seperti ini.
Kebanyakan alasannya hanya karena ingin saja atau suka, tanpa tahu apa yang
akan kita lakukan dengan benda-benda tersebut.
Jika kita memiliki kebiasaan ini dan ingin menerapkan metode
Konmari, maka kita harus membuang kebiasaan ini jauh-jauh. Masih ingat hal yang
harus dilakukan untuk menerapkan metode Konmari dalam berbenah? Salah satunya
ada mengapresiasi benda yang kita punya. Kebiasaan
menyimpan barang tanpa tujuan tidak sejalan dengan mengapresiasi benda di mana
memanfaatkan benda dengan baik adalah cara terbaik untuk mengapresiasinya.
Di Jepang sendiri, benda-benda kecil seperti ini disebut komono. Secara harfiah, komono tidak hanya berarti benda-benda
kecil, tetapi juga perkakas, komponen, atau hal-hal tidak penting seperti yang
biasa orang Indonesia sebut tetek bengek.
Jika kita bayangkan, akan ada banyak sekali benda jenis
komono ini dan betapa sulitnya membenahi itu semua. Akan tetapi dalam berbenah
ala Konmari akan kita akan lebih mudah berbenah menggunakan urutan komono
sebagai berikut; CD/DVD, produk perawatan kulit dan wajah, aksesoris, barang
berharga, elektronik kecil, alat tulis, alat dapur, pajangan, dan sebagaimana.
Masih sama seperti sebelumnya, seleksi barang-barang yang
akan kita simpan dengan tolak ukur membangkitkan kebahagiaan atau tidak. Setelah
itu kita bisa merapikan dan menyimpan setiap pernak-pernik ini berdasarkan
kategorinya.
CD/DVD. Untuk
CD/DVD, jangan lupa untuk mengecek apakah kepingan CD/DVD yang masih berfungsi
atau tidak. Kemudian pisah lagi CD/DVD ini berdasarkan subkategori; music,
film, drama, dan program (jika kita memiliki elektronik yang membutuhkan CD
untuk menggunakannya, seperti printer, program computer, dan sebagainya). Kita
bisa menggunakan dompet CD/DVD untuk menyimpannya. Kendati sudah dibagi ke
dalam subkategori dan disimpan dalam dompet CD/DVD, kita tetap harus meyimpannya
di satu lokasi, misalnya letakknya semuanya di dalam laci lemari kecil dekat
TV.
Produk perawatan
kulit dan wajah. Dalam merapikan produk perawatan kulit dan wajah
(kosmetik), kita perlu menyeleksi terlebih dahulu produk mana yang benar-benar
kita gunakan dan membangkitkan kebahagiaan. Untuk sejumlah sampel produk kosmetik
yang kita dapat dari sales di mal, tidak
usah berpikir keras untuk memilihnya jika memang tidak kita gunakan, semua itu
bisa kita buang atau diberikan kepada orang yang memang menggunakan produk
tersebut.
Tempat penyimpanan kosmetik sebaiknya dibagi berdasarkan
subkategorinya. Misalnya produk perawatan kulit, produk perawatan rambut, produk
perlengkapan mandi, dan produk perawatan wajah. Setiap subkategori ditata di
dalam kotak make up organizer dengan posisi berdiri. Hindari penyimpanan make
up di dalam dompet make up seperti ingin bepergian.
Seluruh subkategori produk kosmetik ini sebaiknya diletakkan
di satu lokasi, contohnya diletakkan di atas meja rias atau meja dekat kamar
mandi yang memang lokasinya dapat dijangkau untuk kebutuhan mandi dan berhias
setelah mandi.
Aksesoris. Selanjutnya adalah aksesoris termasuk di sini adalah perhiasan. Bagian aksesoris ini mungkin akan menjadi yang sulit bagi beberapa orang, dikarenakan benda ini kecil dan dimiliki dalam jumlah yang tidak sedikit.
Aksesoris. Selanjutnya adalah aksesoris termasuk di sini adalah perhiasan. Bagian aksesoris ini mungkin akan menjadi yang sulit bagi beberapa orang, dikarenakan benda ini kecil dan dimiliki dalam jumlah yang tidak sedikit.
Sama seperti sebelumnya, untuk membenahi aksesori sebaiknya
memisahkan aksesoris berdasarkan jenisnya. Penataan letak aksesoris bisa
digabungkan di satu lokasi, seperti di meja rias berdekatan dengan kosmetik di
dalam laci rias. Untuk wadah penyimpanan aksesoris sendiri sebaiknya
menggunakan wadah yang sesuai dengan bentuk aksesoris, misalkan kalung ditata
di gantungan kecil yang bisa diletakkan di atas meja, gelang disimpan di wadah dengan
tabung untuk melingkarkan gelang di tabung tersebut, cicin disimpan di dalam
kotak cincin yang dapat memuat beberapa cicin sekaligus. Untuk aksesoris lain
seperti pin atau bros bisa disatukan dalam wadah kotak dan untuk peniti atau
jarum bisa ditata di atas wadah dengan spons yang kita bisa menancapkan jarum
atau peniti di atasnya.
Seluruh aksesoris di atas bisa dimasukkan dalam kotak
masing-masing. Laci kecil bertingkat dapat juga menjadi pilihan untuk menyimpan
berbagai aksesoris ini.
Barang berharga. Yang
dimaksud barang berharga dalam metode Konmari ini salah satunya adalah uang
receh. Mungkin sering menemukan uang receh tergeletak di mana-mana di dalam
rumah kita. Meskipun kita sudah menyediakan tas khusus uang receh, tapi sering
kali di antara kita tidak memiliki tujuan untuk apa uang receh itu dikumpulkan,
padahal jelas-jelas recehan tersebut tetaplah uang.
Menggunakan metode berbenah Konmari, seperti yang dipaparkan
sebelumnya, kita harus mengapresiasi atau menghargai setiap benda yang kita punya.
Terkait dengan uang receh ini, kita pun harus menghargainya, sekecil apapun
nominal uangnya. Kemudian perilah cara membenahinya adalah cukup sediakan satu
dompet kecil khusus receh di dalam tas jika di luar rumah kita memiliki uang
receh saat berjual beli.
Untuk di dalam rumah, sediakanlah satu tempat khusus -ingat
hanya satu tempat penyimpanan di dalam rumah, untuk menampung uang receh yang
ada di kantung. Jangan biarkan satu koin atau uang receh pun yang tercecer di
sembarang tempat. Selanjutnya jangan
lupa untuk menukar uang receh tersebut secara berkala, misalnya satu sampai
tiga bulan sekali untuk ditabung ke bank atau ditukar ke took atau petugas
parkir yang memang membutuhkan uang receh.
Elektronik kecil. Kamera, handy camp, power bank, charger
elektronik, dan kabel-kabel penghubung adalah perintilan lain yang pasti sering
berserakan atau memiliki tempat penyimpanan yang layak. Kamera dan handy camp
biasanya disimpan di dalam lemari pakaian dengan alasan akan lebih aman karena
dikelilingi benda-benda yang lembut, sedangkan power bank dan charger berbagai
elektronik dibiarkan tergeletak di dekat sumber listrik tanpa diurus.
Cara seperti di atas sama saja kita tidak menghargai
berbagai barang elektronik kecil yang kita punya, yang kerap kali tidak ingin
kita tinggalkan jika bepergian. Untuk menyimpannya, disarankan untuk menyimpan
elektronik sejenis ini di satu lokasi dan tidak disimpan bersama dengan
kardusnya. Dalam prinsip Konmari, setiap kardus hasil pembelian barang harus
segera dibuang, tidak untuk ditumpuk atau disimpan dengan apapun alasannya.
Jika kardus tersebut tidak ingin dibuang, maka kita harus langsung atau segera
memanfaatkannya, misalnya menjadikan kardus handphone sebagai tempat aksesoris,
dan sebagainya.
Untuk charger elektronik, kita bisa menggunakan (membeli
atau membuat sendiri) charging organizer yang membuat kabel-kabel elektronik
tidak saling tergulung.
Alat tulis.
Pernak-pernik yang satu ini pasti ada di setiap rumah, terutama yang sering
menggunakannya untuk pekerjaan sehari-hari. Karena banyaknya jenis alat tulis
itu sendiri, maka apabila sudah menyeleksi alat tulis yang membangkitkan
kebahagiaan, tugas selanjutnya adalah menyiapkan wadah penyimpanan alat tulis.
Wadah penyimpanan yang sangat disarankan adalah stationary organizer yang dapat
membuat seluruh alat tulis tertata berdiri. Jika tidak memiliki stationary
organizer, kita bisa memanfaatkan bekas gulungan tisu atau menggunakan gelas
bekas untuk menyimpannya.
Alat tulis seperti sticky note, notes kecil, double tape,
dan solasi, bisa disimpan di dalam wadah kotak khusus alat tulis dan diletakkan
tidak berjauhan dengan alat tulis lainnya.
Perlengkapan dapur.
Berbicara merapikan perlengkapan dapur berrat berhubungan dengan kerapian
dapur. Prinsip membenahi perlengkapan dapur adalah bagaimana kita bisa mudah
mengambil dan meletakkan perlengkapan dapur yang ingin dan telah dipakai.
Kita bisa mencontoh kebiasaan pada koki di dapur di mana
mereka terbiasa mencuci perlengkapan dapur sesudah menggunakannya. Maka kita harus
membiasakan langsung membersihkan perlengkapan dapur sesaat setelah
menggunakannya, tidak menunggu perabotan kotor menumpuk.
Seperti biasanya, menyeleksi perlengkapan dapur hanya yang
membangkitkan kebahagiaan juga sangat penting, sebagaimana prinsip dari
Konmari. Kemudian menata perlengkapan dapur berdasarkan kategorinya dan
meletakkan katagori yang sama di satu lokasi.
Bagaimana dengan perlengkapan dapur yang memang tidak ingin
digunakan seperti gelas-gelas bermotif dan piring-piring cantik? Apabila gelas
dan piring tersebut tidak membangkitkan kebahagiaan, maka kita tidak perlu
menyimpan atau menggunakannya, sedangkan apabila gelas dan piring tersebut
membangkitkan kebahagiaan, maka lebih baik gelas dan piring tersebut digunakan
untuk keseharian, bukan disimpan. Bukankan akan lebih menyenangkan dan
bersemangat jika kita menggunakan benda yang membangkitkan kebahagiaan kita?
Coba bayangkan betapa membahagiakannya bisa menggunakan perabotan favourite
dengan motifnya yang cantik-cantik :)
Pajangan dan pernak-pernik lainnya. Kategori komono yang
terakhir ini mungkin akan lebih luas lagi cakupannya, bisa berupa benda-benda
hiasan atau dekorasi rumah, perlengkapan hobi, dan mainan anak-anak. Tetap pada
prinsip yang sama, kita harus memilih benda yang betul-betul membangkitkan
kebahagiaan. Selepas itu, kita bisa menyimpannya berdasarkan kategori. Misalnya
perlengkapan hobi sebaiknya disimpan di satu lokasi seperti di lemari khusus
hobi. Sedangkan untuk mainan anak-anak, disarankan untuk menyimpannya di dalam
wadah kotak sesuai dengan kategori mainannya dan ditempatkan di satu lokasi,
seperti di lemari khusus Montessori jika memang tersedia. Kalaupun tidak ada
lemari khusus Montessori, kita bisa menggunakan bagian kosong dari lemari yang
ada di rumah. Tetapi perlu diingat bahwa setiap mainan harus dipisahkan
menggunakan kotak atau kardus sesuai dengan kategorinya.
Bagaimana dengan pajangan? Setelah kita memiliki pajangan
yang betul-betul hanya membangkitkan semangat, kita bisa menata seluruh
pajangan tersebut di tempat yang terjangkau oleh mata. Ingat, kita memiliki
pajangan untuk dipajang, bukan untuk disimpan di dalam lemari hanya dengan
alasan khawatir pajangan tersebut pecah.
Selesai sudah kita membahas ilmu berbenah ala Konmari.
Semoga kita bisa konsisten menjaga kerapian dan tetap menyukuri setiap benda
yang kita miliki dengan cara memanfaatkannya sebaik mungkin selama kita miliki.
Selamat mencoba dan semangat konsisten!
@fatinahmunir | ditulis pada 24 Januari 2018
KONMARI: Berbenah ala Jepang Sekaligus Mengubah Pola Hidup (Bagian 1)
Setahun belakangan ini Konmari menjadi sangat marak
diperbincangkan di kalangan ibu-ibu, calon ibu, dan pecinta buku. Mengapa
menjadi sangat marak? Sebab ilmu unik yang ada dalam buku ini sangat dibutuhkan
banyak orang.
Sebenarnya apa sih Konmari? Mengapa bisa sangat terkenal dan
banyak orang mempelajari dari bukunya, termasuk saya pribadi.
Konmari adalah metode
berbenah ala Jepang yang mengajak orang-orang yang menerapkan metode ini untuk
mengubah pola pikir dan gaya hidup. Metode ini dikembangkan oleh perempuan
asal Jepang yang menyukai seni dekorasi ruang yang kini menjadi konsultan
bisnis di Tokyo. Di negara asalnya metode ini digunakan tidak hanya untuk
membenahi rumah tetapi juga kantor.
Mengapa Konmari? Metode berbenah ini diinisiasi oleh Marie Kondo melalui pengalamannya dan kegemarannya berbenah dan melihat ruangan yang
rapi. Menurutnya ada banyak hal yang menyebabkan kita tidak biasa menjaga
kerapian, yakni kita tidak berbenah dengan ilmu berbenah, memilih berbenah
sedikit demi sedikit setiap hari, gemar menyimpan barang apa saja, terlalu
menginginkan kerapian sempurna, tidak memiliki konsep atau tujuan berbenah, dan
kurangnya apresiasi kita kepada benda yan dimiliki. Berangkat dari hal di atas,
Konmari memiliki beberapa aturan yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
selama proses berbenah.
Marie Kondo Source: The Pool |
Hal pertama yang
harus dilakukan sebelum berbenah adalah pelajari dulu ilmu berbenah.
Belajar menjadi rapi dan meletakkan barang pada tempatnya, menurut metode Konmari
tidaklah cukup untuk memahami ilmu berbenah. Oleh sebab itu, kita perlu
mempelajari ilmunya, dan mempelajari Konmari ini sendiri adalah salah satu cara
untuk mempelajari ilmu berbenah.
Lalu menggunakan satu waktu untuk berbenah secara tuntas
adalah hal yang harus dilakukan jika kita ingin mempraktikkan metode Konmari. Karena
kebiasaan kita berbenah sedikit-sedikit setiap hari justru akan menghilangkan
esensi dari berbenah itu sendiri. Misalnya begini, hari ini kita memutuskan
membenahi dapur, lalu besok kita membenahi seluruh kamar tidur di lantai satu,
kemudian seluruh kamar tidur di lantai tiga di besok lusa, begitu seterusnya.
Jika metode seperti ini yang digunakan, maka hasilnya adalah ruangan atau rumah
yang sudah ditata dan dirapikan akan kembali berantakan. Dengan berbenah sekaligus, atau bisa diartikan sehari penuh, dipercayai
tidak hanya menuntaskan kerapian ruangan tetapi juga dapat mengubah diri dan
pola pikir orang yang berbenah.
Selanjutnya, jangan
lupa untuk rajin membuang barang yang tidak diperlukan atau yang sudah lama
tidak dimanfaatkan. Tentang membuang
barang-barang, akan kita bahas lebih luas di bagian selanjutnya dari tulisan
ini. Di sisi lain, berbenah ditujukan untuk mendapatkan suasana dan hidup yang
lebih baik, bukan untuk mendapatkan kesempurnaan. Oleh sebab itu, dalam Konmari
sangat dihindari menjadikan kesempurnaan ruangan sebagai tolak ukur selama kita
berbenah menggunakan metode Konmari. Sebaliknya, yang menjadi tolak ukur dalam Konmari adalah keseimbangan.
Kendati metode Konmari tidak mengedepankan kesempurnaan, tetapi
kita tetap memerlukan perencanaan berbenah sebelum berbenah. Perencanaan berbenah ini dilakukan agar
kita mengetahui apa yang kita inginkan dan apa tujuan kita. Salah satu cara
yang direkomendasikan metode Konmari dalam perencanaan berbenah adalah dengan
memvisualisasikan ruangan yang akan dirapikan.
Saat ingin merapikan ruangan, coba kita lihat sekeliling
ruangan tersebut. Bayangkan apa yang akan kita lakukan selama di dalam ruangan
itu, apa yang kita harap dapat kita rasakan jika memasuki ruangan itu, apakah
rasa teduh, bahagia, tenang, penuh semangat, atau lainnya? Jangan lupa juga
untuk membayangkan apa saja yang akan kita letakkan di setiap sudut ruangan dan
bagaimana kita menata isi lemari-lemari yang ada di ruangan. Pemvisualisasian
seperti ini penting, karena bagian ini mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup
kita ke depannya.
Terakhir adalah mengapresiasi benda yang dimiliki. Dapat
dikatakan ini adalah inti dari metode Konmari. Berbenah ala Konmari bukan semata-mata merapikan benda, melainkan bagaimana
mengapresiasi benda yang kita miliki. Memanfaatkan benda sebagaimana
fungsinya adalah cara terbaik untuk mengapresiasi benda yang kita punya. Jika
memang kita sudah tidak bisa memanfaatkan benda tersebut karena alasan ada
benda lain yang yang digunakan atau memang sudah tidak membutuhkan benda
tersebut, maka menyimpan atau menumpuk benda bukanlah cara mengapresiasinya.
Sekalipun ada rasa berat untuk membuang benda tersebut, tapi kita harus
memikirkan bahwa benda yang semestinya bermanfaat justru tidak lagi bermanfaat
jika terus ditumpuk atau disimpan.
Alih-alih menyimpan dan menumpuk barang, kita bisa
mengucapkan terima kasih atas apa yang telah benda-benda tersebut lakukan
selama kita miliki. Termasuk juga kita bisa berterima kasih kepada benda-benda
tersebut karena pernah memberikan kebahagiaan –setidaknya saat pertama kali
dibeli. Setelah berterima kasih kepada semua benda yang tidak lagi digunakan,
barulah kita bisa membuangnya.
Mari Membuang Sebelum
Berbenah!
Membuang barang adalah hal yang harus dilakukan sebelum
berbenah ala Konmari. Proses pembuangan barang ini pun dilakukan tanpa ampun,
di mana kita harus mengenyampingkan perasaan terlalu sayang kepada benda atau
perasaan bersalah untuk membuang. Ingat! Meskipun proses pertama ini adalah
membuang, fokus kita bukanlah kepada benda apa yang akan dibuang melainkan
fokus pada benda apa yang ingin kita simpan.
Lalu bagaimana cara terbaik menentukan apakah kita
benar-benar ingin menyimpan barang tersebut atau tidak? Caranya cukup mudah, hanya simpan barang yang sparking joy, membangkitkan
kebahagian kepada kita. Kriteria ini berlaku untuk setiap barang yang kita
punya, sehingga tidak peduli barang itu pemberian orang, hadiah, atau
kenang-kenangan, kita tetap harus bertanya apakah benda tersebut membuat kita
bahagia atau tidak.
Berbenah Berdasarkan Kategori
Kesalahan kita selama
ini dalam berbenah adalah kita berbenah berdasarkan lokasi, bukan kategori.
Misalnya adalah kita mulai berbenah kamar tidur terlebih dahulu, lalu ruang
tamu, terakhir dapur dan kamar mandi. Cara berbenah seperti ini dinilai salah
besar dalam Konmari. Sebagai gantinya, kita harus berbenah berdasarkan
kategori. Marie Kondo, pemilik metode ini, membagi kategori benda yang
diurutkan seperti berikut; pakaian, buku, kertas, pernak-pernik, dan terakhir
benda-benda bernilai sentimental.
Jadi maksudnya bagaimana ya berbenah berdasarkan katagori
itu? Yang dimaksud dengan berbenah berdasarkan kategori adalah jika kita ingin
membenahi pakaian, maka kita harus membenahi seluruh pakaian yang ada di rumah,
di manapun tempat pakaian itu tersimpan di dalam rumah. Lalu jika kita ingin
merapikan buku-buku, maka kita harus merapikan seluruh buku yang ada, bukan
dirapikan berdasarkan tempat buku itu disimpan (di kamar atau di ruang keluarga).
Begitu seterusnya dengan benda-benda kategori lain.
Membenahi Pakaian
Untuk membenahi pakaian, hal paling pertama yang harus kita
lakukan adalah mengumpulkan semua pakaian yang tersimpan rumah. Entah itu di
dalam lemari, di cucian, di jemuran, di gantungan, dan sebagainya, semua harus
dikumpulkan di atas lantai. Saat mengumpulkan seluruh pakaian, jangan lupa
untuk dibagi berdasarkan subkategori lagi. Metode Konmari menyarankan untuk
membagi pembenahan pakaian berdasarkan urutan subkategori sebagai berikut;
atasan (kemeja, sweater, dll), bawahan (celana panjang, rok, dll), pakaian yang
harus digantung (jaket, setelan jas, dll), kaos kaki, pakaian dalam, tas (tas
tangan, ransel, dll), aksesoris (topi, syal, sabuk, dll), pakaian khusus (baju
renang, seragam, dll), dan terakhir sepatu.
Selanjutnya setelah seluruh pakaian dikumpulkan dan dibagi
berdasarkan subkategori, inilah waktunya kita memilih pakaian yang ingin
disimpan, yaitu pakaian yang membangkitkan kegembiraan. Lalu membuang sisanya,
pakaian yang tidak membangkitkan kegembiraan. Jika memang di tempat tinggal
kita terdapat LSM atau organisasi yang menampung pakaian bekas layak pakai,
kita juga bisa menjadikan tempat tersebut sebagai opsi selain membuang.
Kemudian, kita akan masuk ke tahap memvisualisasikan seperti
yang kita bahas di awal tulisan ini. Iya, dalam berbenah kita harus membayangkan
akan seperti apa penataan ruangan dan isi lemari kita setelah dirapikan nanti.
Perlu diingat, berbenah pakaian ala
Konmari memiliki tujuan menata isi lemari agar setiap benda di dalamnya dapat
dilihat sekali lirik.
Melipat atau menggantung? Metode Konmari menjawab melipat pakaian adalah cara terbaik dalam
menyimpan pakaian, karena akan jauh mengefisiensikan tempat penyimpanan.
Alasan lain mengapa metode Konmari mengutamakan melipat pakaian karena dalam
proses melipat ini kita akan banyak berinteraksi dengan pakaian kita sendiri.
Masih ingat prinsip mengapresiasi benda yang kita miliki?
Berinteraksi dengan pakaian selama melipat adalah bentuk apresiasi kita kepada
pakaian yang selama ini bekerja melindungi tubuh kita. Dalam melipat telapak
tangan kita akan sering menyentuh pakaian, di saat ini kita bisa meresapi
kebahagian yang ditimbulkan oleh pakaian tersebut. Bisa juga kita berterima
kasih dan bersyukur atas nikmatnya saat pertama kali memiliki atau setiap kali
memakai pakaian tersebut.
Masuk ke dalam sesi melipat pakaian. Ada yang berbeda dalam
lipat melipat pakaian ala Konmari. Jika biasanya kita menumpuk pakaian dengan
cara menidurkannya di lemari, dengan metode Konmari kita menata pakaian dengan
cara mendirikannya di lemari. Mengapa dianjurkan mendirikan pakaian yang
dilipat di dalam lemari? Ini berkaitan dengan prinsip mengapresiasi benda yang kita
punya. Selama kita berpakaian, seluruh pakaian sedang menjalankan tugasnya. Itu
artinya ketika kita menyimpan pakaian di lemari, kita sedang mengistirahatkan
pakaian dari tugas hariannya. Jika kita menumpuk pakaian, maka sama saja
membebani pakaian dan dengan mendirikannya pakaian bisa lebih beristirahat dan
“bernapas”.
Agar setiap pakaian bisa berdiri, setiap pakaian yang
dilipat harus membentuk segi empat sederhana yang bisa ditegakkan. Caranya
adalah sebagai berikut. Setelah membentangkan pakaian yang aka dilipat, pertama
kita harus lipat sisi-sisi samping pakaian ke bagian tengah dan lipat lengan
baju ke dalam sehingga terbentuk persegi panjang (cara melipat lengan baju
disesuaikan dengan selera masing-masing). Kedua, lipat lagi seperti langkah pertama.
Lalu, ambil sisi atas dan bawah pakaian ke bagian tengah, sehingga terbentuk
persegi panjang yang lebih pendek. Kemudian, lipat lagi sisi atas dan bawah
seperti sebelumnya atau bisa disesuaikan dengan ukuran pakaian yang dimiliki
hingga terbentuk persegi empat dan lipatan bisa didirikan.
Dengan dilipat seperti cara di atas, pakaian dapat ditata
menyamping, sehingga kita bisa melihat semua tepian pakaian ketika membuka
lemari. Selain itu, kita juga jadi tidak
usah khawatir akan merusak lipatan pakaian lainnya sebagaimana jika pakaian
ditata penumpuk. Sebab dengan penataan menyamping, pakaian lainnya tetap
tertata rapi selama kita melipat dengan benar; pakaian dapat berdiri tegak.
Cara melipat bawahan ala Konmari |
Cara melipat gaun atau pakaian panjang ala Konmari |
Bagaimana dengan pakaian yang digantung? Prinsip pakaian yang disimpan di lemari
gantung ala Konmari adalah menggantung pakaian berat (pakaian panjang, berbahan
tebal, dan berwarna gelap) di sebelah kiri lemari dan pakaian ringan di sebelah
kanan. Jadi semakin ke kanan, pakaian yang digantung akan semakin pendek,
bahan semakin ringan, dan warna semakin cerah.
Cara menggantung pakaian ala Konmari
|
Cara melipat kaos kaki, stocking, dan pakaian dalam ala Konmari )
Demikianlah sedikit resume dari buku Konmari
seputar prinsip berbenah ala Konmari dan cara membenahi pakaian. Untuk metode
membenahi benda lainnya ada di tulisan selanjutnya.
@fatinahmunir | ditulis pada 23 Januari 2018